TAR~19

86 36 70
                                    

" Gue gak janji ya, tapi gue usahain. " jawab Deva sambil memasukkan ponselnya kedalam tas.

" Okedeh, gue pamit dulu ya! " setelah Mila meninggalkan kelasnya Deva melihat Liyan yang sedang serius menyalin tugas rumahnya yang belum ia kerjakan. Untung saja tadi guru bahasa inggrisnya tidak mengajar, jika iya sudah dipastikan Liyan kena marah dan hukuman.

" Woi anak kucing udah belom? Salin dirumah aja kali, udah waktunya pulang nih ntar lo malah diculik setan setan yang disini. "

" Iissh lo De, udah tau gue penakut pake bilang yang begituan segala. " Liyan pun terpaksa membereskan alat tulisnya dan dimasukkan kedalam tas.

*****


Hari ini 6 bersahabat tengah menikmati hari weekendnya dengan cara piknik bareng dipantai. Dan hari ini sudah mereka rencanakan dari 1 minggu yang lalu.

6 bersahabat itu terdiri dari Vika, Nara, Deva, Aji, Mimin, dan Rama. Yups! Rama sekarang sudah resmi menjadi bagian dari somplak telu.

Mereka semuanya menggunakan baju berwarna putih. Masing-masing dari mereka ada yang membawa lauk, nasi, dan tikar untuk tempat duduk mereka.

Angin yang menggoyangkan rambut panjang Deva membuat sang empu merasa risih hingga ia menggulung asal surai kecoklatannya. Walaupun Deva anaknya tomboy, namun ia sangat menyayangi rambutnya hingga tak berani untuk memotongnya. Paling-paling juga ujungnya saja yang dipotong supaya rata.

Sangatlah menyenangkan jika kalian bisa bergabung menjadi sahabat dari somplak telu. Mereka slalu solid dan slalu memberi kenyamanan satu sama lain.

Mereka sudah seperti saudara karena memang mereka berteman dari kecil. Hanya saja ketika SMP mereka beda sekolah, 3 orang di SMP negeri, yang 3 di MTS. Untuk sekarang pun mereka beda sekolah, Deva Aji, Rama bersekolah di SMA sedangkan Vika, dan Mimin nerusin di SMK. Diantara 6 bersahabat itu Deva adalah yang paling muda usianya hingga ia sering jadi bahan dari keusilan somplak telu.

'Mungkin akan menyenangkan jika gue menjadi ombak. Tidak pernah merasa lelah untuk slalu bermain kejar kejaran dengan ombak yang lain.' Deva

Jrenggg!!

Deva dikagetkan oleh genjrengan melengking yang diciptakan oleh Mimin.

Ketika Deva hendak menoleh kearah sumber gangguan yang ditujukan padanya ia hampir melempari Mimin dengan pasir yang berada disekitarnya.

Beruntung Mimin dengan cekatan menahan tangan Deva yang hampir saja jadi boomerang untuk dirinya.

Mimin memang terkenal sebagai manusia paling jail diantara yang lain, namun ia slalu menciptakan kebahagiaan. Dari tingkah konyol hingga tingkah yang tidak jelas.

" Lo ngapain sih kak, ganggu tau gak ish!! " omel Deva.

Mimin hanya menjawab dengan cengiran kuda yang tak bersayap andalannya " Yakan gue mau nemenin adek gue yang paling gemesin ini. " sambil menjawil pipi Deva.

Deva hanya memutar bola mata malas. Kemudian pandangannya beralih menatap gitar yang dibawa Mimin.

" Eh kak, sejak kapan lo bisa main gitar? " kepo Deva.

" Sejak dulu, elo mah gapernah perhatian sama abang Mimin neng, mangkanya enggak tau apa-apa tentang abang. Sakit hati abang neng, sakit! " ucap Mimin dramatis sambil mengelap air mata dipipinya, padahal tidak ada setetes pun air mata yang keluar dari pelupuk matanya.

Deva terkekeh sambil bergidik ngeri mendengar penuturan yang keluar dari mulut sang Mimin. " Cukstaw gue!! Hahaa "

" Jahat lo!!! " tawa Deva semakin pecah ketika kembali menatap wajah konyol Mimin.

Mereka berdua tertawa lepas akibat lelucon yang terlontar dari mulut Mimin. Namun mereka juga tidak menyadari bahwa ada sepasang mata yang tengah memandang intens mereka sambil menyunggingkan senyuman yang mungkin tidak bisa dilihat oleh siapa pun.

'Gue suka melihat lo tertawa lepas seolah tidak mempunyai beban apapun, sangatlah menggemaskan.' Ujar orang tersebut dalam hati.

Huhu makin gajelas ya?

Tetep ikutin ceritanya aja kuys?
Kuys! kuys!

Jangan lupa follow yaa

Tinggalin jejak ya❤

Te Amo RamaDove le storie prendono vita. Scoprilo ora