10

6 2 0
                                    

Happy Reading

Author 

Dinda mengetuk pintu kamar Caca pelan,pasalnya sekarang sudah jam 6 tapi putrinya itu belum keluar kamar.

"Caa,Caa udah jam 6 kamu ga sekolah?"tanya Dinda.

Hening,tidak ada jawaban atau sahutan dari Caca sehingga Dinda memutuskan memasuki kamar Caca.Caca masih tertidur diatas ranjangnya membuat Dinda meraba keningnya.

"Astaga Caca demam"ujarnya.

Dinda pun mengompres kepala Caca dan menelepon sekolah bahwa Caca tidak masuk karena demam.Alin dan Ivana akan mengunjungi Caca pulang sekolah begitu katanya saat Dinda menelepon mereka."Syukurlah Caca memiliki kedua sahabat yang menemaninya" gumam Dinda senang.

Perlahan mata Caca terbuka dan ia meyipitkan matanya"Ko gue masih disini ya, harusnya gue udah di sekolah.Saat ia mencoba bangun rasa pening menyerangnya sehingga memutuskan berbaring.Tak lama kemudian ia kembali tertidur saat Dinda masuk membawa semangkuk bubur untuk dimakan.

"Kurus sekali badan mu Nak" Dinda sedih melihat perubahan fisik anaknya.Setelah menaruh nampan bubur ia kembali turun ke bawah untuk memasak.

Siang hari nya Caca terbangun dengan muka sedikit segar,panasnya sudah agak turun.Saat turun ke bawah ternyata Ivana dan Alin sedang bencengkrama di sofa ruang tamu.

"Eh gimana?Panas lo udah turun?"tanya Alin lalu mencomot camilan.

"Udah dong,makanya gue kebawah"

"Eh Ca, lo---"Belum selesai Ivana berbicara,mulutnya langsung ditutup oleh Alin."Woy lu bego ya?Itu mah biarin Rei yang jelasin.Kasian nanti dia nge drop" omel Alin sebal.

"Maaf gue lupa" kekeh Ivana.

"Kalian ngomong apa tadi?"tanya Caca bingung.

"Enggak,gapapa.Camilan lo enak ya"comot Ivana lagi.Mereka bertiga pun mengobrol ngalor ngidul soal sekolah termasuk gebetan Ivana.

TINGTONG!Bel rumah Caca berbunyi dan DInda membukakan pintu.Ternyata Rei yang datang.

Dinda lantas menghampiri Caca dan berbisik"Rei ada di ruang tamu tuh Ca"

Caca pamit kepada dua temannya karena ingin menemui Rei."Kita mau ke halaman belakang ya,tar lo nyusul aja kalo dah beres nge bucin"kekeh Ivana dan menarik Alin menuju kebung belakang.Caca mengangguk dan berjalan menuju ruang tamu dengan hati deg deg an

"Hai"sapa Rei saat Caca duduk dihadapannya.Caca tidak menjawab sapaan Rei,pikirannya melayang kemana-mana.

"Caa"panggil Rei lembut membuat Caca menatap manik biru milik Rei yang menurut Caca menyejukkan hatinya.

"Kenapa Rei?'tanya Caca lembut.

"Sebelumnya aku minta maaf kemaren gabales chat dari kamu"ucap Rei hati hati dan bingung memikirkan bagaimana caranya ia menyampaikan kepada Caca.

"Iya gapapa kok Rei"ujar Caca.Hatinya mendadak gelisah memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Ca sebelumnya gue minta maaf,gue gaada maksud nyakitin lu"

Caca tercenung mendengar Bahasa Rei yang berbeda dari aku-kamu menjadi gue-lu itu menandakan Rei akan berbicara serius.

Melihat Caca diam,Rei melanjutkan ucapannya."Ca sebenernya gue masih sayang ama lo,tapi gue gapengen kalo gue membayangkan kalau lu gaada,jadi kita.."ada jeda cukup lama saat Rei mengatakan kalimat "Kita putus"cukup membuat Caca syok dan mengatur agar dirinya tidak tertekan dan menangis saat itu juga.

Caca tersenyum hambar"Gue udah menduga karena malam setelah kita terakhir ketemu lo punya perasaan sama Zahira kan?"tembaknya langsung.

"Kenapa lu tau?"tanyanya heran.

Sekuat tenaga Caca menahan agar airmatanya tidak jatuh saat itu juga."Feeling perempuan itu kuat Rei mereka bakal tau kalau mereka dibohongin"ujarnya serak lalu melanjutkan kalimatnya."Pulang sekarang hubungan kita udah beres.Sana pulang!"usir Caca.

Rei mengangguk dan mengucapkan salam kepada Caca dan keluar dari rumah Caca.Selepas kepergian Rei ,Caca mulai menangis "Kenapa Rei tega berbuat itu ke gue padahal dulu ia sudah berjanji bakal selama nya disisi gue"isaknya pelan.Caca memijat kepalanya yang mulai pening dan tidak bisa dikontrol hidungnya mulai mimisan lagi.

"Ya Tuhan jangan sekarang mimisannya"ujar Caca panik kepada dirinya sendiri.Caca menekan hidungnya berharap mimisannya berhenti namun malah keluar semakin banyak.

Alin dan Ivana heran melihat Caca yang tidak kembali ke halaman belakang membuat mereka memutuskan menyusul Caca ke ruang tamu.Alangkah kagetnya mereka melihat darah berceceran di lantai karena mimisan Caca tidak kunjung berhenti.Kondisi Caca saat itu sudah lemas.

"Tantee,Caca mimisan"teriak Alin sementara Ivana membantu Caca menghentikan mimisannya.

Dinda tergopoh gopoh menghampiri anaknya.Tanpa banyak bicara Dinda langsung membawa Caca ke rumah sakit diikuti dengan Ivana dan Alin. Sesampainya di Rumah Sakit Caca sudah pingsan dengan darah yang terus mengucur dari hidungnya.Dokter Ira langsung membawa Caca ke UGD.

Setelah menunggu 30 menit akhirnya Dokter Ira keluar."Gimana kondisi Caca dok?'tanya Dinda panik.

"Anak Ibu sekarang sudah stabil kondisinya.Sepertinya Caca mimisan hebat karena kondisinya mengalami syok sehingga membuatnya seperti itu.Caca harus dirawat inap untuk seminggu demi menjaga kondisi badannya"jelas Dokter Ira.

Mendengar penjelasan Dokter Ira,Alina dan Ivana menggeram kesal."pasti Rei membuat Caca syok".

"Saya permisi dulu"ucap Dokter ira.Dinda mengangguk dan memasuki kamar Caca dirawat.

Alin dan Ivana menatap kondisi Caca dengan prihatin.Badannya sekarang menjadi kurus bahkan rambutnya menjadi tipis karena efek kemoterapi.

Dinda menyuruh Alin dan Ivana pulang karena hari sudah menjelang sore tetapi Alin dan Ivana menolak karena ingin menunggu Caca sampai tersadar.

Bersambung 

Maafkan author baru sempat update dikarenakan UAS,jangan lupa vote sama comment ya gais thx 

Hope(slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang