" Si gordes kumat! "

" Tapi dia bener bener ganteng sih De. Romi ga ada apa-apanya kalo dibandingin sama Kak Rama. Dia gantengnya super banget. Udah gitu dia berprawakan tinggi tubuhnya kekar. Pasti enak dipeluk. Terus Hidungnya mancung beralis tebal, cewek mana coba yang bakal nolak dia. Lo aja melting! " celoteh Liyan mengagumi Rama sambil membayangkan hal ngelantur kemudian tersenyum.

" Dan yang lo puja-puja itu pacar gue heh!! " Deva menyentil dahi Liyan.

Liyan memuta bola matanya malas.

" Lo masih inget gak sih De? Pas gue bilang kalo lo cocok sama cowok baru yang pindahan itu? " Deva mengangkat sebelah alisnya.

" Ternyata terbukti juga omongan gue. Dan sekarang lo sama dia jadian. Haha gak nyangka! " gumam Liyan.

'Kalo lo terpikat dengan ketampanannya, tapi engga dengan gue Li. Dia menjatuhkan gue lagi lagi dan lagi hanya dengan tatapan yang meneduhkannya itu' Deva

" Nah kan sekarang elo yang sakit kenak virus cinta ciptaan lo sendiri, dasar bucin! " ejek Liyan.

" Heh gue itu lagi kasmaran, lo diem aja! Gue kesel sama yang nyiptain kata bucin. Gara-gara dia, semua ketulusan ucapan hati yang harus tersampaikan melalui lisan, tulisan maupun tindakan harus dikatain bucin. Apaan tuh?! " Deva mencibir, menyalahkan sesorang yang menciptakan kata bucin. Ntah siapa orang tersebut Deva sangat kesal dengan penciptanya.

*****

Waktu yang ditunggu-tunggu telah tiba. 5 orang bersahabat tengah duduk manis di stadion pusat kotanya.

Mereka memenuhi janji yang mereka buat untuk menonton sekaligus menyemangati Aji tanding Taekwondo.

Somplak Telu datang satu jam sebelum pertandingan, guna mendapatkan tempat yang strategis dan nyaman.

Bangku yang sebelumnya jarang diisi oleh penonton kini tlah dipenuhi oleh orang-orang yang pastinya ingin ikut serta dalam mendukung jagoan mereka masing masing.

"PERHATIAN!! PERTANDINGAN AKAN DIMULAI 7 MENIT LAGI. MOHON UNTUK SEGERA MENEMPATI KURSI YANG TELAH DISEDIAKAN!"

Pengumuman tersebut menambah keriuh piuhan suasana gedung pusat. Sebagaimana halnya dengan Mimin ia kini tengah menggigiti kukunya seperti orang yang sedang bingung resah dan gelisah.

" Duh gue khawatir nih sama Aji. Ntar kalo Aji ada yang cedera dan kalah gimana dong?? Aduuh!! gue gabisa bayangin kalo hal mengerikan itu sampe terjadi! " Mimin bergidik ngeri dengan ucapan yang ia lontarkan dari mulutnya sendiri.

Yang lain hanya mampu terkekeh sambil menggelengkan kepalanya.

" Eh kunyuk! Yang ada gue jadi khawatir sama lo sekarang! " kata Vika sambil memandang Mimin aneh.

Mimin balik memandang Vika dengan tatapan sengit " Ngapain juga lo ngakhawatirin gue? Dasar kecot! " ejek Mimin.

Vika pun tak ingin kalah " Ya lo liat aja diri lo! Dari tadi gegana sambil gigitin kuku. Mana kukunya banyak bakteri lagi. Eewh!! " balas Vika dengan memasang muka jijik.

" Oh ngajak ribut nih bocah!! " sekarang Mimin mulai menggulung lengan bajunya, seolah benar-benar akan ribut.

" Napa? Si Mimin takut nih ceritanya? " tantang Vika dengan tatapan mengejek.

Melihat Vika yang tidak takut sama sekali dengan ucapannya, Mimin berniat ingin menghampiri Vika. Namun pertandingan sudah hampir dimulai jadi ia mengurungkan niatnya.

" Ntar lo gue sikat!!! " ancam Mimin sambil menjulurkan lidahnya dan meletakkan telunjuknya bergeser dari bagian lidah yang lain ke lidah lainnya. Seolah sedang mengiris lidahnya.

Dari kejauhan Vika hanya mengejek dengan menjulingkan matanya.

Melihat kedua insan yang tak kunjung selesai acara ributnya, akhirnya Nara membuka suara " Bentar lagi pertandingannya bakal dimulai. Dan kalian masih ribut? Mending keluar dari sini deh. Hus! hus! " ujar Nara sambil mengipaskan kedua tangannya di udara.

Mimin dan Vika pun menguncir bibirnya pertanda ngambek namun hal itu tidak digubris sama sekali oleh Nara, Deva apalagi Rama.

Sekarang mereka ber-lima tengah fokus dengan pertandingan yang telah dimulai.

Untuk pertandingan pertamanya Aji menang. Kini tinggal menunggu pertandingan akhir yaitu babak penentuan, siapa yang akan menjadi perwakilan dari Provinsi untuk kemudian tanding lagi di tingkat yang lebih tinggi yaitu Tingkat Nasional.

Mungkin Aji sedikit mendengar bahkan tidak mendengarkan suara teriakan dari Deva. Karena gedung saat ini dipenuhi dengan suara tepukan tangan dan teriakan dari para penonton yang mendukung jagoannya begitupun dengan Deva dan 4 sahabatnya.

" AYOOO KAK! SEMANGAT SEMANGAT SEMANGAT!! LO HARUS BISA KALAHIN DIA! AYOO KAK NJII!! " teriak Deva.

" WOI AJI LO KALO KALAH GUE GAMAU JADI TEMEN LO, JADI LO HARUS MENANG, AJII SEMANGAAAAT!!! " teriak Vika tak ingin kalah dari Deva.

" SEMANGAAAAAT AJI! " teriak Nara ikut nyemangatin Aji.

" WOIIIY AJI KALO LO KALAH GUE SUNAT LAGI LO PULANG NANTI!! " teriakan yang keluar dari mulut Mimin mendapat pelototan dari Somplak Telu yang lainnya.

Mimin hanya nyengir kuda dan mengacungkan jari tengah dan telunjuknya ke udara. Kemudian ia berteriak kembali untuk membakar semangat Aji.

" AJI SEMANGAT SAYAAAANG!! JANGAN SAMPE KALAH YAA AKU PADAMU DAN UNTUKMU KOK!! AJI AJI AJI SEMANGAAT!! " Mimin kembali berulah. Namun kali ini ia tidak menghiraukan respon yang diberikan oleh 3 orang disampingnya.

Si Mimin ngaco mulu ya. Pengen author kembaliin ke kayangan deh😂

Jangan lupa jejaknya ya❤

Te Amo RamaWhere stories live. Discover now