T W O | HB

175 21 0
                                    

"Aku tidak bisa menemukannya." Gumamnya frustasi, sudah hampir satu jam ia di perpustakaan kota. Tapi ia belum juga menemukan buku yang ia cari.

"Ne, kau menemukanya Sasuke-kun." Sakura bertanya saat melihat Sasuke duduk sambil membaca buku. Gadis itu mendekat, melihat buku apa yang sekiranya sedang Sasuke baca.

"Hee ini bukan buku yang sedang kita cari." Katanya dengan nada sewot.

Sasuke ikut mengerang saat melihat wajah frustasi sahabatnya. "Sudah ku bilang, beli saja. Kau tidak akan menemukannya disini."

Sakura mengibaskan tangannya mendengar ucapan Sasuke. "Uangku tidak cukup." Sasuke melotot mendengarnya.

"Lalu apa gunanya kartu yang diberikan paman Kizashi padamu heh ??" Cibirnya, "Kau ini anak tunggal, mengunakan itu untuk membeli beberapa buku tidak akan membuat orang tuamu jatuh miskin." Serkasnya.

Pemuda itu menghela nafas, rasa lelah yang ia rasakan membuatnya menundukkan kepala. Meski ia lebih banyak duduk daripada mencari buku, tapi entah mengapa tubuhnya terasa begitu lelah.

"Kita tidak tahu kapan akan membutuhkan itu." Decaknya, gadis itu menopang wajah dengan malas.

"Ck, kalau begitu pakai uangku saja." Sasuke bangkit dan menarik tangan Sakura tanpa mendengar penolakan gadis itu.

***

"Mereka bilang dalam perjalanan." Mikoto menghela nafas mendengarnya, hari sudah senja tapi putra bungsunya belum juga kembali, kondisi jantung Sasuke membuatnya terkadang merasa cemas yang berlebihan.

"Sasuke tidak akan suka jika melihatmu seperti ini." Mebuki mengusap bahu Mikoto berusaha menenangkan.

"Kondisinya semakin lemah, dokter bilang kami harus mencari donor secepatnya." Onyxnya mulai berkaca saat membayangkan kemungkinan yang akan terjadi pada putra bungsunya.

Mebuki termenung, bagaimana jadinya jika pemuda yang sudah ia anggap sebagai putranya sendiri itu tak dapat diselamatkan, "Dia pemuda yang kuat, aku yakin dia akan baik-baik saja."

Kelainan jantung yang Sasuke derita selama ini mulai menunjukan keganasannya, berbagai cara dan pengobatan sudah mereka coba untuk menyembuhkan si bungsu, tapi tidak ada satupun yang berhasil dari usaha mereka.

"Suamiku akan membantu mencarinya." Wanita bersurai keemasan itu berusaha menenangkan, "Aku yakin kita akan segera menemukannya."

Mebuki membawa sahabatnya kedalam pelukannya, ia tahu apa yang dirasakan Mikoto saat ini. Apalagi mengingat putra sulungnya dulu juga pergi karena penyakit yang sama. Ibu mana yang tidak takut saat putra mereka harus terenggut dengan cara yang sama.

"Apa sekarang waktunya berpelukan ?" Sakura bertanya dengan bingung, maniknya memandang onyx Sasuke yang sedang memperhatikan ibu mereka.

Dua wanita yang masih tampak muda diusianya itu melepaskan pelukan mereka saat mendengar suara Sakura.

"Perusak suasana." Sakura memutar bola matanya mendengar cibiran Sasuke, mulutnya mencebik kesal melihat sang ibu lebih memilih si pantat ayam daripada dirinya.

"Kalian sudah pulang." Ujar Mebuki, lengannya meraih lengan Sasuke dan mengajak pemuda itu untuk masuk.

"Apa ibu lupa kalau aku ini anaknya." Ujarnya dengan suara pelan. Mikoto terkekeh mendengarnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 02, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

HEARTBEATWhere stories live. Discover now