21 (Fakta)

56 27 63
                                    

Jika kamu terlalu baik padanya itu tidak salah, hanya saja ada bagian dari diriku yang tidak mampu berkompromi.


[Happy reading♡]



Wulan terkejut setengah mati sampai ingin rasanya ia melompat ke pria bersurai kecoklatan itu kemudian menjambak rambutnya sekuat mungkin.

Ditengah kegiatannya yang asik memperhatikan tiga orang di ruang tamu itu, Bagas meneriaki dirinya yang sedang menjalankan misinya dengan hati-hati di tembok penghalang itu.

Jantungnya terpompa cepat, deru nafasnya memburu dan badannya gemetar. Terlihat seperti kucing yang tertangkap basah mencuri makanan. Ia menghela nafasnya, untung saja suara itu berasal dari Bagas, ia kira dirinya sudah ketahuan oleh kakaknya yang jangkung itu.

"Sssttt!." menempelkan jari telunjuknya ke bibirnya, dengan alis yang menukik.

"Kamu ngapain di situ?" tanya Bagas yang memberhentikan kegiatan main gamenya. Terdengar seperti berbisik.

"Sini-sini kak." mengibas-ngibaskan tanganya.

Bagas yang penasaran mau tidak mau mengikuti perintah dari adik perempuannya. Ia meletakan joy stick yang sedari tadi bertengger di tangannya, kemudian melangkah menghampiri perempuan mungil itu.

"Ada apa Lan?"

"Jangan di situ, sini samping aku nanti ketahuan sama kak Lintang." menarik lengan kakanya untuk ikut bersembunyi dengannya di balik tembok.

"Apaansih Lan?"

"Lihat deh kak." kembali menyembulkan kepalanya, Bagas mengikuti gerakannya.

"Lintang, Laras dan... temannya."

Mengangguk, "Bahaya nih kak."

"Apanya yang bahaya?" kening mengerut.

Wulan melupakan satu hal, Bagas tidak tahu-menahu tenatang hubungan ketiga orang yang sedang berbincang di ruang tamu itu sembari mengerjakan tugas kelompoknya.

Ia menepuk jidatnya lalu merosotkan badannya hingga duduk ke lantai kemudian bersandar di tembok penghalang itu. Pria bersurai kecoklatan itu lagi-lagi mengikuti gerkan adiknya, karena merasa pertanyaannya  belum di jawab juga.

"Btw kamu kenal sama teman Lintang yang rambutnya pendek itu?"

Menoleh ke Bagas, "Emang kanapa kak?"

"Dia cantik." terkekeh. "Tipe kakak nih, minta dong kontaknya."

Wulan menatap kakanya datar dan tajam

"A_apa?" ucap Bagas gugup.

"Matanya di kondisikan dong kak!"

"Loh ada yang salah?"

"Iya jelas salah."

"Salah dari mananya?" kening mengerut.

"Pokoknya salah!" mendengus sebal.

"Kakakmu ini lagi berusaha move on Lan, dukung napa."

"Nggak mau kalau sama dia." menggeleng.

Menautkan alisnya, "Kenapa?"

"Karena...." menarik nafasnya " Oke sepertinya aku benar-benar harus cerita nih." mengulum bibirnya. "Jadi... beberapa hari yang lalu ka--"

"Hasilnya nggak gitu Rin!"

"Udah aku cek kok Ras, hasilnya tuh emang ini!"

"Tapi yang aku dapat bukan itu!"

"Kamu salah kali."

CANDALA [Lebih Dari Sekadar Minder]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang