18. The Creature

5.2K 764 145
                                    

18.

The Creature

"Berikan aku darahmu."

Quon mengulang dengan nada lambat. Suara nyaris bergaung di kesunyian.

Alfie meneguk ludah, jemari gemetar. Ramalan Elfred soal pria kelima jelas tidak main-main. Yang berada di hadapannya saat ini adalah orang yang akan membunuhnya. Meskipun begitu, Alfie tidak akan membiarkan dirinya dibunuh begitu saja.

Serigala di dalam dirinya tidak akan mengijinkan itu.

"Aku menolak."

Pria berambut merah itu mengerjap, terdiam beberapa detik, seakan dia tidak percaya bahwa Alfie akan menolaknya begitu saja. Lalu, tidak ada lama ada seringai lebar muncul di bibirnya, seperti haus darah.

"Apakah kau tahu bahwa kau dalam bahaya saat ini?" suaranya tidak lebih dari sekadar bisikan.

Bulu kuduk Alfie berdiri. Pria itu jelas amat menakutkan. Bahkan saat dia tersenyum pun, Alfie dapat melihat kekejaman di sana.

Alfie menenangkan hatinya dan membalas, "Kau tidak akan bisa menyakitiku."

"Apakah kau menantangku?"

Alfie jauh lebih berani, "Aku tidak menantangmu. Aku sudah melihat buktinya. Rein melindungiku. Kau bahkan tidak bisa menyentuhku."

Quon tidak menyangka bahwa Alfie benar-benar pintar. Tapi, siapapun pastilah dapat menduga apa yang terjadi. Hanya saja Alfie lupa satu hal. Quon adalah salah satu dari makhluk mula-mula. Ada begitu banyak trik yang dia miliki.

"Aku memang tidak dapat menyentuhmu," Quon tersenyum semakin lebar. "Namun, bukan berarti aku tidak dapat menyakiti yang lain."

Alfie tidak akan senang mendengar kelanjutannya.

"Jika kau tidak berniat memberikan darahmu padaku, aku akan menyakiti keluargamu... atau mungkin mate-mu."

Memikirkan Rion membuat Alfie semakin gelisah. Serigalanya juga ikut-ikutan panik. Namun, jauh lebih tenang karena makhluk itu menggeram. Jangan dengarkan dia!

Satu-satunya hal yang dapat diandalkan Alfie adalah serigalanya. Dia tidak akan mundur karena sedikit gertakan dari makhluk menyebalkan itu. "Kau tidak akan pernah bisa menyakiti mate-ku."

Alis Quon terangkat sedikit. "Bagaimana kau bisa begitu yakin?"

Alfie menenangkan diri. Kali ini suaranya jauh lebih tenang, "Karena Rion calon Alpha Red Moon. Dia jauh lebih kuat daripada perkiraanmu."

Quon diam lagi. Keheningan yang menyelimuti mereka begitu mencekam, seperti es. Namun, tidak lama, pria itu akhirnya menghela napas, lalu duduk di hadapannya dengan kaki menyila. "Sial. Aku tidak menyangka kalau kau begitu pintar."

Alfie mengerjap. Huh?

"Melawan makhluk lemah tidak akan membuatku terlihat keren." Quon mendesah lelah. Lalu tanpa diduga, pria itu membantu Alfie berdiri. Alfie masih terbengong tidak mengerti. "Aku bisa meminta darahmu kapan saja. Lagi pula, aku belum menemukan di mana Gerbang Kematian, jadi--" Dia menepuk bahu Alfie, "--sampai bertemu lagi nanti, Alfie."

Lalu pria itu melompat keluar dari jendela.

Alfie masih tidak mampu bergerak, menatap jendela yang menelan sosok Quon.

***

Arzha, selama dia hidup, baru kali ini merasakan lelah yang luar biasa. Di samping Frix yang menggandengnya dengan kekuatan penuh, mereka berjalan mengelilingi kota.

Alpha AddictedWhere stories live. Discover now