1

142 29 56
                                    

"Kar," seseorang mencoel pundak Sekar, membuatnya waspada.

"Kar," orang itu melakukan satu coelan lagi.

"Sekar ya ampun, amit-amit dah sombongnyaa." Sekar pikir itu bapak yang ia lihat tadi berdiri di belakangnya tapi ketika Sekar menoleh, ternyata Calum. Bahkan Calum bisa ada diantara sesaknya bis pagi yang Sekar tumpangi. Sekar bingung, apakah ini termasuk dalam daftar hal-hal yang patut dia syukuri atau justru masuk dalam daftar hitam hal-hal yang merusak paginnya.

"Ngapa lo ngintilin gue?" kata Sekar sambil memandang Calum sinis.

"Ya kenapa si sayaang? Nggak boleh?" Sekar menjulurkan lidahnya seolah mau muntah mendengar nada bicara Calum yang aneh itu.

"Bodo amat."

"Ih, kamu kalo ngambek suka gitu sih, suka lupa gitu aja sama yang semalem," Calum memanyunkan bibirnya membuat wajah kesal yang dibuat-buat dan membuat Sekar makin merasa jijik.

Calum terus saja mengoceh seperti burung kakak tua meskipun Sekar tidak menggubrisnya. Sekar sudah berpikir dan bisa menyimpulkan bahwa berada dalam satu bis yang sama dengan Calum adalah skenario terburuk dalam drama paginya. Padahal dia hanya tidak pernah tahu Calum selalu ada di bus yang sama dengannya, tiap hari, tiap pagi.

"Oke kalo kamu masih ngambek, jangan salahin abang kalo nanti malem abang bobo di tempat lain ya." semua orang jadi memperhatikan mereka berdua. Sekar melotot tajam ke arah Calum, saking tajamnya kaus putih Calum sampai berlubang di bagian dada.

(Candaa hehe, emg begitu modelnyaa.)

"Kiri, pak!" kata Sekar yang langsung turun diikuti Calum dibelakangnya.

"Eh, eh, sayang tunggu!"

Sekar menyusuri trotoar dengan setengah berlari.

"Kar, woy! Elah, ngambekan amat lu yak?" Calum masih saja mengejar dibelakangnya.

"Kar, tunggu kek!" Sekar hanya diam tidak merespon.

"Sekar!" dengan susah payah akhirnya Calum berhasil menggapai lengan Sekar.

"Lo bisa nggak sih, sehari aja nggak usah gangguin gue Lum. Hidup gue bukan cuma tentang nanggepin becandaan nggak penting lo, Lum." O-ow, jadi kali ini Sekar ngambeknya betulan dan Calum hanya diam dengan wajah tanpa ekspresi. "Lo jangan kayak orang nggak punya kerjaan deh. Bisa-bisanya lo di sini sementara temen-temen lo pada sibuk latihan buat audisi."

Latihan?

"Ya amsyong, gue lupa!" Calum melepas jaketnya lalu mengikatkan dua lengan jaket itu ke pinggang Sekar, sehingga jaketnya menutupi bagian belakang rok mini Sekar. Calum tahu Sekar kaget dengan apa yang dilakukannya. Dan sebelum pidato kedua Sekar dimulai,

"Pake dulu aja, rok lo kependekan. Takutnya semriwing." kata Calum sambil berlari menjauhi Sekar, tangan melambai bersama senyum bunga matahari di wajah Calum, membuat pipi Sekar memerah dan hatinya diam-diam menghangat.[]

Tapi Bohong  • cth (Completed)✓Where stories live. Discover now