TAR~33

52 15 24
                                    

Apa benar dengan semua ini?
Atau hanya aku yang sedang ber-ekspetasi? Bagaimana bisa lelaki sepertimu menjadi milikku? Kenapa aku bisa se-beruntung ini?
____________________________________

Bonne Lecture😘💐


" DEVANDA FYE AGNHESSIA!!! "

Deva membalikkan badan untuk melihat siapa yang telah berteriak memanggil namanya hingga membuat telinganya berdengung.

'Ck, kebiasaan deh tuh mulut gordes!' Deva

" Huh-ngg-ngoss-ngoss-goss " nafas Liyan tersenggal karena berlari cepat, demi segera menghampiri Deva.

Melihat sahabatnya tengah kecapean Deva menggelengkan kepalanya.

" Ntar pulangnya gue nebeng yak? " kata Liyan setelah ia menormalkan pernapasannya.

" Hmm "

Mereka berdua pun melanjutkan langkahnya menuju kelasnya.

Setelah hampir dekat dengan kelas X IPA 2. Liyan berdecak sebal melihat pemandangan yang ada didepannya.

" Ck, masi pagi udah nangkring aja tuh mereka. Mana pake pacaran lagi. Urat malunya putus kali ya?! Issh! " cibir Liyan.

Deva tidak berniat menanggapi ocehan dari Liyan. Ia tetap meneruskan langkahnya menuju kelasnya yang sudah didepan mata.

____

" De, lo besok sibuk gak??? " tanya Liyan.

" Iya, sama Kak Rama! " jawab Deva sambil membenarkan bangkunya yang mencong.

" Kencan mulu deh! " Deva hanya menghedikkan kedua bahunya menanggapi keluhan Liyan.

*****

Seperti yang telah Deva beritahukan pada Liyan sebelumnya. Hari ini Deva akan jalan dengan Rama.

Jalan kemanakah?
Jelas kepantai favorit Deva dung

Selain pemandangannya yang indah, pantai juga membuat seseorang menjadi tenang.

Deva dan Rama duduk ditepi pantai. Mereka berdua sama-sama sibuk dengan fikirannya masing-masing.
E

ntah apa yang mereka fikirkan saat ini. Hanya mereka sendiri dan Tuhan yang tau.

Sesekali Rama menciumi rambut Deva. Hobi barunya Rama selama ia berpacaran dengan Deva.

" Siniin tangan kamu! " perintah Rama.

Tanpa bertanya Deva memberikan tangan kanannya kepada Rama.

Rama meletakkan telapak tangan Deva ke pipinya. Kemudian ia pandu telapak tangan mungil Deva, untuk mengelus pipinya.

" Aku suka kalo diginiin mama! " akunya.

Deva mengernyitkan keningnya bingung.

'Tapi itukan tangan gue?' Deva

" Karena disini adanya kamu, jadi kamu yang harus elus-elus aku! " ujar Rama seolah mengerti apa yang ada dikepala Deva.

'Astaganaga manisnya aslii' Deva

Rama melambaikan tangannya didepan Deva. Tapi Deva tetap tidak meresponnya. Deva terus tersenyum menatap Rama.

" Fwuhh! " Rama meniup wajah Deva. Dengan cara itu akhirnya Rama membuat Deva tersadar dari lamunannya.

Te Amo RamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang