Kringgg...
"Hoaammm..." Dara bangun dari tidurnya dengan malas. Namun, sedetik kemudian senyum Dara terukir dan bergegas ke kamar mandi.
Dara keluar dari kamar mandi dengan seragam sekolah yang sudah membalut tubuhnya.
Tidak memerlukan waktu lama untuk dandan Ala Dara. Hanya memakai bedak baby dan sedikit liptint. Selesai.
"Bagusan di iket atau di urai aja yah?" tanya Dara pada diri sendiri.
Tak kunjung mendapat jawaban, Dara turun ke lantai bawah tepatnya di meja makan dimana orang tuanya berada.
"Ma, rambut dara bagusan di urai atau dikucir?" tanya Dara pada sang mama.
"Dikucir aja" jawab Lyn dengan senyum yang tidak pernah pudar.
Dara kembali ke kamarnya di lantai atas.
Dara mulai mengucir rambutnya. Dara kembali melihat pantulan dirinya di cermin kemudian melepas kembali ikatan rambutnya.
Selang beberapa menit, Dara turun kembali. Kali ini bukan untuk bertanya melainkan untuk sarapan bersama kedua orang tuanya.
"Lohh.. Kok di urai?" Lyn kepada sang anak
Dara cengengesan mendegar pertanyaan sang bunda "Hehe... Bagusan dii urai Ma.."
Mereka sarapan diselingi sedikit percakapan ringan.
"Pa, hari ini Dara ke sekolah bereng temen yah" izin Dara kepada Dimas.
"Sama siapa? Nak Rayan?" tanya Dimas.
"Sama Alvaro. Pa" Jawab Dara denga senyum mengembang.
"Siapa lagi itu? Semalam nak Rayan, sekarang Alvian?" tanya Dimas
"Alvaro, Pah. Alvian itu asisten papa" Dara memperbaiki ucapan sang ayah.
"Yah itu.. Alvaro"
"Temen doang kok pa. Alias calon pacar.. Hehe"
"Kapan kapan temuin ke mama sama papa" kata Lyn
"Buat apa?" tanya Dara.
"Mau bandingin antara Rayan sama Alvaro lahh" jawab Lyn.
"Ihh.. Mama, kok Rayan sihh. Rayan itu cuma temen doang. Gimana mau suka, dia suka banget tuh jailin Dara" kata Dara dengan emosi yang mulai naik mengingat perlakuan Rayan terhadapnya.
"Yakin, gasuka sama Rayan?" tanya Dimas.
"Yakin kok pa" Jawab Dara tegas.
"Yahh.. Padahal mama sukanya sama nak Rayan lohh."
"Papa juga"
Dara tidak tahu mau menjawab seperti apa. Toh, jika orang tuanya suka akan Rayan, itu adalah pilihan mereka. Tapi menurut Dara, setelah orang tuanya bertemu dengan Alvaro pasti mereka akan beralih ke Alvari dan tidak lagi menjodoh jodohkan Dara dengan Rayan.
Tin.
Baru saja Dara menghabiskan sarapannya, ponsel Dara bergetar menandakan pesan masuk.
Alvarooo
*Gw diluar.
Tanpa membalas pesan Alvaro, Dara pamit kepada Dimas dan Lyn.
"Ma,pa. Dara berangkat dulu." kemudian menyalimi tangan kedua orang tuanya dan bergegas pergi.
"Waalaikum salam, sayang" Lyn mengingatkan Dara.
YOU ARE READING
Arrayan & Addara
Teen Fiction"Aku mencintainya. Tapi, entah kenapa disaat dekat denganmu aku merasakan sesuatu yang tak kurasakan saat bersamanya" -Addara Mikayla Ayudia "Siapapun yang kau cintai itu, aku tak peduli. Aku hanya ingin kau tetap aman walau hatimu bukan untukku" -A...
