Angkasa Gerald Anugrah, lelaki tampan, bertubuh tinggi, mempunyai manik tajam yang bisa menyihir semua orang. Seorang ketua geng yang sangat disegani oleh teman-temannya, dia juga selalu menjadi sosok ketua yang baik.

****

Seorang perempuan dengan rambut sebahu yang ia biarkan terurai. Perempuan itu terlihat berlarian, dia ingin menuju halte dan menunggu bis atau angkutan umum untuk pergi ke sekolah. Namanya Senja, nama yang indah bukan? Ya, sama seperti orangnya.

BRUK!

Tubuh Senja terlempar, ia memegangi kakinya yang terasa sakit, dan kepalanya yang sedikit  pusing. Senja berusaha menduduki dirinya, uluran tangan kini muncul di hadapan wajah Senja. Perempuan itu perlahan melihat sosok laki-laki yang ada di hadapannya.

"Makasih," ucap Senja sambil tersenyum, Senja memang aneh, banyak orang yang ditabrak. Biasanya marah-marah kepada yang menabrak, tapi dia malah tersenyum dan berucap terima kasih.

"Mau kemana?" tanya cowok yang ada didepan Senja. Wajahnya tertutup oleh helm full face membuat Senja tidak bisa melihat jelas wajah cowok itu. Dalam waktu itu juga dia membuka helmnya. Wajahnya yang begitu tampan terlihat oleh mata Senja.

Mata perempuan itu berbinar-binar melihat lelaki di depannya ini. "Mau ke sekolah," jawab Senja. " Ayo anter aku sekarang!" Senja mendekati motor KLX merah itu, lelaki itu memandang Senja aneh. Cowok itu hanya diam saja.

"Cepetan! Udah telat!" Senja menarik seragam Angkasa. Perempuan ini berani memerintahkan seorang Angkasa? Apalagi Angkasa tak kenal dengan perempuan ini. Angkasa sangat heran kenapa harus bertemu perempuan ini. Mimpi apa dia semalam?

Tapi Angkasa tak menolak dan tak berbicara apapun. Karena Angkasa juga sangat malas berbicara pada orang yang belum ia kenali. Angkasa naik ke motornya, Senja juga mengikuti Angkasa naik ke motor merah itu. Angkasa membiarkan jok belakangnya kini diisi oleh perempuan yang tak pernah ia kenal sebelumnya. Dia pikir tidak apa-apa, mungkin ini salah satu tanggung jawabnya karena sudah menabrak perempuan ini.

"Sekolah dimana?" tanya Angkasa.

Senja mendekatkan dagu nya ke pundak Angkasa. "SMA Semangat Bangsa."

"Oh SMA pembuangan itu." Angkasa mengangguk-anggukan kepalanya.

"Bukan SMA pembuangan! SMA Semangat Bangsa!" ucap Senja menjelaskan. "Kamu sekolah dimana? Jam segini kok baru berangkat?"

"Lo juga jam segini belum berangkat," sahut Angkasa.

"Aku telat," balas Senja.

"Yaudah sama."

Mereka berdua sampai digerbang yang bertuliskan ‘SMA Semangat BangsaSenja turun dari motor Angkasa dengan perlahan, luka kecil dikakinya tadi masih terasa sedikit perih.

"Makasih Angkasa..." ucap Senja.

"Lo tau nama gue?" balas Angkasa.

"Kan liat di name tag di baju," jawab Senja. Angkasa pun langsung reflek melihat nama di atas saku bajunya. Yah, memang ada namanya. Aturan sekolahnya, yang mengharusnya beratribut lengkap.

Angkasa menganggukkan kepalanya. Ingin melajukan motornya, tapi tangan Senja menahan tangannya. Membuat ia kembali menatap perempuan itu.

"Gak mau nanya nama aku siapa?" Senja menatap wajah Angkasa yang tertutup helm, walaupun wajahnya tidak kelihatan. Tapi manik mata nya membuat semua orang bisa tersihir. Dan menurut Senja, dia tetap keliatan gantengnya kok! Heheheh

AngkasaWhere stories live. Discover now