6

72 16 30
                                    

Seperti biasa Calum dengan sengaja naik bis yang sama dengan Sekar. Seperti biasa juga, Calum memilih diam di kursinya memperhatikan Sekar dari jarak aman.

Biasanya juga, Sekar itu cuma mendengarkan sesuatu dari earphone atau malah sekedar diam mengamati jalan ketika naik bus. Tapi hari ini lain, bibir Sekar sesekali tersenyum pada layar ponselnya, dua jari jempolnya sibuk mengetik entah apa. Calum jadi berasumsi Sekar sedang chatting dengan seseorang.

Calum kemudian mengeluarkan ponselnya, mengetik sesuatu untuk kemudian dikirimkan pada Sekar.

"Kar, tolongin gue." tulisnya.

Calum menunggu, dan menunggu. Sekar masih sibuk dengan ponselnya, tapi pesan darinya belum juga dibalas. Bahkan belum ada tanda-tanda dibaca, padahal tampak jelas tulisan online dibawah nama kontak Sekar. Suka tidak suka hati Calum jadi panas.

"Kar ini penting bgt pls." itu basa-basi, cuma supaya Sekar segera beralih dari obrolan mengasikkan dengan seseorang itu. Calum hanya ingin memastikan bahwa dirinya tidak kalah penting dengan siapapun yang sedang sibuk chat dengan Sekar saat ini.

Tapi balasan dari Sekar tidak kunjung tiba padahal tanda ceklis dua-nya sudah berubah warna jadi biru, bahkan sampai bis yang mereka tumpangi berhenti di halte tempat Sekar biasa turun pun pesan Calum masih tidak mendapat jawaban.

"Lo ngintilin gue lagi?!" sembur Sekar begitu turun dari bis dan menyadari Calum ada dibelakangnya.

"Enak aja, orang gue mau... Mau... Mau nyusulin Luek noh!" Calum menunjuk bengkel Ricky yang tak jauh dari halte bus itu, sebuah keberuntungan tak terduga, dari tempat Calum berdiri tampak mobil Luke terparkir di halamannya.

Sementara itu Sekar menatapnya penuh curiga.

"Yaudah ayo, sekalian gue juga mau ketemu Bang Ricky."

"Ngapain?" Calum jadi merasa kecurigaan yang dia rasakan itu benar adanya. Orang yang dari tadi membuat Sekar tidak membalas pesannya adalah Ricky. Nggak salah lagi.

"Kepo!" Sekar berjalan dengan Calum mengekorinya.

Batin Calum tak hentinya menyerukan pertanyaan-pertanyaan. Kenapa Sekar harus menemui Ricky dulu, kenapa pesan-pesan Ricky lebih penting bagi Sekar, apakah ini berarti kelanjutan dari episode tempo hari ketika mereka pulang berboncengan menerjang hujan bersama? Kenapa persaingan ini harus melibatkan Ricky yang jelas-jelas lebih keren darinya?

Sebanyak apapun kaki Calum melangkah, pertanyaan-pertanyaan itu masih jauh lebih banyak di kepala Calum, untungnya tidak sampai meluber dan menciptakan genangan di kedua matanya.

"Lah, lu ngapain kesini pea?" seru Luke yang terkejut melihat kedatangan Calum.

"Orang gue nganterin Sekar. Ye gak, Kar?" kilah Calum, sembari kedua sudut bibirnya ditarik ke kedua sisi masing-masing 10 senti, alisnya juga naik turun dengan ceria. Sekar cuma mencibir tanpa suara. Kemudian berlalu.

"Ch, sayangnya tidak tampak seperti yang kau katakan, Roma." Luke menepuk-nepuk pundak Calum sembari menunjuk Sekar yang tangannya digandeng Ricky menaiki tangga ke lantai atas, dengan dagunya.

"Kampret, mereka balikan lagi apa gimana ini nyet?" Calum mengatakannya dengan santai, bukan, sok santai benarnya, Luke bahkan bisa melihat mata Calum gusar menggeliat-geliat macam cacing kepanasan dibakar api cemburu.

"Meneketehe! Cari tau ae ndiri!" Kata Luke yang kemudian sibuk lagi dengan sebuah sepeda motor dihadapannya yang tampak seperti habis dipereteli.

Dalam hati, Calum ingin menyusul mereka berdua demi memastikan tidak ada yang terjadi diantara keduanya.Tapi dalam masalah ini Calum merasa terlalu cemen kalau harus berhadapan langsung dengan Ricky. Cupu.

Padahal memikirkan akan terjadi sesuatu diantara Sekar dan Ricky saja sudah membuat Calum merinding dangdut.

Sekarang Calum hanya diam pura-pura memperhatikan Luke melakukan sesuatu pada motor di hadapannya. Aslinya Calum mana mengerti hal-hal begitu, sepeda motonya sendiri saja Calum tidak paham. Calum payah untuk urusan seperti ini, dan dia berpikir beberapa kali tentang kemungkinan Sekar lebih tertarik pada Ricky karena keahlian Ricky, terus terang saja, bahkan bagi Calum berengsek-berengsek begitu Ricky selalu kelihatan macho ketika di bengkel.

Ditengah lamunannya Calum mendengar langkah kaki menuruni tangga bersama obrolan ringan dan cengiran di wajah Sekar.

"Yaudah lu ati-ati," Kata Ricky sambil memberikan sebuah paper bag berwarna cokelat kepada Sekar. "Jan sungkan-sungkan main kemari lagi yak!" Ricky mengacak puncak kepala Sekar, seolah tidak ada siapapun disana, padahal Calum sudah mendidih menyaksikannya, bahkan Luke sampai harus mengelap keringat yang mengalir di pelipisnya sebagai akibat dari panasnya Calum yang memancar sampai ke dirinya yang berada 3 meter dari Calum.[]

A/N

Skuy tonton yang di mulmed, aku udah nonton cocktail chat berkali-kali dan yaampun gabisa bosen sama yang kompilasinya Calum itu,

Calum is so lovely, yakan kan kan?

:))

Tapi Bohong  • cth (Completed)✓Where stories live. Discover now