Pagi harinya Caca terbangun dengan perasaan yang berbeda.Setelah mengumpulkan nyawa beberapa saat,Caca langsung turun ke bawah untuk sarapan.Sesampainya di dapur Dinda sedang sibuk memasak dibantu Bi Sum sementara Firman sedang membaca koran pagi.

"Pagi Ma,Pa"sapa Caca seraya meminum susu yang telah disediakan.

Dinda menoleh dan melihat wajah Caca yang berbahagia dan bertanya"Tumben bangun pagi Ca.Terus kamu lagi seneng ya?Dari tadi senyum senyum terus".

Pertanyaan Dinda membuat Caca terkekeh malu."Iya dong ma Caca bisa sekolah tuh happy banget akhirnya Caca ketemu sama temen temen"jawabnya.

"Yaudah sekarang sarapan dulu yuk.Biar kamu bertenaga"Dinda menyodorkan sepiring roti dan sepiring sereal.Caca pun langsung menghabiskan sarapannya.

Ada yang aneh saat mereka sarapan bersama menurut Caca,biasanya papanya akan melawak saat di meja makan namun keadaan kali ini berbeda,sangat sunyi sehingga Caca dapat mendengar bunyi jam dengan jelas.

Sampai ia selesai makan dan berjalan ke kamar mandi,suasana antara mama dan papanya cukup membuat Caca bingung. Tapi Caca memutuskan untuk tidak memikirkannya.

Sebuah suara mengangetkan dirinya yang tengah menikmati aliran air hangat.Ternyata Dinda yang mengetok pintu

"Caa,nanti pulang dijemput papa ya"teriak Dinda cukup kencang karena Caca ada didalam kamar mandi.

"Ya Maa"balas Caca.Setelah rapih,Caca berpamitan kepada DInda dan Firman langsung mengantar Caca ke sekolah.Setibanya di sekolah banyak murid yang menatapnya dengan aneh karena melihat kepalanya hampir tidak ada sehelai rambut.

Sepanjang Caca berjalan di lorong sekolah,cukup banyak siswi siswi yang bergosip."Rei kok masih mau ama Caca ya udah jelek gitu botak pula"Mendengar gossip mereka membuat Caca mengelus dadanya dengan sabar.Saat Caca melewati geng Renata,Shilla dan Lyla,Caca mendengar suara Lyla.

Renata,Shilla dan Lyla adalah murid yang sering menganggu Caca karena mereka iri karena Caca bisa mendapatkan perhatian dari Rein,tapi Caca tidak mempedulikan mereka."Ngapain gue ladenin, buang buang energi"

Setelah menaruh tas ia akan bertemu dengan Rei untuk saling bercerita.tapi lagi lagi Geng Renata mencegahnya

"Itu rambut atau bohlam?Licin amat"sindir Lyla membuat Caca harus menahan emosinya agar tidak meledak saat itu akhirnya dengan bersusah payah ia sampai di halaman belakang.terlihat Rei sudah menunggunya dan mereka berdua duduk disitu.

Reinaldo POV

Sebenernya gue kagum sama Caca ,sikapnya yang pantang menyerah.Tapi malam itu ia terlihat rapuh di pelukanku,Memang kami berdua adalah couple yang serasi menurut orang-orang.Fisik Caca yang berubah membuat ku tetap menyukai Caca apa adanya sampai seseorang mengirimkan foto Renata sedang membully Caca.Aku segera menghampiri cewek tersebut dan menegurnya.

Bukan meminta maaf,ia malah menyuruhku pacaran dengan Zahira dan menyuruhku putus dengan Caca karena fisik Caca tidak sebanding dengan fisikku.Awalnya aku menolak tapi Renata mengancam ku jika aku menolak permintaan nya maka ia akan terus membully Caca.

Dengan berat hati aku menyetujui permintaan nya dengan syarat jangan menyentuh Caca lagi.Perlahan-lahan aku mencoba menghapus memory ku dengan Caca walau berat.Zahira memang cantik, ia juga terkenal tapi sifatnya sangat menyebalkan.

Caca memang belum tahu kalau aku mendekati Zahira tapi sejujurnya aku muak dengan sifat Zahira namun karena memikirkan mu aku mencoba bertahan demi menjaga pacar ku dari gangguan nek lampir.

End Reinaldo POV

"Kok bengong aja dari tadi"suara lembut Caca menyadarkan lamunanku,saat ini kami sedang kencan di halaman belakang sekolah.Tempat ini bersejarah untukku dan Caca karena tempat ini menjadi sanksi bisu aku menembaknya.

"Enggak kok cuman kepikiran UN aja"Kilahku."Astaga aku sudah berbohong kepadanya,maafkan aku"gumam Rei.

"Ohh,semangat yaa.Sayangnya aku adek kelas mu sih"ucap Caca menikmati hembusan angin meniupi rambut tipisnya.Cukup lama mereka berdua terdiam disitu.Masing masing tenggelam dalam pikiran masing masing.Sampai bel berbunyi dan mereka kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran.

Tapi sesampainya ia di kelas semula ia duduk di tengah tapi entah kenapa tas nya berpindah ke sebelah Renata.Caca mengelus dada dan dengan sabar duduk di meja tersebut."asalkan gue bisa duduk dan belajar dimanapun ga masalah".Pelajaran pun di mulai tapi Renata tetap menganggu Caca.

Saat melihat rambut Caca yang sedikit atau bisa dibilang tidak ada membuat Renata mencibir"Masih berani sekolah?"tanyanya menantang.Caca berusaha tidak memikirkan pertanyaan Renata dan tidak mengubrisnya karena ia sedang focus menyalin catatan selama ia tidak masuk sekolah.

Renata yang kadang suka seenaknya kesal melihat Caca tidak merespon pertanyaannya dan menggebrak meja dengan sangat keras membuat semua mata memandangnya aneh."Heh tinggal jawab aja susah amat sih?Gapunya mulut atau karena sakit jadi lemah?"ejeknya.

Caca langsung berdiri dan menatap tajam."Gue sekolah karena buat apa gasekolah selama gue masih mampu membaca dan menulis pasti gue sekolah ga kayak lu sehat tapi bolos"

Mendengar ucapan Caca yang tajam membuat seisi kelas kagum dengan sifat Caca,walau sakit kanker tetap bersemangat sekolah.Renata yang mendengar nya merasa keki tapi tidak mampu berbuat apa apa karena jika ia melanjutkan lagi bisa-bisa ia disudutkan seisi kelas.

Dari dulu Renata,Layla dan Shilla tidak suka dengan Caca karena mereka menyukai Rei sayangya Rei tidak pernah memperhatikan mereka,melihat saja tidak.Semenjak mendengar kabar Rei berpacaran dengan Caca membuat mereka bertiga mulai membenci Caca.

Hope(slow update)Where stories live. Discover now