8

65 15 20
                                    

Hati Calum menyesal menyakiti Sekar. Penolakannya kemarin sudah menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Sudah beberapa hari sejak dia bertemu Sekar terakhir kali dan selama waktu setelah kejadian itu Calum sudah nyaris tidak tidur karena wajah Sekar yang bersimbah tangis selalu muncul tiap kali Calum memejamkan mata, adegan hari itu selalu terulang dalam tidurnya yang selalu hanya sebentar-sebentar dan tidak nyenyak.

Paper bag dari Ricky yang Sekar berikan padanya ternyata berisi jaket hitam miliknya yang tempo hari dia ikatkan di pinggang Sekar. Mungkin Sekar minta bantuan Ricky memasangkan stiker Young Renegades seperti milik Zack Merrick yang semula tidak ada di bagian punggung jaket itu. Sebenarnya Calum lebih suka yang di bordir daripada stiker, tapi  begini saja Calum sudah cukup tersentuh, ternyata Sekar tahu Calum penggemar All Time Low. Selama ini di balik topeng judesnya, Sekar ternyata peduli padanya dan itu membuat hatinya tambah dan tambah sakit.

Tengah malam tadi Luke menjemput Calum supaya tidur di tempatnya, Luke bilang Mamahnya khawatir ketika melihat Calum dengan penampilan yang sudah mulai menyerupai zombie saat ke rumah Luke untuk latihan kemarin sore

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Tengah malam tadi Luke menjemput Calum supaya tidur di tempatnya, Luke bilang Mamahnya khawatir ketika melihat Calum dengan penampilan yang sudah mulai menyerupai zombie saat ke rumah Luke untuk latihan kemarin sore. Mamah Luke sudah bilang supaya Calum menginap tapi Calum bersikeras dia baik-baik saja.

Padahal ketika Luke jemput pun Calum sedang mengeluh sakit di separuh kepalanya. Itu pasti migrain.

Jadi sepagi ini Calum sudah bersiap untuk menyambut mataharinya terbit. Ini sudah jam 6:08 menurut Luke sebentar lagi Sekar akan membuka jendela kamarnya yang berhadapan langsung dengan jendela Luke itu. Dan saat Sekar membuka jendelanya Calum ingin jadi orang pertama yang menyaksikan sunrise itu hari ini. Luke juga bilang Sekar itu selalu cantik seperti bunga meskipun baru bangun tidur, dan ini membuat Calum penasaran setengah mati.

"Heh biji kopi Luek lo nggak lagi ngerjain gue kan?" ujar Calum pada Luke yang masih menutup seluruh badannya dengan selimut.

"Hmm.." Luke hanya membalas dengam gumaman seadanya.

"Lo yakin jam segini Sekar belom bangun Luk?" tanya Calum yang sudah mulai bosan menunggu. Ditambah lagi, meskipun sedikit merindukan Sekar, tetap saja hatinya masih ngilu mengingat Sekar menangis gara-gara dia.

"He-emh." balas Luke.

"Cewe kan biasanya bangunnya pagi," Luke hanya menjawab dengan geraman yang sama.

"Menurut lo Sekar emang bukan cewe biasa ya, Luk?" dan geraman yang sama lagi dari Luke.

"Abis bukain jendela terus doi ngapain Luk?"

"Berisik bat burung beo pak rt!" Luke akhirnya menyibak selimut bermotif kartun Wall-E-nya dan secepat kilat melompat kearah Calum sembari melayangkan tangannya kearah belakang kepala Calum.

Plakk!

"Ngoceh bae tu mulut, kaga bisa banget gue mau bobo ganteng dengan tenang sejam lagi."

Tak seperti dugaan Luke, Calum hanya diam tanpa membalas. Luke sempat takut sohibnya terkena pukulan dibagian saraf dan mengakibatkan dia cengo mendadak. Tapi pikiran itu menghilang begitu Luke melihat Sekar dengan baju tidur pink polkadot sedang menguap lebar-lebar sambil membuka jendelanya dengan tak kalah lebar.

Calum sendiri membatu memperhatikan 'bunga'-nya diseberang sana sedang mekar, sayang tiga ribu sayang bunganya tampak sedikit kusam pagi ini, Sekar terlonjak kaget melihat Calum yang menatapnya dari jendela kamar Luke dengan sesungging senyum tanpa dosa.

Spontan Sekar menutup lagi jendelanya, agar Calum tidak melihat guratan merah dipipinya. Sekar malu, tentu saja, dan masih sedikit marah, orang pertama yang dia lihat pagi itu adalah orang yang paling ingin dia enyahkan dari muka bumi ini.

"Heh!" Sekali lagi Luke menggeplak belakang kepala Calum yang masih senyum-senyum memandang ke arah jendela Sekar.

"Sakit anj—" Calum hampir saja memberi Luke sebuah tonjokan, untung saja Mama Luke datang dan menyelamatkan dunia.

