25. Wandering

3.6K 406 119
                                    

25.

Wandering

Alfie masih gemetaran. Meskipun tidak ada yang menyalahkan apa yang terjadi padanya, tapi tatapan mereka terhadapnya, terutama dari Logan, membuktikan bahwa dia adalah penyebab Ryker tidak sadarkan diri saat ini.

Rion duduk di sampingnya, kemudian melingkarkan tangan pada bahunya, tidak mengatakan apapun.

Suara ombak yang bergemuruh adalah satu-satunya suara yang menghapus kesunyian di pulau itu.

"Bukan salahmu, Alfie. Aku juga mendengar dan melihatnya." Setelah beberapa lama, Rion akhirnya bicara dengan suara pelan nyaris berbisik. Tubuh Alfie menegang sejenak. "Rein berbisik meminta tolong padamu, ya kan?"

Alfie menatapnya dengan mata membelalak kaget, "Kau mendengarnya juga?"

Rion mengangguk. Saat Rein menunjuk Frix waktu itu, di antara tangisan Avlan dan rasa bersalah yang menyelimutinya, Rion mendengar suara Rein. Suara itu berbisik begitu menyedihkan, meminta tolong padanya oleh rasa panas, rasa sakit dan juga tangisan penuh penderitaan.

Rion tahu dia mendengar suara Rein yang menghadapi kematiannya pada saat dikremasi. Yang mengherankan, hanya dia yang dapat mendengarnya. Ketika dia ingin melarikan diri, ngeri dengan suara Rein, pelukan Dhe dan Yash-lah yang membuatnya tetap di tempat.

Tapi tidak bagi Alfie, yang saat itu perhatian kedua orang tuanya ada pada Avlan yang menjerit ketakutan.

"Aku rasa Avlan juga mendengarnya." Alfie menelan ludah. "Saat Avlan menjerit ketakutan dan memberontak, dia seakan..."

"... seakan hendak menuju Rein," Rion menyelesaikan kalimatnya. 

Rion mengerti karena meskipun dia merasa ketakutan pada suara-suara menyedihkan itu, ada bagian dalam dirinya yang ingin datang ke tempat itu, memanggilnya untuk menenenangkan mereka. Dia tidak mengerti mengapa dia sempat berpikiran seperti itu sampai akhirnya Rein bergerak ke arah Alfie, barulah dia sadar bahwa Rein memang sengaja melakukannya.

Ryker berulang kali mengingatkan mereka kalau Rein akan berusaha untuk menggoda mereka melewati garis pembatas. Tapi lihatlah, mereka tidak juga mengingat perkataannya meskipun sudah diingatkan berulang kali.

Alfie menggigit bibir. Bukan hanya godaan itu saja, sebenarnya dia melihat dan mendengar hal yang lain.

Saat Rein menerjang mereka, begitu dekat, Alfie melihat kilat di mata Rein yang tampak penuh kesedihan, meskipun ekspresi di wajahnya terlihat mengerikan. Di antara kejadian itu, Alfie juga mendengar bisikan di dekat telinganya, "Lari, Alfie."

Alfie tidak tahu apakah "lari" yang dimaksud adalah agar dia akan ditangkap atau untuk melindunginya. Lalu, sebelum Alfie mencerna apa yang terjadi, Ryker sudah terhempas ke udara dan tidak sadarkan diri bersamaan dengan hilangnya api yang menjalar di sekitar mereka.

"Afie..." Suara kecil Avlan terdengar dari belakang. Dengan kaki kecil pendek itu, dia melangkah cepat, memeluk punggung Alfie, kemudian tertawa. Quon yang sejak tadi menemani Avlan bermain berhenti beberapa langkah dari mereka. Menyadari bahwa Avlan tidak lagi tertarik bermain dengannya, pria itu berjalan ke arah yang berbeda.

Alfie tersenyum pada Avlan, memeluk balita kecil itu kemudian meletakannya ke pangkuan.

Satu-satunya makhluk yang tidak terpengaruh pada kejadian itu hanya Avlan. Setelah berhenti menangis, dipeluk sepanjang malam oleh Faye, makan kenyang dan bermain dengan Quon, balita itu seakan sudah lupa dengan apa yang terjadi dan berceloteh ria.

"Afie..." Avlan memeluk lehernya, kemudian menguap lebar.

"Aku akan menidurkannya dulu," kata Alfie, kemudian berdiri menggendong Alfie, menina-bobokannya.

Alpha AddictedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang