START-

925 70 13
                                    

Nee.. Apa kau tahu tentang ‘disappering game’?”

“Ahh~ Rumor itu..”

“Hm? Rumor yang mana?”

“Itu, lho. Rumor orang hilang yang sampai menggemparkan kepolisian. Katanya orang-orang itu menghilang karena memainkan sebuah game. Makanya banyak yang menyebutnya kasus game menghilang.”

“Tidak mungkin itu benar, kan? Mungkin itu kasus penculikan berantai?”

“Entahlah. Tapi setiap orang yang hilang itu selalu ternyata adalah seorang streamer yang cukup terkenal dan hampir menyelesaikan game itu.”

“Daritadi kita membicarakan tentang ‘game’ itu. Sebenarnya nama game itu apa, sih?”

“Ah, kau belum tahu ya. Nama game itu adalah....
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Seorang lelaki bersurai raven itu melangkahkan kakinya di koridor sekolah. Mengabaikan semua mata dan teriakan tertahan para gadis yang dilewatinya. Yang ia pikirkan sekarang adalah untuk cepat pulang agar dirinya bisa beristirahat dan memainkan game-nya.

“...Nakanohito Genome.”

Netra biru langit miliknya melirik ke arah sekumpulan gadis yang sepertinya menggosipkan sesuatu, membuatnya sedikit menaikkan alis. Tak beruntung, seorang gadis melihatnya dan mulai ber-fangirling-ria.

“Kyaa!! S-S-S-Sora-senpai? Na-Nani ka?”

Tiga gadis lain mulai menyadari kehadirannya dan bagai reaksi berantai—

“Kyaaaaaa! Sora-senpai daaaaaaa!”

“Sora-senpai kakkoiiiiiii~”

“Sora-senpai mau pulang sekarang? Ah, kalau senpai sedang senggang maka—“

“Ma-Maaf aku sedang buru-buru! Ja—“

Langsung mengambil langkah seribu dirinya meninggalkan tempat kejadian. Mengabaikan suara kecewa gadis-gadis dibelakangnya dan tatapan kaget orang yang tidak sengaja ia senggol saat berlari, juga beberapa tatapan kasihan dari siswa lelaki (teman sekelasnya) yang sangat mengerti tentang kesulitannya.

ooOOoo

Takaharu Sora, 18 tahun, perjaka

User name (in game) : Soraru

Hikikomori akut, tukang nge-game di kamar, tidak pandai bersosialisasi

ooOOoo

“Huft... Huft... Save....”

Mengambil napas, remaja lelaki itu lega karena ia masih sempat kabur sebelum skenario terburuk terjadi. Karena dirinya yang terlalu *uhuk* ikemen *uhuk* ia selalu mendapat banyak masalah terutama dari para kaum hawa. Tidak tua atau muda semua bertekuk lutut di hadapan dirinya. Awalnya ia merasa sangat bangga akan wajahnya ini, namun semakin lama ia mulai berpikir kalau ke-ikemen-annya ini adalah kutukan.

“Hahh.. Kenapa kau membuat wajahku se-ikemen ini kami-sama? Seharusnya kau berikan aku tinggi badan saja.”

Menghela napas berat, dirinya entah sudah berdoa berapa kali, mengeluh berkali-kali, namun kenyataan tetaplah kenyataan. Kenyataan kalau dirinya memang sangat tampan tapi juga pendek.
.
.
.
.
.
.
Tadaima.”

Suaranya yang agak berbisik itu menggema di lorong rumah. Melepas sepatu dan meletakkannya dengan rapi di rak, kemudian berjalan melewati lorong gelap rumah itu. Satu-satunya sumber cahaya adalah sinar mentari sore dari jendela ruang tengah.

Forgotten Promise|| The Ones Within~ Utaite ver.Where stories live. Discover now