[15] Ketahuan?

Mulai dari awal
                                    

"Lo gak papa?" Zahra mendengus lirih. Sudah muak dengan Jeno yang sikapnya selalu berubah-ubah.

Zahra menarik tangannya menjauh dari lelaki itu. Sedikit melangkah mundur agar menyisakan jarak yang cukup aman bagi Zahra.

"Gue antar pulang."

"Gak perlu."

"Gak ada penolakan."

Lelaki itu kembali menarik tangan Zahra, membawanya kearah motor sport hitamnya dan meminta Zahra untuk naik, tetapi Zahra tetap kukuh untuk tidak mengikuti perintah lelaki itu.

"Lepas Jen. Lo gak ingat kemarin lo ninggalin gue gitu aja?"

"Jangan ungkit kejadian kemarin."

"Lepas."

Jeno berbalik dan terlihat dari sorot matanya yang menunjukkan dirinya marah. Tangannya terangkat hampir menyentuh pipi Zahra.

"Lo siapanya Zahra?" Zeeva datang dengan wajah tidak bersahabat.

"Gue pacarnya."

"Lo mau mukul dia, apa itu pantas di sebut pacar?" Ucapan Zeeva membuat Jeno mengalihkan tatapannya ke arah lain.

"Lo salah paham. Gue tadi cuma mau ngusir lalat bukan mukul."

Zeeva mengerutkan keningnya. Mengusir lalat katanya? Tapi Zeeva melihat dua orang ini sedang adu argumen dan tiba-tiba sang lelaki mengangkat tangannya seperti ingin menampar.

"Iya kan, Ra?" tanya Jeno.

Zahra terdiam dengan tatapan dingin ke arah Jeno.

"Oh oke, sorry gue salah paham. Ayo Ra gue antar pulang."

"Eh tunggu, Zahra mau pulang sama gue," cegah Jeno.

"Monmaap ya pacarnya Zahra, gue duluan yang ngajakin dia pulbar. Jadi, siapa cepat di dapat. Ayo Ra! see you Lee Jeno."

Zeeva segera menarik tangan Zahra untuk menjauhi lelaki itu. Jeno menatap gadis yang baru saja pergi, bukan Zahra melainkan Zeeva. Jeno rasa dia tidak pernah bertemu dengan gadis itu, tapi kenapa gadis itu tahu namanya?

Sesampainya di dalam mobil Zeeva. Zahra menatap tanya ke gadis itu.

"Lo tau darimana kalau dia Jeno?"

Zeeva tidak menjawab. Gadis itu menjalankan mobilnya menjauh dari area rumah sakit. Selama perjalanan, Zahra terus menerus memanggilnya meminta penjelasan padanya.

"Zeev."

"Iya iya, bawel lo. Gue tau dia soalnya dia sekumpulan sama Mark."

"Lo tau Mark?"

"Gue bahkan tau, kalau lo pacar Renjun bukan Jeno."




Mask•



"Itu di depan, cat putih."

Zeeva menepikan mobilnya di depan pagar rumah Zahra, tetapi tidak sampai masuk halaman karena ada motor scoopy putih tengah terparkir disana.

"Thanks ya Zeev. Lain kali lo bisa mampir."

"Siap dah. Istirahat yang banyak kata Kak Eunwoo."

"Oke."

Baru saja Zahra turun dan mobil Zeeva meninggalkan rumahnya. Seorang lelaki keluar dari rumahnya dengan wajah terkejut saat melihat keberadaan dirinya.

"Lo kemana aja?"

"Dari rumah temen. Lo kenapa ada di sini Njun?"

"Gue tanya anak-anak gak ada yang tau lo ada dimana. Gue tanya mama lo dan katanya lo gak ngehubungi sama sekali, dia khawatir."

"Baguslah. Gue masuk dulu."

Lengan Zahra ditahan oleh Renjun. Lelaki itu mengangkat tangan Zahra hingga berada di depan wajahnya. Dia mengamati plester bekas infus yang ada di tangan gadis itu.

"Luka? Kenapa?"

"Gak papa cuma luka kecil."

"Lain kali hati-hati. Itu juga merah kenapa?" tunjuk Renjun ke arah rahangnya.

Zahra bingung harus menjawab apa.

"I-itu alergi panas, iya panas."

Renjun mengangguk percaya.

"Yaudah yang penting lo baik-baik aja. Besok gue antar-jemput. Gue gak mau lo tiba-tiba menghilang kayak kemarin."

"Gak usah, ngerepotin."

"Jangan ngerasa lo ngerepotin gue. Gue seneng kok ngelakuin itu, apalagi buat cewek yang gue sayang."

Zahra memutar bola mata malas.

"Cringe banget yeww. Dah ah jangan jadi pakboi, geli. Gue masuk dulu, hati-hati pulangnya."

"Dasar, gak bisa apa sedikit aja lo ngeblush gitu?"

"Bodo Njun."

Renjun tertawa kecil dan segera pergi dari rumah Zahra. Lelaki itu lega saat melihat keadaan Zahra yang baik-baik saja. Meskipun sebenarnya gadis itu tengah menahan sakit di perutnya. Sekeras itu Jeno menendangnya?

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam. Kamu kemana aja Ra? Dari kemarin gak pulang. Kakak tadi pagi dateng kesini, katanya ada urusan perusahaan, dia mau nemuin kamu tapi kamu gak ada dirumah."

"Maaf Ma, aku ada tugas kuliah jadi harus nyelesain sama kelompok aku. Aku ke kamar dulu ya ma. Permisi."

"Jangan menghindar terus dari kakakmu."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mbak heejin cans bet 😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mbak heejin cans bet 😭

Mask | Jeno ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang