19. Noland

5.2K 739 120
                                    

19.

Noland

Alfie berlari kencang, menghindari manusia-manusia yang tidak memiliki kemampuan supranatural, dengan kecepatan yang akan membuat manusia normal terheran. Dia masuk ke lorong-lorong gelap dan kosong. Napas tersenggal sedikit ketika berlari. Langkah kakinya bergema di antara dinding, saling menampar satu sama lain.

Hari ini benar-benar kejadian paling mengherankan yang pernah dia hadapi. Setelah Quon meninggalkannya sendirian, tidak lama muncul makhluk lain datang mengincarnya. Alfie tidak tahu jenis makhluk apa itu. Namun, makhluk itu seolah hendak melahapnya.

Awalnya, Alfie hanya bertemu satu makhluk lemah, yang dengan sekali tebasan darinya, akan menghilang dalam kepulan asap hitam tanpa bau. Namun, setengah jam setelah itu, muncul makhluk lain. Yang mengerankan, makhluk dengan ciri-ciri yang sama akan datang lagi dan lagi.

Sial baginya, makhluk yang datang menghampiri semakin lama semakin kuat.

Mereka memang tidak dapat menyentuh ataupun melukainya. Tapi, begitu mereka membuka mulut lebar-lebar, sebesar tubuhnya, tentu saja Alfie merasa ngeri.

Alfie berhasil kabur dan sejak tadi berputar-putar, berusaha melarikan diri dan bersembunyi. Hanya saja, dengan alasan yang tidak dia ketahui, mereka selalu bisa menemukannya.

Bahkan telepati yang dia kirim tidak dapat menjangkau Rion.

Dia terlalu jauh dari Rion.

Alfie berhenti sebentar. Tersenggal. Memegangi kedua lututnya yang gemetaran, Alfie bersandar ke dinding. Sejak tadi dia berlari tanpa henti. Jika dia berubah menjadi serigala, mungkin dia tidak akan selelah ini. Namun, dia berada di kota, dengan gedung-gedung pencakar langit dan manusia yang berkeliaran seperti semut, Alfie tidak berani menjadi perhatian.

Untunglah, teknologi jaman sekarang benar-benar luar biasa. Alfie mengambil ponsel di kantong celana dengan jari-jari gemetar. Layar ponsel menunjukan ada beratus pesan dan panggilan tidak terjawab dari Rion, Xien dan Faye.

Sambil membasahi bibir, Alfie memutuskan menghubungi Rion dulu.

"Alfie! Ada di mana kau?" Suara Rion terdengar di seberang telepon, begitu panik, namun ada kelegaan tidak lama.

"Aku tidak tahu."

"Tidak tahu?" Pemuda itu sepertinya hendak marah-marah tapi dia menahan diri dan menanyakan hal yang penting, "Dapatkah kau mengaktifkan GPSmu dan menunjukan posisimu saat ini? Aku akan menyusul."

"Oke," kata Alfie.

"Baby, jangan menutup teleponmu."

Meskipun mereka belum mating, Alfie tahu bahwa serigala Rion saat ini sedang gelisah dan ketakutan. Dia merasakan hal yang sama karena serigala di dalam tubuh Alfie saat ini juga mengalaminya.

Alfie menandai posisinya dan mengirimkannya pada Rion.

"Bagus. Aku akan ke sana. Dapatkah kau menceritakan apa yang terjadi? Aku tidak menemukanmu di apartemen dan Erson bilang kalau dia merasakan Quon di sana."

"Quon memang ada di sana--"

"Si Bedebah itu," Rion mengumpat.

"--namun, dia tidak melakukan apapun," lanjut Alfie. "Dia meninggalkanku setelahnya."

"Lalu, mengapa kau sekarang jauh dari rumah?"

"Itu..." Alfie terdiam sejenak, seolah mempertimbangkan apakah dia harus menyampaikannya pada Rion, "... ada makhluk aneh yang mengejarku."

"Makhluk aneh?" Rion mengulang.

"Ya."

"Apakah makhluk aneh yang kau maksud adalah makhluk jelek yang akan mengeluarkan asap hitam ketika mati?"

Alpha AddictedOnde histórias criam vida. Descubra agora