Daripada harus berkehidupan mewah dan akhirnya menimbulkan gengsi, itu sama sekali bukan somplak telu.

Mereka ber-enam sedang memainkan sebuah game yang selalu mereka mainkan tiap kali makan bareng.

Aturan permainannya tidak rumit, hanya saja siapa yang kalah dalam permainan ini harus memakan makanan yang sangat pedas.

Permainan pun dimulai " Yah yah kok gue yang kalah, ah curang nih pasti kalian!! " keluh Vika.

" Bhahaha!! Mamam tuh cili, itu artinya lo kualat sama gue! " ejek Mimin kepada Vika sambil mengangkat kedua alisnya.

" Issh mulai deh mulaai " cibir Nara.

" Oke lo harus profesional Vik! Kalo kalah ya kalah. Dan jalanin hukumannya! " kata Nara menengahi percekcokan antara Mimin dan Vika.

" Huffttt!!! Yauda deh! " akhirnya Vika pasrah dan menenggelamkan kepalanya dikedua tangannya yang dilipat dimeja.

Aji dan Rama sama-sama tersenyum tipis menatap teman-temannya yang super somplak itu.

" Lo kenapa diem aja? Ga biasanya! " tanya Nara kepada Aji. " Biasanya lo semangat kalo harus toyor menoyor Somplak Telu, selagi ada yang ribut! " sambung Nara.

Setelah mendengar pertanyaan dari Nara wajah Aji langsung berubah menjadi muram. Dan itu membuat yang lain ikut menyelidik kearah Aji.

Tak berselang lama Aji menghembus nafasnya secara kasar.

" 3 hari lagi gue bakal dikarantina selama 10 hari di Jakarta! " ujar Aji sambil memperlihatkan kembali wajah lesuhnya.

Pernyataan yang keluar dari mulut Aji sontak membuat Somplak Telu menjadi mendekat kearah Aji.

Deva yang paling terkejut pun langsung menghambur ke pelukan Aji dan di ikuti oleh, Vika, Mimin dan Nara. Kecuali Rama.

Rama hanya menepuk bahu kanan Aji. Ikut memberikan semangat.

Mereka memeluk Aji dengan sangat erat seolah mereka akan berpisah bertahun-tahun dengan Aji.

Kedekatan mereka semua membuat rasa kenyamanan tersendiri untuk mereka. Jadi jika harus berpisah walau hanya dalam waktu sehari saja, bakal membuat mereka sedih. Apalagi 10 hari? Pasti mereka semua akan galau berat.

Nara, Deva, dan Vika sudah menangis dipelukan Aji. Sedangkan Mimin dan Rama hanya menepuk bahu dan punggung Aji.

" Lo harus jaga diri dengan baik Ji! " kata Rama memperingati Aji dan hanya dibalas dengan anggukan dari Aji.

Mimin pun ikut menasihati Aji " Iya bener kata Rama, lo harus jaga diri dan kesehatan ya Ji. Gue gamau kalo elo nanti pulang-pulang malah sekarat, jangan sampe dah! " cerocos Mimin.

Aji menganggukan kepalanya dan tersenyum kearah Mimin.

Itulah yang bakal Aji rindukan ketika ia berada di Jakarta nanti. Kehebohan Mimin, dan sikap ajaib milik somplak telulah yang selama ini slalu membuat hari-harinya menyenangkan.

" Mbak mas ini makanannya saya letakkan di meja ya! " suara seorang waiters menginterupsi, membuat Somplak Telu saling memandang satu dengan yang lain kemudian tertawa.

" Iya mbak di situ aja gapapa! " ucap Mimin.

" Kita udah kaya teletubies ya haha!! "

Mereka pun kembali ke tempat awal mereka duduk dan mulai memakan hidangan yang ada dihadapan mereka.

*****

" Kusut banget tuh mukak buk! " cibir Liyan pada Deva.

" Galau gue Li " aku Deva.

Liyan pun kaget dengan jawaban Deva kemudian membenarkan posisi duduknya menghadap Deva.

Tatapan Liyan mulai menyelidik dan serius " Bilang! Kak Rama udah ngapain lo?! " tanya Liyan sambil menajamkan tatapannya.

Deva mengangkat satu alisnya untuk memastikan apa yang ia dengar tadi.

" Lo bilang apa tadi? Kak Rama? " kini giliran Deva yang dibuat bingung oleh Liyan.

Liyan memutar bola matanya dan kembali menatap Deva, kali ini dengan tatapan malas " Yah iyah siapa lagi cobak yang bikin lo galau, kalo bukan pacar lo De? Duh!! " keluh Liyan.

Deva berdecak dan menelungkupkan kepalanya dimeja " Gue galau karena Kak Aji mau menjalani karantina di Jakarta, bukan malah karena Kak Rama! "

" Oooh gue kira lo dibuat galau sama Kak Rama! " Liyan manggut-manggut lega mendengar jawaban dari Deva, ia kira sahabatnya itu galau karena patah hati.

'Malu banget anjirrr!' Liyan

" Jadi, Kak Aji menangin pertandingan Taekwondo kemarin? " tanya Liyan dan hanya diangguki Deva.

" Yaudah si! Harusnya lo seneng dong, lo harus terus nyemangatin Kak Aji bukan malah galau gini, yang ada ntar Kak Aji jadi kepikirankan. " ujar Liyan menenangkan sahabatnya.

Deva pun menatap Liyan tanpa arti. Yang dikatakan oleh Liyan itu benar, bahkan sangat benar.

" Lo payah. Yuk ikut gue ngantin aja haus gue! " ajak Liyan.

" Hmm " Liyan langsung menggandeng lengan Deva hingga ke kantin.

Kebetulan disana juga ada Aji dan Rama yang sedang menyeruput minumannya. Dengan iseng Liyan menambah kecepatan jalannya menuju ke tempat dimana dua orang siswa itu duduk.

" Nih kak temen gue galau berat, gue titipin disini dulu ya gue mau pesen minum! " tanpa menunggu jawaban Liyan langsung pergi memesan minuman.

Deva menggaruk tengkuknya yang tak gatal untuk mengurangi rasa malunya.

" Maaf kak, temen gue yang satu tuh rada gesrek emang! " ujar Deva kemudian menarik salah satu kursi yang berada diantara Aji dan Rama.

Janlup follow dan tinggalin jejaknya ya❤

Te Amo RamaWhere stories live. Discover now