"Calum, Mama nggak suka kamu ikut-ikutan Luke gitu ah, mulut dia itu udah kadung jelek, jangan ditiru, yah." kata Mama Luke sambil mengulurkan handuk bersih pada Calum.

"Maafin Calum mah," Calum salim mencium tangan Mama Luke.

"Basi lo monyet!" dengan kesal Luke menerbangkan bantal ke muka Calum. "Ini juga, tiap kali lo kesini pasti gua jadi anak tiri. Basi kalian bedua." kemudian cowok dengan rambut diwarnai pirang itu ngeluyur ke kamar mandi.

"Nah ini nih, mangkanya Mamah males ngakuin kamu! Anak kagak ada alus-alusnya dah, heran!" Mama Luke menggedor pintu kamar mandi Luke dengan keras dan dibalas kontan dengan lemparan gayung yang emosional dari Luke.

"Berisik, ganggu orang boker aja!" Teriakan Luke barusan pasti terdengar sampai ke Dubai saking kerasnya.

"Jadi anak kok nggak ada lembut-lembutnya sama mamah sendiri! Lihat tuh, Calum, dia mah sama mamah kamu aja lembut apalagi sama mamanya sendiri, Luk, Luk, gedeg Mamah, mau dimasukin ke perut lagi juga ujung-ujungnya malah Mamah lagi yang susah!" bahkan nasehat panjang ini tidak akan sampai ke telinga Luke karena dia sedang membuka kran air dan mengucurkan air ke telinganya sendiri pakai selang.

Bercanda, hehe.

Calum memegangi pundak Mama Luke, mengelusnya supaya perempuan paruh baya itu tenang.

"Mama jangan marah-marah mulu ah, nanti keriput loh, ilang deh cantiknya," Mama Luke mulai tenang seiring napasnya yang mulai teratur dan pundaknya yang tidak lagi naik turun dengan cepat. "Luke kan cuma nggak tau kayak apa ditinggal Mama buat selamanya." Lanjut Calum.

Mama Luke meraih kepala Calum dan menyenderkannya di pundaknya. "Kamu kan sekarang ada Mamah, Mamahnya Luke ya Mamahnya Calum juga, ngerti?" Calum mengangguk dengan ragu-ragu. Kalimat "Mamahnya Luke ya mamahnya Calum juga." Lebih terdengar seperti "Mamahnya Ricky ya mamahnya Calum juga" dan itu membuat Calum berdebar-debar. Dia teringat Sekar.

Mama Luke memang sebaik malaikat, dan meskipun Ibunya tidak akan bisa tergantikan, tapi Calum selalu bersyukur untuk setiap detik kebersamaanya dengan Mama Luke yang memperlakukannya seperti anak sendiri. Sejak dulu Mamah Luke sudah secara otomatis menjadi Mamahnya Calum, Ashton dan Mike, dan berperan lebih banyak jadi Mamah Calum setelah Ibu Calum pergi untuk selamanya. Jadi, menurut Calum bidang berbentuk segitiga diantara dirinya, Ricky dan Sekar sangat berpotensi merusak segalanya. Calum tidak bisa kehilangan Mama lagi.

"Bubar, bubar! Mamah sana ih, jangan gangguin Luke sama ayang Calum!" Luke keluar dari kamar mandi dengan rambut basah dan badan setengah telajang hanya tertutup handuk bergambar kartun kereta api Thomas and Friends, sengaja dia mengacaukan Mother and Son's moment yang sedang hangat-hangatnya ini.

"Calum mau sarapan roti apa nasi goreng Cal?" Tanya Mama Luke sambil mencubit kedua pipi gembil Calum.

"Calum suka semuanya yang Mama bikin kok." Tukas Calum sembari senyum selebar jalan tol enam lajur.

"Halah pret! Mamah, Mamah, masih belum sadar juga, Calum itu serigala berbulu lebat Mah!" Mama Luke menahan tawa sembari menabok dada putra bungsunya.

"Bilang aja jeles, udah ah Mamah mau bikin sarapan spesial dulu buat Calum." Mama Luke menutup pintu Luke setelah bilang supaya Calum mandi yang bersih.

"Jadi gimana?" kata Calum kemudian.

"Mandilah, bego, lu bau ketek." Calum yang mendengarnya spontan menerjang wajah Luke dengan ketiaknya, tanpa ampun. "Kudanil!! Asem banget pabrik cuka dasar."

Luke menghadiahkan geplakan maut andalannya ke kepala Calum. Calum membalaskan dendamnya dengan merampas satu-satunya kain yang menutupi badan telanjang luke. Tapi bukannya marah Luke justru berteriak kegirangan.

"Nakal ihhh!" begitu katanya.[]

Tapi Bohong  • cth (Completed)✓Kde žijí příběhy. Začni objevovat