"I envy the cup of coffee that kisses you every morning"
—Coffee, Tori Kelly.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
***
"How you doin' , honey?"
Aera tersenyum lebar sesaat setelah menyeruput kopi paginya. Ia lantas menopang dagu dan menatap wajah sang ayah dari layar macbookmiliknya.
Pagi ini selesai membersihkan apartemennya, Aera mampir untuk minum di salah-satu tempat kopi yang ada di lobby gedung apartemennya.
"Everyting is good. I got lots of friends. Oh, do you remember Somi, dad?"
"Yes, your highschool friend, right?"
Aera mengangguk, "She's in Korea."
"Really? That's good."
"Yep."
"What are you doing by the way? You look so happy today."
Kim Aera mengangkat satu gelas caramel macchiato hangatnya dan kembali tersenyum.
"I got no assignment so I'm here at starbucks, doin' nothing."
Ayahnya tertawa dari sebrang sana, "That's cool."
"I miss you, dad," gumam Aera pelan membuat sang ayah yang tadinya tertawa kini justru menatapnya sedih.
"I will see you on December, after launch my new collection. Okay?"
Aera menghela napasnya pelan, "Just come here now,"
"I can't baby girl. You know it."
"Yeah, I know."
"Where's your smile? Give me one, please?" Sahut sang ayah dengan suaranya yang mengecil. George Kim mencoba menghibur Aera yang nampak ya mengalami home sick saat ini.
Hal itu kontan membuat Aera menarik sudut bibirnya untuk tersenyum. Bahkan ini belum 2 minggu sejak kedatangannya ke Seoul tapi rasanya Aera sudah rindu Los Angeles.
"There you go, my beautiful daughter!"
"Mwoya?" Cicit Aera kecil merasa geli dengan ucapan sang ayah.
"Oh? I know that word. Your mom often say that!" ujar George membuat Aera tertawa agak keras. Ah, pasti ibunya mengeluarkan kata itu saat ayahnya membuat jokes yang tidak lucu. Duh, Aera sangat rindu berkumpul bersama mereka.
