4 NO MORE PRIVACY

972 83 32
                                    

---oo---

Suasana masih tenang, belum ada suara hiruk-pikuk kegiatan manusia. Udara masih begitu dingin, bahkan langitpun masih enggan mempersilahkan matahari mengganti warnanya, tapi seorang gadis dengan rambut panjang kecoklatannya sudah terduduk manis ditepian kolam renang. Ia membiarkan dirinya diterpa angin pagi. Sesekali kedua tangannya terulur masuk ke dalam kolam dan bermain air. Disebelahnya terdapat segelas susu coklat panas yang sudah tidak sepenuhnya panas. Segelas susu itu dicampakkan oleh pemiliknya yang lebih banyak melamun menatap langit pagi.

Kwon Yuri, tidak biasanya dia bangun begitu pagi. Entahlah... dia hanya terbangun saja. Tidurnya juga biasa saja. Dikatakan nyenyak, tidak nyenyak. Dikatakan tidak nyenyak, tidak sepenuhnya juga. Emosinya sedang naik-turun akhir-akhir ini. Terutama setelah munculnya Kyuhyun dalam hidupnya. Dalam sekejap, pria itu cepat mengubah harinya yang menyenangkan menjadi menyebalkan.

Cho Kyuhyun boleh tampan, dengar-dengar dia juga pintar, tapi dia pria yang penuh aturan dan suka mengatur. Memerintah ini-itu tanpa bertanya pendapat. Baru sehari saja mereka pergi bersama, tapi Yuri rasanya sudah ingin menjambak rambut pria itu sampai botak.

Yuri mengingat kejadian kemarin sore saat Kyuhyun mengantarnya pulang -setelah perencanaan kencan tak terduga-. Saat itu Kyuhyun sudah menghentikan mobilnya tepat di depan gerbang kediaman keluarga Yuri, tapi pria itu masih mengunci pintunya. Dia belum mengijinkan Yuri untuk turun. Beberapa kali Yuri menekan tombol pintu, tapi Kyuhyun juga kembali menguncinya melalui tombol master dikemudi. Membuat Yuri terkurung lebih lama di dalam mobil itu.

"Beberapa hari ke depan aku akan sibuk, kita bisa bebas sementara. Tapi hari sabtu pukul sepuluh pagi aku akan menjemputmu." Ucap Kyuhyun.

Yuri tidak menggubris. Dia masih menghadap ke pintu mobil, memunggungi Kyuhyun. Terus mencoba membuka pintu, tapi lagi-lagi Kyuhyun menguncinya.

Kenapa sih orang ini? Membuat sebal terus! Apa turun dari mobil saja harus menunggu kehendaknya?

Yuri merasa bahu kirinya disentuh, lalu ditarik hingga ia kembali bersandar di kursi. Tatapannya bertemu dengan sepasang mata milik Kyuhyun.

"Aku tidak suka menunggu. Pastikan kau sudah siap sebelum aku datang."

Masih tidak ada tanggapan dari Yuri.

"Kau tidak punya mulut?"

"IYA!" teriak Yuri jengkel sambil menepis tangan Kyuhyun dari bahunya.

Pertama kalinya terlihat Kyuhyun mendengus dengan terus menatap Yuri. Sebelah tangannya mengambil ponsel dari dalam saku jaket. Menyodorkan pada Yuri. "Berikan nomor ponselmu. Jangan memberiku nomor palsu, aku akan tahu."

Yuri meraih ponsel itu dengan helaan nafas berat. Menekan tombol power, tapi ponsel Kyuhyun terkunci.

"1233." Tiba-tiba Kyuhyun berkata. Itu sandi ponselnya.

"Hya! Kenapa kau menyebutnya! Kau bisa mengetiknya sendiri!" bentak Yuri terkejut.

"Kau yang pegang ponselnya, bukan aku." Kyuhyun santai menyandarkan dirinya ke sandaran kursi.

"Tapi aku jadi tahu sandi ponselmu!" sahut Yuri.

"Aku tidak keberatan."

Yuri melongo tidak percaya dengan apa yang barusan terjadi. Kyuhyun terus saja membuat situasi supaya Yuri terlihat dekat dengannya. Padahal Yuri terus berusaha membuat batas. Yuri menyalakan kembali ponsel Kyuhyun, mengetik sandinya lalu mengetik nomor ponselnya sendiri.

"Sudah." Ia menyerahkan lagi ponsel Kyuhyun.

"Awasi terus ponselmu, siapa tahu aku menghubungimu. Pastikan juga kau menjawabnya."

CONQUER YOUOnde histórias criam vida. Descubra agora