•Silentkiller 13•

Start from the beginning
                                    

Naya membuka matanya dan menatap ke arah Naja. Senyumnya merekah melihat Naja memejamkan matanya dan terlihat menikmati aktivitas yang sebelumnya ia lakukan.

"Naya suka hujan, kak Naja," ucap Naya tiba-tiba.

"Naya suka waktu hujan turun, Naya ngerasa Tuhan ngasih Naya buat merasakan apa itu air dari langit. Naya ngerasa beban hidup Naya lepas waktu Naya main hujan dan tiduran di jalan," jelasnya, Naja dengar, tapi dia masih memejamkan matanya seraya merasakan air hujan yang mengenai kulitnya.

"Naya ngerasa orang paling bahagia sedunia waktu Naya tiduran di jalan," ucapnya.

"Bego," tukas Naja lalu bangkit dari tidurannya dan mengusap wajahnya.

"Tiduran di jalan bahagia lo," sindir Naja lalu bangkit.

"Gara-gara lo gue basah," ucap Naja seraya menatap sekita yang cukup sepi, Naya tersenyum senang.

"Naya juga basah kok, hehe. Oh iyaaa kak Naja nggak mau pake bibir Naya?" tanya Naya malah mengingatkan, Naja sudah habis kesabaran, ia menoleh ke arah Naya dengan tatapan datar.

"Mau?" tanya Naja, Naya mengangguk.

"Yakin?"

"Hm yakin."

"Oke!" saat Naja mendekat, Naya melotot lalu mendorong Naja membuat Naja mengernyit.

"Kenapa? udah ngerti sekarang?"

"Iya ngerti, hm tapi itu ada mobil," Naya menunjuk lampu mobil dari jauh, Naja berdecak sebal lalu segera masuk ke dalam mobil di ikuti Naya dan keduanya langsung menuju base camp Naja.

sesampainya di sana Naya di tatap tiga orang, soalnya Steven masih di rumah orangtuanya.

"Eh kok bisa ada lo?" tanya Opan, Naya meringis ke arah Opan.

"Itu kok basah-basahan? Bukannya di dalem mobil ya lo pada?" tanya Alan kali ini, saat Naya hendak menjawab, Naja menarik tangan Naya untuk ikut dengannya.

"Abis main film India," jelas Naja ngasal lalu melangkahkan kakinya menuju kamarnya di atas, saat Naja hendak mencari kartunya, ternyata kartu kamarnya tertinggal di dalam mobil, Naja menghela napasnya.

"Sial!"

"Kartunya lupa ya? Mau Naya ambilin?"

"Biar gue aja," ucap Naja, saat ia hendak meninggalkan Naya, Naja menoleh terlebih dahulu.

"Pake handuk di deket kamar mandi dilemari deket sana, biar nggak kedinginan," ucap Naja cuek lalu melangkahkan kakinya.

Naya mengangguk paham lalu segera menurut dengan melangkahkan kakinya menuju tempat yang di maksud Naja, dan tersedia banyak handuk baru di dalam lemari, dengan cepat Naya mengambilnya satu lalu memakainya.

Saat ia kembali Naja pun sudah sampai di depan kamar dengan kartu yang di bawanya dan akhirnya keduanya masuk. Naja melempar hoodie hitamnya.

"Pake tuh," suruh Naja.

"Hm hoodie kak Naja waktu itu Naya lupa---"

"Cepetan, nanti sakit." Naya ingin jingkrak-jingkrak rasanya, dengan cepat ia membalas.

"Kak Naja mau barengan gantinya nggak?" Naja melotot. Ia menarik napasnya lalu melempar Naya dengan handuk yang sebelumnya Naja pakai untuk mengeringkan rambutnya ke Naya.

"Noh bareng sama handuk gue aja," sarkas Naja lalu keluar kamar. Naya mengerucutkan bibirnya namun tak lama ia tertawa dan segera masuk ke dalam untuk mandi. Naya menghela napasnya pelan.

Saat keluar kamar ia melihat Naja sudah berganti pakaian sedang memainkan game, Naya langsung mendekat.

"Kak Naja," panggil Naya pelan.

SILENTKILLER (Naja Mahatma)Where stories live. Discover now