5

25 10 3
                                    

Sesampai di rumah sakit Mekar,Dinda langsung mendaftar ke dokter langganan mereka disana,Dokter Ira.

"Caca kenapa bu? Kok banyak darah kering?"tanya Dokter Ira heran melihat banyak darah kering menempel di baju Caca.

"Ini dok Caca udah dua hari mimisan terus kayak gini, kenapa ya?"tanya Dinda.

Dokter Ira mulai memeriksa darah Caca dan meronsen tubuhnya.Setelah semua selesai,Caca diperbolehkan pulang dan disarankan untuk beristirahat dulu.

"Ca saya sudah periksa darah kamu,3 hari lagi kesini ya"jelas Dokter Ira.

"Baik dok"ucap Caca patuh.

"Ca,jangan sekolah dulu ya sampai 3 hari ke depan supaya kondisi badan kamu stabil"sambung Dokter Ira."Baik dok terimakasih"ucap Firman.

Diperjalanan pulang muka Caca tampak murung memikirkan kondisi kesehatan nya.

"Sebenarnya aku sakit apa,semoga sakit ku tidak parah"batin Caca pelan.Karena terlalu lelah memikirkan sakit apa yang dideritanya membuat Caca tertidur pulas di mobil.

"Ca,bangun Ca.Udah sampe nih" Dinda menepuk pelan pipi Caca hingga Caca terbangun namun dengan mata setengah terpejam."Ayo Ca, pindah kamar yuk".Caca pun bangun dan agak terhuyung menuju kamar.

Selama 3 hari Caca berdiam diri di rumah,semakin parah mimisan yang dialami Caca,bahkan ia merasa sakit di tulang belakangnyuuuua.Saat Ivana Rei dan Alin mengunjungi Caca di rumah,muka Caca tampak pucat.

"Ca,lo gapapa?Muka lo pucat soalnya"ucap Rei khawatir.

"Lo sakit apa sih Ca?udah cek ke dokter kan?"tanya Ivana.

"Gue gatau,barusan gue mimisan.Nanti sore gue ke dokter lagi" jelas Caca.

"Cepet sembuh dong Ca,gue kangen gaada lo di sekolah" Rei mencubit pipi Caca pelan.

"Iya gue kangen lo juga,doakan gue ga kenapa-napa"Caca tersenyum lembut memandang Rei sehingga membuat Ivana dan Alin nyesek sendiri.

"Kita disini berasa banget ya jomblo nya"ucap Ivana .

"Iya berasa kambing congek"kekeh Alin.

"Suatu hari kalian dapet kok"hibur Caca.Dinda yang melihat Caca tersenyum merasa lega karena belakangan ini Caca murung terus.Tak terasa waktu sudah sore,saatnya Caca juga untuk control ke dokter.

"Ca,yuk kita pergi"ucap Dinda lembut."Eh udah sore ya.Yaudah tante kita pamit ya.Cepet sembuh Ca"ucap Rei mengacak acak rambut Caca.

Setelah mereka pergi,Dinda dan Firman mengantar Caca ke Rumah Sakit Mekar.Saat masuk ke dalam ruangan Dokter Ira terlihat serius menekuni sebuah dokumen sehingga ia tidak menyadari Caca sudah memasuki ruangan.

Setelah Caca mengucapkan salam,dokter Ira menyuruh mereka duduk di bangku yang tersedia.

"Jadi,anak saya sakit apa dok?Kemarin selain mimisan,anak saya juga mengalami sakit pada punggungnya"tanya Dinda cemas.

Dokter Ira menarik nafas."Sebelumnya saya mau bertanya,apakah keluarga mempunyai riwayat keturunan penyakit?"

"Tidak dok,memang kenapa?"tanya Firman.

"Begini,harap tabah mendengarnya.Setelah saya menganalisis selama 3 hari ternyata Caca positif menderita leukeumia stadium 3"jelas Dokter Ira.

Bagai tersambar petir di siang bolong,Caca langsung menangis tidak percaya."itu bohong Dok?"isak Caca pelan.Dinda dan Firman hanya termangu di tempatnya.

"Itu benar Ca,dari hasil laboratorium.Kamu positif kena kanker leukeumia"ujar Dokter ira membuat tangisan Caca semakin keras,Keadaan Dinda setelah mengetahui kabar mengejutkan ini juga tidak jauh berbeda dengan Caca.

Setelah kondisi Caca dan Dinda mulai tenang,akhirnya Dokter Ira berbicara"Mulai minggu depan Caca harus kemoterapi supaya kanker nya tidak menyebar"ujar Dokter Ira.

Mendengar ucapan Dokter ira,Caca hanya mengangguk pasrah dengan mata sembabnya.

Setelah keluar dari ruangan Dokter,Caca langsung memeluk Dinda erat diiringi isakan kecil keluar dari mulutnya,Caca masih tidak percaya dirinya bisa terserang kanker.

