(Namakamu) membuka jaketnya yang memang sedari tadi ia gunakan. Ia menggunakan baju tanpa lengan yang bagian sampingnya sangat terbuka sehingga memperlihatkan branya.

Mereka turun seraya membawa botol minuman itu, bergabung bersama orang-orang yang berada di sana juga.
"Jangan sampe jackpot, malu-maluin!" teriak Steffi yang langsung di balas dengan tawa dari keempatnya.

Salsha mengeluarkan ponselnya, ia mengambil gambar (Namakamu) dan Cassie yang berada di hadapannya.

Salsha mengeluarkan ponselnya, ia mengambil gambar (Namakamu) dan Cassie yang berada di hadapannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Apapun bisa berubah karena cinta kan?

oOo

Setelah sampai di hotel mereka langsung mengganti bajunya dengan piyama.

Di kamar tersebut terdapat dua ranjang queen size yang bisa di isi dua orang di masing-masing ranjang.

"Sal, mau dong foto gue sama Cassie."

"Oke sebentar." Selang beberapa detik. "Anjir! Iqbaal nge chat gue. Untung nggak salah ngirim foto. Shocked," ujar Salsha seraya mengirimkan foto (Namakamu) dam Cassie.

Mereka tertawa. "Yaudah sih, nanti juga gue post di instagram," kata (Namakamu) tenang.

"Beneran lo? Ntar si Iqbaal marah-marah nggak jelas sama lo," celetuk Steffi.

(Namakamu) tertawa. "I dont give a fuck."

"Udahlah, biarin aja," ujar Salsha.

"Senin uprak ya? Lupa gue," kata Cassie yang saat ini sedang memainkan ponselnya. "Bastian berisik banget, jadi gue block kan." Cassie merebahkan tubuhnya di atas kasur.

(Namakamu) mengaktifkan kembali ponselnya. Takut Mamanya menelpon. Biasanya jika weekend, Mamanya itu suka menelpon untuk melepas rindu. Namun, tidak ada telpon dari Mamanya. Melainkan dari Iqbaal. Dan puluhan chat dari Iqbaal juga.

Iqbaal: Where are you?

Iqbaal: (Namakamu).

Iqbaal: Pulang (Namakamu). Kamu kemana?

Dan masih banyak lagi yang jelas (Namakamu) malas untuk membacanya.

Ia mengunggah dua foto ke instagramnya. Foto pertama ketika ia foto sendiri dan foto kedua ketika ia bersama Cassie. Ia kembali menekan tombol power lagi. Lalu meletakannya di nakas. "Gue ngantuk."

Dan perlahan matanya menutup dengan sempurna.

oOo

Di sisi lain, Iqbaal menatap layar ponselnya dengan gelisah, dari kemarin semenjak (Namakamu) pergi ketika masalah tersebut berlangsung, ia belum bertemu dengan gadis itu. Sudah berkali-kali dihubungi, ponselnya tidak aktif.

Dan ketika aktif, ia sangat senang. Namun, tidak ada jawaban apapun. Bahkan, pesan dari dirinya hanya dibaca saja oleh gadis itu. Semarah itu kah gadis itu kepada Iqbaal?

"Pick up babe, please pick up."

"Damn."

Iqbaal mengumpat untuk kesekian kalinya. Ia sudah mendatangi rumah sahabat-sahabat (Namakamu), tapi hasilnya nihil. Bahkan ketiga sahabat (Namakamu) juga tidak ada di rumahnya.

Iqbaal: Where the hell are you?!

Iqbaal mengacak-acak rambutnya frustasi ketika (Namakamu) tidak lagi membaca pesannya.

Pintu apartemen Iqbaal terbuka. Ia berharap yang datang adalah (Namakamu). Namun, itu adalah ketiga sahabatnya.

"Lo ngapa dah? Giliran udah kayak gini uring-uringan. Kemaren aja bodoamatan. Gue udah bilang nggak usah jalan sama Zidny. Batu banget si anjing kayak nggak punya otak," ujar Kiki dengan santainya ia duduk lalu menyalakan televisi. "Ini juga si kribo malah ngebelain Zidny. Kenapa dah orang pada keikutan goblok kayak Iqbaal? Heran gua."

"Kemaren gue denger Nadhif anak IPS 3 nanyain (Namakamu) mulu ke Salsha apa ya lupa gua. Nggak pengen manas-manasin si gue cuma ya bisalah Nadhif treat (Namakamu) better than Iqbaal," ujar Aldi yang berjalan ke arah Kiki.

Namun, belum sampai situ, ia sudah mendapat bogeman mentah dari Iqbaal.

"Woi! Apaan si tolol? Lo nonjok-nonjok biar apaan? Keren? Malu sama umur tolol. Nggak usah sok jagoan," ujar Kiki seraya membantu Aldi berdiri. "Lo udah tau salah, dikasih tau nggak mau dengerin. Giliran udah kayak gini uring-uringan. Goblok."

Semuanya diam, bahkan Bastian sendiri masih mengotak-ngatik ponselnya berharap ada balasan daru Cassie.

Ia menyesal berkata seakan-akan membela Zidny dan malah menyalahkan (Namakamu) atas perbuatan Cassie. Apalagi ketika mendengar perkataan Cassie bahwa (Namakamu) pernah membelanya ketika ingin diputuskan oleh Cassie.

Bastian turut mengirim pesan permintaan maaf kepada (Namakamu) tapi tidak ada balasan.

"Orang punya otak buat koleksi doang, nggak ada yang digunain. Debuan dah tuh otak," ujar Aldi seakan-akan tidak kapok atas apa yang telah terjadi.

Aldi tidak masalah mendapat hal seperti itu. Asalkan sahabat bodohnya itu bisa berubah. Tidak hanya mengumbar janj-janji yang tidak pernah ditepati.

"Heh, lo tau nggak? Gue udah ngerasa dosa banget buat bohongin (Namakamu). Tiap lo jalan sama Zidny pasti izinnya jalan sama kita. Dia nanyain lo setiap lo pergi. Syukur-syukur kalo beneran sama kita, jadi nggak perlu bohong," ujar Aldi memancing lagi. Ia ingin sekali membuka pikiran sahabatnya itu tentang cinta.

"Udah, Al. Nggak bakal masuk juga ke otak dia mau lo ngomong sampe berbusa juga," Kiki menyilangkan kakinya menumpu pada kaki yang satu lagi. "Lo kenapa, Bas? Kenapa bisa goblok juga? Nggak ngerti gua sama lo berdua, bisa gitu ya Zidny yang udah mau ngancurin pertemanan kita dulu sampe sekarang masih aja dibelain. Inget nggak lo berdua pernah rebutan gara-gara Zidny? Emang nggak ada otak lo berdua," ucap Kiki yang memang sudah sangat kesal dengan kedua sahabatnya.

Bisakah Tuhan membantu dirinya untuk membuat sahabatnya cerdas dalam urusan pericintaan?

"Lepasin mereka, kalo berdua bisanya cuma nyakitin doang," ujar Aldi.

-To be continue-

Double up nih wkwkwkk gue turutin kan, kurang baik apa gue? wkwkwk.

Anw guys makasih ya kalian udah support terus cerita gue, terus komen-komenan kalian itu selalu gue baca karena bikin semangat hehe. 

Oh iya, mampir juga ke World Go Round, itu selingan dr cerita ini. Semoga suka everyone, Happy reading!

-Nana.

Good Enough (Completed)Where stories live. Discover now