0.5.Hukuman

27 9 11
                                    

"Ayo gabung sini, Al."

Alma yang baru saja sampai ke lapangan basket tanpa mengganti seragam sekolahnya dengan seragam olahraga itu, langsung berlari ke tengah-tengah lapangan yang kini di bagi menjadi dua bagian. Sisi sebelah kanan lapangan di isi oleh kelas 12 IPA 1 yang sedang bermain basket. Sementara sisi sebelahnya di isi oleh kelas 12 IPA 5 yang dengan bar-barnya bermain pecah piring.

Setiap hari selasa, kelas 12 IPA 5 yang diisi oleh Alma dan teman-temannya yang terkenal dengan ke-abnormal an mereka, memang harus selalu berbagi lapangan dengan kelas 12 IPA 1 yang diisi oleh manusia-manusia pintar dengan kualitas otak paling bagus dibanding kelas IPA lainnya. Dengan perbedaan yang sangat tidak signifikan ini, tidak jarang kelas 12 IPA 1 harus selalu melaporkan kelakuan 12 IPA 5 yang mereka anggap sangat mengganggu.

Contohnya saja seperti ini.

12 IPA 1 yang di ketuai oleh Galih memiliki jadwal untuk praktek bola basket saat ini. Pak Suryo yang menjabat sebagai guru olahraga kelas Galih, sebelumnya sudah meminta untuk kelas 12 IPA 5 tidak menggunakan lapangan. Karna mungkin akan mengganggu kelas 12 IPA 1 yang sedang melakukan praktek.

Tapi itu semua tidak mudah. Buktinya, kelas 12 IPA 5 yang di ketuai oleh Ucup sekarang berada di lapangan yang sebagian besarnya dikuasai oleh mereka yang berpencar di setiap sudut lapangan, dan bahkan tanpa perduli memasuki sisi lapangan kelas 12 IPA 1.

"BAGI BOLANYA DONG!!"

Bagas yang berada di sisi kelas 12 IPA 1 berteriak sembari melambaikan tangan, meminta Kevin yang sedang memegang bola agar melempar kearahnya.

"KEVIN BEGO BANGET SIH LO!! KENAPA MALAH LEMPAR KE UCUP SIH!"

Teriakan penuh umpatan dari Bagas meluncur begitu saja saat bola yang di pegang Kevin tadi malah di oper ke arah ucup. Bagas masih berlari dengan umpatan kasarnya tanpa perduli dengan tatapan tajam pak Suryo yang kini sedang mengelus dada dengan gelengan pasrah. Rasanya kalaupun guru itu terjun ke tengah lapangan sekarang, kelas 12 IPA 5 akan semakin menjadi dan dia yang akan terkena sial.

"HAHAHAH MAMPUS LU SEMUAA."

Setelah mendapatkan bola, Ucup kembali berlari mencoba mencari tempat yang pas untuknya melempar dan mengenai lawannya. Dengan tawa yang pecah, Ucup berhenti dengan senyum kemenangannya saat melihat Kevin berada tepat di hadapannya yang dijaga oleh Alma, Raka dan Reza di sisi-sisi sebelahnya.

"CUP JANGAN LEMPAR KE GUE DONG!! NOH SI BAGAS AJA."

Dengan raut wajah paniknya, Kevin mencoba memohon pada Ucup yang masih memasang senyum ala devilnya . Padahal kalau di perhatikan lagi, Kevin telah membantu Ucup. Tapi ntah kenapa Ucup lebih memilih untuk membuat Kevin lebih dulu out dari permainan.

Tanpa ba-bi-bu lagi, Ucup yang kini sedang membara langsung melempar bola kastinya yang tepat mengenai Kevin yang sibuk mencari celah untuk kabur.

"KEVIN OUT LO SANA!"

Kevin yang sudah jelas terkena bola yang di lempar Ucup kini berjalan dengan langkah menyeret menuju ujung lapangan. Bibirnya dikerucutkan dengan racauan tak jelas.

Semuanya kembali bermain setelah Kevin out. Tim Ucup yang beranggotakan Alma,Raka dan Reza masih memimpin dengan score 1-0. Bola yang awalnya berada di tangan Ucup kini berpindah alih pada Alma yang sekarang berlari dan menargetkan Bagas yang berada di dekatnya.

Sisi lapangan kelas 12 IPA 1 semakin lapang setelah beberapa dari mereka menyudahi prakteknya dan memilih masuk kedalam kelas. Dan tentu, ini kesempatan Alma untuk lebih leluasa berlari ke sisi lapangan 12 IPA 1 karna Bagas yang kini memancingnya masuk ke sisi lapangan 12 IPA 1.

My Perfect Boyfriendحيث تعيش القصص. اكتشف الآن