Setelah isakan Caca mereda,Dinda mencoba memberi Caca kekuatan.Firman hanya memandang putrinya sedih.

"Maa,Pa,Caca takut .Kenapa si harus Caca yang kena?'tanya Caca frustasi."Kenapa ga yang lain aja?Tuhan ga adil"

"Caa..Tuhan sayang sama kamu.Dibalik cobaan pasti ada hikmahnya.Tuhan tidak pernah memberi cobaan melebihi umatnya"nasihat Firman bijak.

"Caa,hidup kamu udah diatur ama Tuhan,sekarang Tuhan sedang memberi cobaan.

Kamu yang kuat ya.Mama selalu menemani kamu"jawab Dinda bijaksana seraya mengelus punggung anaknya.

Caca tampak mencerna setiap kata yang diucapkan oleh kedua orang tuanya.Setelah berdiam diri cukup lama di dekat ruang tunggu akhirnya Caca memiliki semangat untuk melawan kanker leukeumia tersebut berkat dorongan dari kedua orang tuanya.

"Ma,Paa Caca gaakan kalah ama sakit kanker ini"ujar Caca dengan semangat menggebu gebu meskipun ia masih terisak pelan,perlahan namun pasti Caca mencoba menghentikan tangisnya.

Mendengar ucapan Caca,Dinda menghela nafas lega dan mengajak Caca pulang ke rumah untuk istirahat,meningat kondisi Caca sekarang tidak boleh terlalu lelah.

Karena kondisinya yang terkena kanker Caca harus merelakan tidak ikut eskul basket dan wushu karena kondisi fisiknya yang berubah membuatnya tidak bisa melanjutkan 2 olahraga yang disukai nya.

Keesokan hari nya Caca berangkat ke sekolah seperti biasa,walau ada 1 hal yang berbeda.Pulang sekolah ke rumah sakit.Saat masuk ke dalam kelas Ivana dan Alin langsung menodong Caca dengan pertanyaan.

"Jadi lo udah cek kan?"Sakit apa?"tanya Alin.Saat itu mereka sedang di kelas yang cukup sepi karena baru beberapa murid yang datang.

"Gue sakit leukeumia"jelas Caca pelan,sangat pelan sehingga hampir tidak terdengar".

"Apa Ca?"tanya Ivana karena tidak mendengar suara Caca.

"Leukeumia Na"sekali lagi Caca bersuara sangat pelan tapi cukup membuat Ivana dan Alin terkejut.

"Lo ga becanda kan?"tanya Alin dengan air mata menggenang.Ivana hanya mematung di tempatnya."Caa bilang lo becanda"ucap Alin mengguncang bahu Caca.

"Gue serius"Jawab Caca tenang.Mendengar jawaban Caca membuat Ivana menggbrak meja."Lo udah kasih tau Rei?"

"Belum nanti pas gue ketemu dia"ucap Caca."Ca lo harus janji sama kita,lo harus sembuh" ucap Ivana memeluk Caca.

"Gue janji.Gue gaakan kalah"

Setelah pelajaran di mulai terkadang Caca merasa nyeri di tulang belakangnya tapi ia tahan.Orangtuanya sudah membayar sekolahnya mahal maka ia tidak akan menyerah.Saat istirahat Rei menghampiri Caca di kantin.

"Ca,gue seneng lo udah sehat.Kemaren emang lo sakit apa?"tanya Rei.

"Rei,ke halaman belakang yuk,ada yang mau gue omongin ke lo"ucap Caca."Van,Lin gue duluan nanti gue ke kelas sendiri"

"Ngapain kita kesini?Di kantin kan bisa"ucap Rei heran.

Caca menarik nafas panjang."Sebelum aku beres ngomong, dengerin dulu ya"

"Iya,kenapa sih jangan bikin aku takut"

"Kemaren dokter bilang, aku kena leukeumia"jelas Caca.Mukanya tersenyum tapi senyum palsu karena ia tidak ingin Rei sedih mendengarnya.Sekilas Rei tampak terkejut tapi ia berusaha menghibur Caca.

"Ca, gue selalu ada buat lo.Kalau lo sakit bilang ke gue ya"Rei memeluk Caca dan mengusap punggungnya.Cukup lama ia memeluk Caca sampai bel sekolah berbunyi.

"Eh udah bel,balik yuk"ajak Rei melepas pelukannya."Ayo"ucap Caca lembut.Rei menggandeng Caca menuju kelasnya.

**

Setelah leukeumia menyerang Caca,perlahan kondisi fisiknya mulai berubah dimulai dari tubuhnya mulai kurus,rambutnya yang tebal menjadi rontok sedikit demi sedikit.
Tak jarang anak cowok yang mengagumi Caca sekarang mulai berkurang.Tak jarang juga Caca mendengar bisik bisik dari cewek cewek yang tidak suka dengannya.Namun semua itu Caca menjalankan semuanya dengan sabar.

"Gue pasti bisa sembuh"ucap Caca didalam hatinya.

Hope(slow update)Where stories live. Discover now