23. The Other Sacred Fae

4.5K 596 145
                                    

23.

The Other Sacred Fae

Para kawanan serigala mengikuti unicorn yang ditunjuk Ryker. Makhluk supranatural itu berlari dengan begitu gesit. Seolah pepohonan di sekitar mereka sama sekali tidak menjadi penghalang berarti. Xien berada di belakang, memerhatikan Faye memegang leher sang unicorn erat-erat, sementara suara tawa Avlan terdengar begitu bersemangat.

"Kemana kita akan dibawa?" Dhe mengerutkan dahi.

"Entahlah. Tapi melihat perhatian yang diberikan oleh Ryker, tampaknya kita akan dibawa ke suatu tempat yang cukup aman." Yash menjawab.

"Aku tidak terlalu percaya pada penyihir ini." Rion menggurutu di sisi yang lain.

"Dia menolong Alfie. Dia tidak punya alasan menyakiti kita," kata Yash lagi. "Jika Ryker memang ingin menyakiti kita, sejak awal dia bisa membunuh kita dengan menggunakan api putih."

Apa yang dikatakan Yash benar.

Selama perjalanan, mereka tidak lagi bicara dan fokus meperhatikan sekitar. Semakin jauh mereka berlari, semakin mereka menyadari bahwa ada suasana yang berbeda di sekitar mereka.

Pephonan yang tumbuh jauh lebih rapat, lebih besar, dan lebih hijau. Namun, yang mengherankan, tempat itu tidak gelap dan sinar matahari bahkan masih dapat masuk menerangi perjalanan mereka, memberikan efek berkilau yang luar biasa.

"Kalian lihat itu?" Dhe berbisik.

Sedetik kenudian, mereka merasakan ada suasana yang berbeda, seolah mereka baru saja melewati wilayah teritorial seseorang. Mereka pun menjadi mawas, memperhatikan sekitar. Tapi entah mengapa, meskipun mereka berada di wilayah seseorang, mereka merasa bahwa tidak ada satupun yang berbahaya di sekitar itu. Justru sebaliknya.

Udara di sekitar mereka tercium jauh lebih segar dan bersih. Bebatuan di sekitar mereka berkilau tertimpa cahaya. Dan ada sinar kecil-kecil terbang di udara.

Bukan. Sinar yang terbang itu adalah para fairy.

Kawanan Red Moon sudah pernah melihat para fairy, jadi mereka tidak kaget. Namun tetap saja, mereka tetap terpesona melihat para fairy yang terbang di udara, memberikan kesan bahwa ada begitu banyak bintang di tempat itu.

"Woaaah!" Avlan bertepuk tangan girang, mencoba menangkap butiran sinar yang mendekat padanya.

Suara makhluk kecil itu terdengar ketika mereka lewat.

"Siapa mereka?"

"Mereka cepat sekali."

"Lihat anak kecil itu? Lucu sekali!"

"Oh oh oh! Bukankah itu fae?"

"Omg! Fae yang lain!"

"Apakah mereka akan tinggal di sini?"

Sambil bergosip, kerumunan para fairy mengikuti mereka dari belakang, membentuk ekor yang berlikuk-likuk.

Faye tidak mengerti apa yang terjadi di sini. Ini pertama kali dia melihat ada begitu banyak fairy berkumpul di satu tempat yang sama. Bukan hanya itu saja, mereka memiliki berbagai macam warna.

Salah satu fairy mendekati mereka, menempel pada tanduk sang unicorn. Dengan dua mata besar berwarna hijau besar menatap Faye. Faye mengedip. Dan sang fairy terpekik dengan wajah merah padam, terbang ke arah kerumunan. 

"Dia fae suci!"

"Benarkah? Apakah kau yakin?"

Lalu para fairy menjerit bersemangat, berusaha mendekati Faye untuk melihat lebih jelas. Tapi Xien menggeram penuh ancaman.

Alpha AddictedWhere stories live. Discover now