LIMA (Marah!!)

Mulai dari awal
                                    

ia sangat khawatir dengan Lintang, anak itu sempat menggigil karena demamnya.

Sehingga ia sangat sibuk mengurusinya, dan kebutuhannya pun di abaikan.

Fyu...fyuu...

Notifikasi whats appnya kembali berbunyi, tidak hanya sekali tapi beberapa kali. Seperti ada spam chat yang masuk di sana.

Tapi sudahlah, sang pemilik telepon seluler sudah tidak bisa mengabaikan perutnya lagi.

Dengan terpakasa ia membawa telepon selulernya ke ruang makan. Rencananya setelah makan, ia segera membalas pesan masuk itu.

Mama, papa dan abangnya tidak sedang dirumah, mereka sedang mengunjungi rumah neneknya, Laras tidak ikut karena merasa sangat lelah.

Setelah menikmati makan malamnya yang berlangsung kurang lebih 15 menit sendirian, ia meraih telepon selulernya yang ia simpan di dekat pringnya.

Whats App
Chacha🐒5

Ternyata Chacha yang mengiriminya spam chat, ah iya benar saja dari tadi pagi iya tidak menghubungi anak itu, dia pasti khawatir.

Chacha 🐒
Laras
Knp baru online?
Lu kemana aja?
Kenapa gak masuk tadi?
Kenapa gak ngabarin?
                                 19.20

Ia terkekeh pelan melihat pesan tamannya itu, benar dugaannya anak itu khawatir. Ia lebih baik jujur saja pada temannya itu, tentang hari ini.

Maaf cha
Tadi pagi gw di rumah Lintang
Lintang sakit
Gw niatnya mau hubingin lu
Tapi hp gw ketinggalan.
19.21

~~~



"Kenapa Laras read doang?" desis Lintang pelan.

"Nih anak ngapain ya, ketiduran?"

"Atau gue telepon aja ya?" menggruk kulit kepalanya.

"Ngapain lu ngomong sendirian?" seru Bagas.

Lintang tersentak, hampir saja ia terjungkal ke belakang saking kagetnya, gara-gara abangnya mendadak muncul.

Dasar kebiasaan buruknya yang tidak pernah mengetok pintu sebelum masuk.

"Ketok dulu kek baru masuk." pekik Lintang.

"Iye iye maap." terkekeh.

"Kebiasaan, tadi pagi juga gitu."

"Yah... gue kira Laras udah pergi, krna sebelum gue kesini gue denger langkah kaki."

"Hedeuhh." menggeleng.

"BTW Papa nungguin kamu tuh katanya mau makan bareng."

"Nggak deh, gue gak mood."

"Kesambet apa lu?" mengerutkan alisnya.

"Adek lu ini lagi sakit bang, bukan kesambet."

"Heleeeh, cowok tuh harus kuat" ledek Bagas.

"Sana-sana ganggu aja." ngibas-ngibasin tangan.

"Ehh.... lu pacaran ya sama Laras?"

Mengangkat kedua alisnya, "Belum." balasnya singkat.

Kening mengerut, "Ha belum?, berarti otw dong."

Mengehela nafas berat "Apaansih, sanaaa."

"Yaudah deh, bye istirahat ya." menepuk pucuk kepala adiknya, kemudian melangkah keluar.

CANDALA [Lebih Dari Sekadar Minder]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang