Zahwa duduk di kursi meja makan dan menatap makanan di depannya hambar. Melakukan kegiatan sendiri, dan apa-apa sendiri. Kadang, Zahwa ingin sekali egois. Tapi, dirinya tak bisa melihat Raka yang selalu bertemu diam-diam dengan Maira di belakangnya.

Mungkin Zahwa adalah benalu bagi Raka. Karenanya, Raka tak jadi menikah dengan Maira.

Tok tok tok

Zahwa mengusap air matanya. Zahwa berjalan untuk membuka pintu, siapa yang bertamu pagi sekali?

"Assalamualaikum Awa!"

Zahwa hampir saja jatuh karena tiba-tiba seseorang memeluk tubuhnya erat.

"Waalaikumsalam Icha," ucap Zahwa mengusap punggung Nisa, sahabatnya.

Zahwa menutup pintu dan menarin Nisa masuk ke dalam. Zahwa tersenyum saat melihat Nisa yang sudah menggunakan jilbab.

"Kamu cantik sekali, bagaimana keputusannya?" Tanya Zahwa membuat Nisa tersenyum.

"Aku ingin berhijrah," ucap Nisa.

Zahwa langsung memeluk tubuh sahabatnya itu. Akhirnya setelah sekian lama Zahwa menanti Nisa untuk berhijab dan berhijrah, kini penantiannya tak sia-sia.

"Alhamdulillah, Awa senang mendengarnya," ucap Zahwa mengusap tangan Nisa.

"Apa Icha berhijrah karena Allah?" Tanya Zahwa membuat Nisa mengangguk mantap.

"Iya!" Ucap Nisa tegas.

"Berarti Icha rela menjauhi suami-suami Icha yang ada di Korea itu?" Tanya Zahwa.

"Iya. Semalam Icha sudah memasukan semua barang berbau K-Pop itu ke dalam kardus," ucap Nisa.

"Nah, Icha kan hafal banget tuh sama mereka yang banyak banget itu, sekarang Awa tanya, masih hafal nama nabi kita gak?" Tanya Zahwa.

"Hafal dong!" Ucap Nisa bangga.

Nisa tersenyum lalu memeluk sahabatnya itu.

"Kemana suami kamu?" Tanya Nisa sambil menatap setiap sudut rumah Zahwa.

"Kerja," jawab Zahwa berbohong.

"Hari Minggu juga kerja? Suami kamu memang gila kerja ya, pantas saja kamu belum memiliki anak, suam--"

"Aku mandul Cha," ucap Zahwa pelan.

Hal itu membuat Nisa membuka bola matanya lebar-lebar.

"Astaghfirullah maaf," ucap Nisa merasa bersalah.

"Gapapa," ucap Zahwa.

"Aku baru tahu sekarang," ucap Nisa kesal.

Zahwa mengangguk.

"Makan yuk, aku sudah masak banyak," ucap Zahwa menarik tangan Nisa menuju meja makan.

Nisa tersenyum semringah melihat masakan Zahwa yang begitu menggiurkan. Nisa langsung menarik kursi dan mengambil piring. Zahwa tertawa melihat reaksi Nisa yang bahagia.

Untukmu, Syurgaku [END]✓Where stories live. Discover now