6 ENGAGEMENT

973 84 23
                                    

---oo---

Keadaan rumah Yuri begitu ramai hari ini. Dia dan kedua orangtuanya kedatangan sanak saudara dari berbagai wilayah di Korea. Ada paman, bibi dan para sepupu, baik dari keluarga ayah atau ibunya, semua datang. Ayahnya sengaja mengundang mereka semua karena nanti malam adalah acara keluarga yang cukup besar, yaitu Pertunangan Yuri.

"Selamat ya, Yuri."

"Wah.. Yuri, cepat sekali kamu akan menikah. Selamat ya."

"Jauh-jauh kuliah di Amerika, jodohmu tetap orang Korea. Aku turut bahagia untukmu."

Bermacam-macam ucapan selamat, datang dari mulut saudara-saudaranya. Ada juga beberapa sepupu perempuannya yang mengatakan cemburu pada Yuri karena akan menikah di usia muda. Mereka tidak tahu saja kalau pernikahan ini bukan keinginannya. Yuri hanya melontarkan senyuman ketika para sepupunya mulai bertanya mengenai tunangannya. Yuri tidak ingin menjawab apa-apa. Toh... dia juga tidak mengenal Kyuhyun secara dekat, jadi tidak ada yang bisa ia jawab.

Yuri memilih naik ke lantai dua -masuk ke dalam kamarnya- ketika seluruh keluarga besarnya sedang berpesta makan siang di halaman belakang. Rasanya waktu berjalan begitu cepat hari ini. Yuri begitu gelisah menghitung jam demi jam yang terus berlalu. Hanya beberapa jam lagi... tinggal beberapa jam lagi dia akan resmi menjadi tunangan Cho Kyuhyun. Menjadi calon istri pria itu. Calon menantu keluarga Cho. Yuri tak bisa membayangkan apa jadinya nanti ketika dia sudah menikah. Apa Cho Kyuhyun akan baik padanya? Apa kehidupan pernikahannya juga akan sama dengan oranglain?

Ah... pasti tidak sama! Oranglain menikah karena saling mencintai, sedangkan dirinya?

Yuri duduk dipinggir ranjang sambil memperhatikan setumpuk undangan berwarna emas di meja bacanya. Undangan-undangan itu disisihkan Yuri untuk ia berikan kepada teman-temannya. Helaan nafas Yuri terdengar. Ia menatap halaman muka dari undangan itu.

Suara ketukan pelan dari arah pintu membuat Yuri menoleh. Pintu kamarnya tidak tertutup, sehingga dia bisa langsung menemukan ibunya yang berdiri di ambang pintu.

"Kau tidak makan siang?" ibunya bertanya sembari menghampiri Yuri duduk di ranjang.

Yuri menggeleng kecil. "Aku tidak lapar, bu." Jawabnya.

Nyonya Kwon tersenyum. Beliau memandangi putrinya yang terlihat masih menatapi tumpukan undangan pernikahannya. Tangan nyonya Kwon terulur mengusap bahu putrinya.

"Kemarilah, ibu ingin memelukmu."

Yuri menoleh. Membalas senyum milik ibunya dan mendekatkan tubuhnya memeluk sang ibu. Kedua wanita beda usia itu saling memeluk dalam diam. Keduanya terlihat meresapi kasih sayang masing-masing.

"Dua jam lagi Kyuhyun akan menjemputmu. Kau sudah tahu 'kan, kalau kalian berdua harus datang terlebih dahulu ke hotel untuk persiapan nanti malam?"

Yuri mengangguk. Masih dalam pelukan ibunya.

Selanjutnya, Yuri dan ibunya hanya terdiam sambil terus saling memeluk. Sudah lama rasanya Yuri tidak memeluk ibunya selama dan sehangat ini. Tiba-tiba ia merindukan kenangan masa kecilnya.


---oo---

Yuri sudah berada diperjalanan menuju Hotel tempat acara pertunangannya akan digelar. Tentu ia tidak pergi sendirian, ada Cho Kyuhyun yang datang menjemputnya dan sedang menyetir disebelahnya.

Yuri yang biasanya punya emosi yang meledak-ledak, hari ini seolah tak bertenaga. Ia begitu menurut sekali pada Kyuhyun saat menjemputnya tadi. Diminta ganti pakaian yang lebih panjang, dia langsung berganti tanpa memprotes. Disuruh cepat-cepat masuk ke dalam mobilpun, Yuri langsung melaksanakannya tanpa banyak bicara. Dan sekarangpun berada di dalam mobil, Yuri juga lebih banyak diam atau melamun lebih tepatnya.

CONQUER YOUWhere stories live. Discover now