"Ada apa?"
"Siapa aja di Parahyangan yang tahu kalau lo takut Mie?"
"Biar gue jelasin." Bintang kemudian menghadap Orlando dengan serius, "Nyokap gue sama kaya Sia. Bedanya, Sia takut darah, dia takut Mie. Dia punya trauma sama Mie."
"Oke, terus?"
"Jadi di rumah, gue udah kena doktrin kalau Mie itu—" Bintang mengembuskan napasnya, "Nyeremin," lanjutnya.
"Gue tanya sekali lagi, siapa aja di Parahyangan yang tahu kalau lo nggak suka Mie?"
"Cuma Crystal sama Sia."
Orlando mengangguk, "Bagus, jangan sampai masalah ini bocor. Lo bisa dalam bahaya. Pegasus nggak kaya Phoenix."
"Menurut gue sama aja," ucap Bintang, Crystal kemudian mengambil mangkuk Mie milik Sia, dia memakannya dengan lahap lalu mendengarkan perkataan mereka dengan serius.
"Beda. Suatu hari nanti lo bakal tahu bedanya Phoenix dan Pegasus."
Bintang tetap dengan pendiriannya, dia menggelengkan kepalanya beberapa kali lalu berdiri, mendekat, dengan tatapan mata yang penuh amarah pada Orlando.
"Gue mau ketemu, Jeremy, temen lo. Apa lo bisa atur?" tanya Bintang pada Orlando.
"Kenapa tiba-tiba Jeremy?"
"Dia udah bunuh Kakak dari sahabat gue, Troy. Bukannya Phoenix juga tukang bunuh? Apa bedanya? Sama aja, kan?" Orlando membulatkan matanya, tangannya mengepal, membuat Crystal dapat melihat kalau Kakaknya, sedikit banyak tahu sesuatu tentang Jeremy.
***
Bara kini keluar bersama Sia, tapi sedikit pun Bara tidak bertanya apapun, pikirannya masih bergejolak, membayangkan kalau Bintang yang dengan mudah memegang tangan Sia dan memeluknya seolah Sia adalah miliknya.
Menyebalkan, hatinya terasa panas, terbakar, seperti kumparan api yang terus melahap setiap inchi dalam tubuhnya. Kenapa harus Bintang? Tidak sadarkah Sia kalau cowok itu sangat fakboi?
"Apa aku punya salah, lagi?" tanya Sia bingung.
"Nggak."
"Masa?"
"..."
Sia mengerucutkan bibirnya dan menatap Bara dengan tatapan menyelidik.
YOU ARE READING
TELUK ALASKA 2
Teen Fiction[SEQUEL TELUK ALASKA] Alistasia Reygan, semua orang menganggapnya sempurna dan bisa mendapatkan segalanya dengan mudah. Dia tidak pernah memiliki kesalahan di mata semua orang karena sikapnya yang rendah hati. Dan tiba-tiba saja kesalahan pertamany...
15. First Kiss?
Start from the beginning