O N E | HB

442 56 6
                                    

"Ohayou." Sapa-nya. Ketiga orang dimeja makan itu menoleh, senyum ketiganya tersungging melihat siapa yang baru saja turun.

Sakura tersenyum lebar saat melihat pemuda bersurai reven duduk dimeja makan,"Sasuke-kun, ini masih pagi sekali," Sakura mendudukkan dirinya di samping pemuda bersurai hitam itu. Sedikit protes saat melihat jam masih menunjukkan pukul enam lebih lima belas pagi, biasanya Sasuke baru akan datang setelah pukul setengah tujuh.

"Hn,"

Sakura menggerutu dalam hati, tidak adakah jawaban selain gumaman itu ? Telinganya terasa panas jika harus mendengarnya setiap saat, bersyukurlah karena ia sudah kebal sejak dulu jika tidak gadis itu pasti akan menganggap Sasuke manusia aneh seperti teman-temannya yang lain.

"Aku ingin dengan selai kacang ibu." Sakura meminta jatahnya, menyodorkan dua lembar roti pada sang ibu untuk diisi sementara Sasuke tetap diam ditempat.

"Kau tidak sarapan ?" Tanya Sakura saat hanya melihat segelas susu dihadapan Sasuke.

Mebuki tersenyum melihat interaksi keduanya, ia hanya memiliki satu anak tapi dengan hadirnya Sasuke menjadikan keluarganya lengkap karena memiliki anak laki-laki dan perempuan, begitupun dengan kedua orang tua Sasuke.

Sasuke menggeleng, "Aku menunggumu," Gumam si pemuda, tangannya tak berhenti menari diatas layar posel.

"Dia sudah sarapan Sakura, cepat habiskan sarapanmu." Ucapan Mebuki membuat Sakura mengalihkan pandangannya dari Sasuke, melihat pemuda itu begitu fokus pada ponselnya membuat ia sedikit penasaran.




"Belajar dengan giat, jangan dekat-dekat dengan laki-laki lain." Pesannya, pemuda bersurai reven itu mengacak rambut Sakura sebelum melangkah menuju kelasnya.

Sasuke dan Sakura sudah bersahabat sejak kecil, kini keduanya menginjak bangku akhir di Konoha High School.

"Pulang bersamakan ?" Sakura berseru sebelum Sasuke memasuki kelasnya. Pemuda itu hanya mengacungkan ibu jarinya tanda setuju.

Rumah keduanya berhadapan, karena itu mereka sering berangkat dan pulang bersama. Hingga orang yang melihatnya terkadang salah paham dengan hubungan mereka.

"Dilarang berpacaran di depan kelas." Pipi Sakura sedikit bersemu mendengarnya, namun raut wajahnya berlainan dengan gejolak yang ia rasakan. Gadis itu menekuk wajahnya kesal mendengar godaan sang sahabat.

"Kami tidak berpacaran." Sangkalnya, gadis itu masuk ke kelasnya diikuti Ino.

"Jangan dekat-dekat dengan laki-laki lain." Gadis bermarga Yamanaka itu menirukan gaya berbicara Sasuke, hal itu membuat anak yang ada dikelas ikut tertawa mendengar godaan si pirang untuk Sakura. Sudah menjadi rahasia umum jika Sakura dan Sasuke sangat dekat layaknya sepasang kekasih.

"Berhenti menggodaku, kau tahu kami tidak lebih dari sahabat." Ino terkekeh mendengarnya.

"Jangan marah Sakura, kau juga tahu kalau aku hanya bercanda."

"Dan bercandamu tidak lucu." Sakura memincingkan matanya, menatap tajam satu persatu orang yang masih terkikik melihat perdebatan keduanya, tapi bukannya berhenti mereka malah semakin tertawa saat melihat wajah lucu Sakura.

Gadis itu memilih menyerah, percuma menanggapi teman-temannya, ia lebih memilih mengambil buku dan membacanya.

Sedangkan di kelas Sasuke pun tak jauh berbeda dengan kelas Sakura, sebagian anak memilih fokus membaca buku, sebagian lagi memilih mengobrol sambil menunggu bel masuk, mengabaikan sebagian temen mereka yang sibuk dengan dunia mereka masing-masing.

HEARTBEATDär berättelser lever. Upptäck nu