Pesan Dara sudah tidak di balas lagi oleh Rayan. Dara segera bersiap.
Sangat simple, Dara memakai celana jogger warna Coklat serta baju kaos berwarna putih. Dara menguncir rambutnya kemudian memakai liptint agar tidak terlalu pucat
Jika bukan karena es krim, dara juga tidak mau repot bersiap siap. Dia akan biarkan saja Rayan menunggunya terus
Tok tok tok
Dara membuka pintu mendapati mbok Nana yang berada di depan kamar Dara
"Kenapa, mbok?"
"Itu neng, ada temennya neng Dara di ruang tamu"
Mbok Nana pergi setelah Dara mengucapkan terima kasih.
Dara melihat Rayan sedang berbincang dengan Lyn dan Dimas di bawah sana.
"Sayang, kok nggak bilang kalo mau keluar sama nak Rayan?" Tanya Dara
"Jadi, anak papa udah punya pacar?" goda Dimas
"Apaan sih pa, Aku sama Rayan cuma temen doang" Elak Dara
"Boong tuh om. Saya sama Dara udah pacaran. Makanya sekarang lagi mau nge-date" kata Rayan dengan wajah yang sengaja dibuat seserius mungkin
"enak aja lo. Siapa juga yang mau jadi pacar lo." kata Dara "Pokoknya, yang jadi pacar lo nanti pasti orang sial karna mau pacaran sama bayi drakula kek lo" Dara tersulut emosi. Padahal, Dimas dan Lyn masih ada di antara mereka.
"Berarti lo orang sial dong?"
"Enak aja.. Siapa juga yang mau jadi pacar lo? OGAHH" Dara sengaja menekan kata terakhir agar Rayan paham.
"Ini mau berantem atau jalan nih? Jangan KDRT disini loh yahh" kata dimas menengahi. Dara hanya memutar bola matanya.
"Hehe.. Ohiyaa, pergi dulu yah tante, om. Assalamualaikum" kata Rayan kemudian menyalami tangan kedua pasangan paruh baya itu yang diikuti oleh Dara
"Waalaikum salam. Hati hati yah. Jangan pulang malem banget" peringat Lyn
Rayan dan Dara keluar dari rumah dan melesat ke tujuan awal mereka.
"Kayak kita dulu yah, Ma" kata Dimas sembari merengkuh tubuh sang istri.
"Iya, suka banget berantem. Ehh, malah saling cinta.".kemudian mereka berdua tertawa mengingat masa muda mereka.
***
Rayan dan Dara sudah sampai di sebuah toko es krim.
Dara meminta duduk di dekat kaca agar bisa melihat suasana di luar toko.
Tiba tiba, datang seorang pelayan kafe mendatangi mereka. "Mas Rayan, tumben mampir. Mau pesan apa?" kata pelayan itu yang sepertinya sudah kenal dengan Rayan.
"Es krim vanila ukuran sedang satu. Lo?" tanya Rayan kepada Dara saat selesai mengucapkan pesanannya.
Dara masih sibuk dengan daftar menu "Saya pesen es krim coklat, es krim mocca, es krim vanila, sama es krim avocado ukuran besar satu" pesan Dara. "Ohiya, sama air mineral dua"
Pelayan itu pergi meninggalkan mereka berdua setelah menulis pesanan mereka berdua.
"Lo yakin, bisa habis?" tanya Rayan ragu
"Iyalah. Kalo nggak habis nanti mubazir"
Rayan hanya mengedikkan bahu. Tak lama, seorang wanita paruh baya menghampiri mereka berdua.
"Rayan, tumben kesini?" tanya wanita itu yang Dara yakini adalah ibu Rayan.
"Lagi mau makan es krim" Rayan hanya menjawab sekenanya.
"Eh, ini siapa? Pacarnya Rayan yah" tanya wanita itu kepada Dara
"Hehe.. Bukan tante, saya temennya Rayan. Nama saya Dara" Melihat wanita itu, Dara merasa pernah bertemu. Tapi dimana?
"Ra, ini mama ku" Rayan memperkenalkan ibunya kepada Dara. Yang hanya dijawab oh oleh Dara
"Rayan mau ke toilet sebentar" Rayan lalu meninggalkan mereka berdua.
"Tante kira, kamu pacarnya Rayan. Baru kali ini loh Rayan bawa temennya ke toko tante" kata ibu Rayan. Dara hanya tersenyum tidak tau mau menjawab apa.
"Jangan bikin Rayan kecewa yah." wanita itu menggenggam tangan Dara. Dara bisa lihat tatapan sendu dari ibu Rayan. Tapi, ada apa dengan mereka berdua?
Rayan datang kemudian duduk di kursi dimana Ia duduk tadi.
"Tante ke ruangan dulu yah, selamat menikmati"kata ibu Rayan kemudian melenggang pergi
Pesanan mereka sudah datang. Dara melahap es krimnya dengan lincah.
"Pelan pelan" peringat Rayan
"Ternyata, mama lo yang punya toko ini. Gue baru tau. Lain kali ajakin gue lagi yah, biar gue bisa makan es krim gratis" kata Dara tanpa dosa
"Yaelahh.. Iyadeh.. Tapi kalo lo kesini lagi, harus bayar"
"sama temen aja pelit banget, Lo"
"Kita temen? Kita kan pacaran. Hahahahahaha" Tawa rayan pecah seketika.
"Ihss.. Lo kenapa sih, ngaku ngaku depan papa mama gue" kesal Dara
"Biarin"
"Ray, gue mau nanya" Dara membuka pembicaraan kembali setelah lama mereka diam menikmati es krim masing masing
"nanya aja"
"Lo lagi ada masalah sama nyokap lo?" tanya Dara hati hati.
Rayan menghentikan pergerakannya sebentar kemudian memakan kembali es krim yang tinggak sesuap itu.
"Gue bakal cerita kalo udah saatnya" kata Rayan dingin "Makan gih, es krim gue udah abis lo masih banyak. Nanti kemaleman gue yang dimarahi om Dimas" Rayan kembali menetralkan ekspresinya.
Walau masih penasaran, Dara hanya diam. Toh, Rayan juga butuh privasi. Tapi, Dara akan siap mendengarkan kalau Rayan sudah siap. Dia tidak mau jika hanya dia yang selalu berkeluh kesah dengan Rayan saat ada masalah. Dia juga ingin jika Rayan terbuka padanya agar seimbang.
***
Holaaa... Aku kembali lagiii. Part ini khusus Rayan sama Dara nihh..
Kalian tim siapa.
Arrayan sama Addara
Atau
Alvaro sama Addara
Tetap jaga kesehatan.. Maapkeun kalo ada buanyaak typo😁
S
tay tune..
Kalo misalkan suka, jangan lupa tinggalkan jejak vote dan komen yahh
Luvluv❤
YOU ARE READING
Arrayan & Addara
Teen Fiction"Aku mencintainya. Tapi, entah kenapa disaat dekat denganmu aku merasakan sesuatu yang tak kurasakan saat bersamanya" -Addara Mikayla Ayudia "Siapapun yang kau cintai itu, aku tak peduli. Aku hanya ingin kau tetap aman walau hatimu bukan untukku" -A...
