Tiga

37 19 11
                                        

"Pa, kok Dara belum turun yah? Padahal udah mau jam tujuh loh" Heran Lyn. Pasalnya, biasanya saat ini Dara sudah berada dii meja makan untuk sarapan bersama.

Dimas menghentikan pergerakannya. "Ohiyayah.. Coba Mama cek," jawab Dimas kepada sang istri.

Lyn beranjak dari kursinya kemudian naik ke kamar sang putri semata wayangnya.

Tok tok tok

"Dara.. kamu nggak sekolah, sayang?" tidak ada jawaban..

Karena khawatir Lyn membuka pintu dan melihat Dara yang masih tertidur pulas dii kasur empuknya.

"Dara, udah pagi. Kamu nggak sekolah?" Lyn sedikit mengguncang tubuh Dara agar bangun dari tidurnya.

"Enghh.. Jam berapa sih, Ma?" tanya Dara setengah sadar.

Lyn melihat ke jam alarm milik dara sebentar "6.47.. Cepetan bangun nanti telat lohh" Lyn menyingkap selimut yang membalut Dara.

"APAA???" Dara langsung lari ke kamar mandi. Lyn hanya geleng geleng kepala melihat tingkah putrinya itu kemudian turun kembali dimana Dimas berada.

Tidak butuh waktu 15 menit, Dara sudah siap dengan pakaian sekolahnya dan berlari menuruni tangga.

"Pa, Dara nebeng yah. Udah telat ini" Pinta Dara dengan tampang memelas. Lyn dan Dimas terkekeh geli.

Dimas menganggukkan kepalanya dengan senyum hangat "Apa sih yang tidak buat Tuan Putri?" kata dimas sembari mengusap rambut Dara.

"Nih, kamu belum sarapan kan. Sampai sekolah dimakan yah, Sayang"Lyn memberikan kotak bekal kepada Dara. Dara menerima kotak tersebut kemudian mencium tangan sang Mama dan masuk ke dalam mobil.

***

Dara telat 5 menit dan Gerbang sudah ditutup oleh pak satpam.

"Pak, bukain dong. Saya kan nggak telat telat amat" Dara memelas

"Nggak telat dari mana, Neng. Ini teh sudah telat 5 menit atuh" Kata Pak Dodi dengan Nada bicara khas sunda nya.

"Pak, ayolah. Saya kan nggak-" kalimat Dara belum selesai tapi Bu Yuli sudah ada di depan Dara yang batas mereka hanya gerbang.

Dan disinilah Dara sekarang. Berada di lapangan sedang berlari dengan seragam putih abu abu dibawah terik matahari.

Bu Yuli memberi Dara hukuman lari di lapangan 10 kali putaran. Namun baru putaran ke tiga nafas Dara sudah ngos ngosan. "Ngapain berhenti?" Tiba tiba seorang cowok berlari melewatinya. Sepertinya dia juga dihukum. Siapa dia? Dara memicingkan matanya seperti mengenal sosok itu.

ALVARO!

Tiba tiba, Dara kembali semangat dan berlari sambil berusaha mensejajarkan dirinya dengan Alvaro.

"Kok lo bisa telat?" tanya Alvaro.

"Gue telat bangun" jawab dara

Melihat Dara yang susah mensejajarkan dirinya dengan Alvaro, Alvaro sedikit memelankan larinya agar sejajar dengan Dara.

"Lo sendiri kok setiap hari telat?" Dara balik bertanya

"Ada urusan" Dara tidak menjawab lagi dan melanjutkan hukumannya

Tanpa sadar, hukuman Dara sudah selesai. Tapi Dara tetap berlari di samping Alvaro.

Arrayan & AddaraWhere stories live. Discover now