" Lo tau tempat ginian dari siapa kak? " gumam Deva pelan, namun masih didengar oleh Rama.

'Bagaimana mungkin dia tau tempat yang mengagumkan ini? Sedangkan dia baru aja pindahan.' Deva

Deva sangat merasa bahagia, sebab sebelumnya ia tidak pernah melihat kunang-kunang sebanyak ini dan ini pertama kalinya.

" Kepo! " ucap Rama datar dan berlalu menuju batu besar yang letaknya tak jauh dari motornya.

'Eh dia denger gue tadi?' Deva

Deva mengikuti Rama dan duduk disampingnya.

" Kak.. " panggil Deva dengan suara yang pelan dan

-halus.

Merasa tidak mendengar jawaban dari Rama, Deva menoleh kearah cowok datar disampingnya. Ketika Deva menoleh, tanpa sengaja kedua bola mata mereka beradu. Karena ternyata Rama juga menatapnya sedari tadi. Mata coklat milik Rama seakan mengunci manik Deva.

Jantung Deva berdegub kencang ketika ia ditatap intens oleh Rama. Deva merutuki kebodohannya, karena memanggil Rama. Hingga membuat dadanya terus berdebar.

'Uugh.. Gue kenapa sih pake manggil dia? Deva begoo banget, hiks!' Deva

Mata yang kecoklatan itu sangat meneduhkan bagi siapa saja yang menatapnya. Dan posisi itu ada pada Deva saat ini.

Rama memutuskan kontak mata dengan Deva terlebih dahulu dan berdehem untuk menetralkan suasana yang membuat keduanya awkward.

" Merci! " Deva berucap pelan, sambil memperlihatkan deretan gigi putih miliknya.

Rama dibuat gemas, dengan refleks Rama menjepit hidung Deva.

" Aywh sak-hit ngkak, euungh lepasyin ngkak iih! " Deva mencoba melepaskan jepitan jari Rama pada hidungnya dengan paksa, tetapi malah ia jatuh dari batu besar karena meronta-ronta. Naas :(

Akibatnya pantat Deva mendarat dengan mulus ditanah Indonesia yang subur ini.

" AWWSH!!! AAH! HUAA MAMAM... PANTAT DEVA SAKIT BANGET!!! " Deva berteriak kesakitan karena ulah dirinya sendiri yang mencoba memberontak dari Rama.

Terlihat seulas senyum terbit diwajah Rama. Tersedia adegan langka secara live streaming dengan gratis. Siapa yang mau menyiakannya?

" Rese lo, gue kesakitan malah diliatin. Fix maksimal. Lo bukan temen gue! " Deva mengerucutkan bibirnya dan pura-pura ngambek untuk menutupi rasa malunya.

" Lagi atraksi mbak? " gelak tawa tertahan Rama kembali muncul ketika melihat wajah konyol bercampur malu Deva.

" Bukan atraksi, tadi cuma mau ngelepasin tangan lo dari hidung gue, gatau juga kalo kejadiannya bakal kek gini, tauk ah!! " Deva ngambek.

Rama mengulurkan tangannya berniat untuk membantu Deva berdiri tapi malah ditepis sama Deva.

" Gausah! " ketus Deva menjawab, sambil memandang Rama dengan tatapan sinis.

Rama hanya menggelengkan kepalanya melihat Deva yang saat ini ngambek padanya.

" Tuh kaan tangan gue jadi kotor. Aah! Gamau tau lo harus bersihin tangannya sampe bersih!! " adu Deva sambil menyodorkan kedua tangannya didepan wajah Rama.

" Terus, tangan lo yang penuh kuman ini mau gue bersihin pake apaan? Air liur? "

'Eh? Ini bener kak Rama bukan sih? Tumben ngomong banyak, jangan-jangan dia kesurupan lagi? Eh! Gue mikir apaan sih?' Deva terus bergerutu didalam batinnya.

" Eewh!! Yah gatau, pake apakek, baju lo mungkin! " Deva menjawab dengan entengnya.

Kemudian Rama memegang kedua tangan Deva dan ia usapkan ke celananya.

Jangan tanya lagi gimana respon Deva.

Kini ia tengah melongo tak percaya.

" Eh kak kenapa di usapin ke celananya, ntar kotor gimana? " tanya Deva yang menampakkan wajah polosnya.

" Lo yang minta. Baju gue warna putih! " ujarnya datar tanpa melirik sedikit pun kearah Deva.

Deva merutuki ucapan konyol yang secara spontan dari mulutnya tadi.

'Bego lo nambah sekilo de!' Deva

" Ya tapikan gak seharusnya lo nurutin apa yang gue katakan, orang gue cuma asal ngomong tadi.. " Deva menggaruk tengkuknya yg tidak gatal sama sekali.

Kini Rama menggeser tubuhnya untuk duduk lebih dekat dengan Deva.

" Hm? " Rama menatap lekat manik mata Deva dengan tatapan yang sulit diartikan.

" Kak jauh-jauh gih! " usir Deva, Karena ia tak mampu menormalkan degub jantung yang terus berdebar, jika berada terlalu dekat dengan Rama.

" Kenapa? " Rama makin menggoda Deva yang keliatan sangat gugup berada didekatnya.

Rama tambah mendekatkan wajahnya dengan Deva.

Deva refleks menutup matanya karena tidak mampu lagi melihat apa yang akan dilakukan Rama kepadanya. Namun tangannya tidak mau diam. Deva terus saja memukuli dada bidang Rama agar segera menjauh darinya.

Hal itu tentu saja tidak menghentikkan Rama.

Dan, " Aaaa!!! "

@deviwulandari7
Follow rekkk

Jangan lupa jejaknya ya😘

Te Amo RamaOù les histoires vivent. Découvrez maintenant