🌷DIC -Kecelakaan

4.1K 397 25
                                    

Bismillah ...
Vote dulu ya sebelum lanjut 😊
________________________________

"Hidup manusia terus berjalan sesuai takdirnya. Tidak peduli pada bagian pahit yang dialami. Tapi, tenang saja, kepahitan hidup bukan berarti hidup buruk. Tapi, Allah Swt sayang hingga ditimpakannya ujian dalam hidupmu."

Dalam Isak Cinta

Keduanya duduk dalam diam dengan pandangan menembus langit malam. Selesai makan malam, sepasang kekasih halal itu duduk sejenak di taman rumah sakit seraya menunggu waktu Isya.

Angin malam yang mengelitik tidak membuat mereka terusik, tangan mereka saling tertaut, memberikan rasa hangat satu sama lain. Dua pasang mata itu tengah berkelana, dengan pikiran masing-masing.

"Maaf."

Perhatian Faila beralih, kedua netranya menatap sepasang mata sang suami yang kini balik menatapnya dengan bersalah. Kedua alisnya tertaut. Selang bebrapa detik, tangan Lutfan terangkat, membelai lembut puncak kepala Faila.

"Kenapa Mas minta maaf?" tanyanya kemudian.

"Atas sikap mama."

Faila bergeming.

"Maaf, Mas tidak tahu Mama memperlakukan kamu seperti itu, sampai-sampai meninggalkan kamu di depan club. Kalau sampai waktu itu terjadi apa-apa, maaf gak akan bisa maafin diri Mas sendiri."

"Mas ...." Gantian kini tangan Faila menungkup kedua pipi Lutfan dan mengusapnya lembut. "Mas gak salah apa-apa. Alhamdulillah Allah mengirimkan penolong buat Faila."

Lutfan mendesah pelan. Ucapan Rafi beberapa hari lalu membuatnya gelisah. Ketika laki-laki itu dengan mantapnya berkata akan merebut gadisnya.

"Mas ... ini semua udah berlalu. Gak ada yang perlu disesali."

Lutfan tidak berkata apapun hingga direngkuhnya tubuh kecil gadisnya. Matanya terpejam. Mereka saling terdiam. Faila mengusap lembut pungung Lutfan, lantas memperbaiki posisi kepalanya hingga berada pas di dada bidang Lutfan.

"Jangan tinggalkan Mas ya?"

Faila terkekeh. "Mas bicara apa sih. Faila gak akan pernah tinggalin Mas Lutfan," balasnya mantap.

"Sayang?"

Faila menahan senyumnya. Untung Lutfan tidak melihat wajahnya.
"Hmm?"

"Ana Uhibukki fillah Zaujati."

Faila memejamkan matanya, mengeratkan pelukan mereka. "Ana Uhibukka fillah Zauja."

"Mas janji mulai sekarang akan menjaga kamu."

Faila mengulum senyum. "Syukron Mas."

Allahu Akbar 

Allahu Akbar

Kumandang suara Azan membuat mereka melepaskan pelukan. Keduanya saling melempar senyum dan beranjak menuju Masjid rumah sakit.

"Dua bulan lagi, Faila wisuda. Mas harus datang," ucapnya bahagia.

"Pasti dong. Mas pasti datang, Zaujati."

"Faila senang Mas, di hari wisuda Faila ada Ibu dan Mas Lutfan."

Lutfan tersenyum manis. Tangannya memainkan hidung istrinya. "Apapun untuk kamu sayangku."

Semburat rona tercipa, Faila tersenyum. Mundur sedikit seraya menatap Lutfan. "Faila masuk dulu ya, Mas," pamitnya seraya pergi begitu saja.

Dalam Isak Cinta [END]Where stories live. Discover now