"Nyokap gue maksa balik."
Semuanya mengangguk paham.
"Oke santai, Pen. Lo ngapain dah, Ja?" tanya Alan melihat Naja yang sibuk memainkan ponselnya.
"Ngegame," jawab Naja.
"Biasaan," tukas Erick, Naja menatap Erick sekilas dengan mata tajam. Masih mengingat kejadian semalam, Erick langsung menyengir kuda saat ditatap tajam oleh Naja, bisa di bilang Naja ngomel tadi malam sebab meracuni pikiran Naya, kekasih Naja.
"Ya maap, Ja. Lagian polos banget sih, emak gue aja tahu hitomi tanaka," ujar Erick polos membuat Alan dan Opan cekikikan.
"Dahlah males gue sama lo, Rick."
"Iya, goblok."
Naja menghela napasnya pelan lalu menatap ponselnya yang tiba-tiba berbunyi, notif ponselnya masuk sebuah chat dari Line yang membuat matanya menyipit.
Kanaya Clarissa :
Akak:)Naja yang tadinya tidak mau balas, tapi pesan Naya kembali masuk membuat dia menyerngit geli.
Kanaya Clarissa :
AbwangDalam hati Naja jijik sekali membaca pesan yang Naya ketikkan, tidak bisakah gadis itu mengetik dengan tulisan normal?
Najaatma :
SalamKanaya Clarissa :
Hm apa ya? HaloNajaatma :
YKanaya Clarissa :
Naya bawa sesuatu lhoNajaatma :
G pdliKanaya Clarissa :
HARUS!Naja tidak membalas pesan Naya, dan sibuk memainkan kembali gamenya. Sedangkan Naya termenung karna pesannya tidak di balas, apakah Naja marah karna Naya pakai huruf besar semua?
"Ah elah," ucap Naya gusar.
***
Dan yang di tunggu semua murid akhirnya datang. Di mana semua murid beristirahat, dan saat itu Naya dan Stella sudah berjalan bersama, Naya akan membuktikan kepada Stella bahwa Naja adalah pacarnya. Stella sudah menahan Naya untuk tidak berlebihan dalam berhalu, tapi jelas Naya tidak terima di bilang halu.
"Ayo, Stella!" ajak Naya.
"Ck, iya pelan-pelan aja. Nggak usah lari-larian," ujar Stella yang tidak di dengar Naya. Dan pas sekali Naja dan teman-temannya sedang berjalan menuju kantin. Naya langsung menghentikan langkah mereka dengan memanggil nama Naja.
"Kak Naja!" pekik Naya dan Stella menutup mukanya karna malu, astaga bagaimana ini? Naya akan berulah.
Naja menatap Naya yang sudah membawa tupperware pink di tangannya, ada nasi goreng yang dibuatkan bibinya, jelas bukan buatannya karna Naya tidak bisa masak.
Naya melambaikan tangannya pada temen-temen Naja.
"Hai, kenalin tuh temen Naya, Stella!" ucap Naya menunjuk Stella, astaga Stella mau meninggal rasanya, terlebih saat dia melihat semua orang kini menatap Stella.
KAMU SEDANG MEMBACA
SILENTKILLER (Naja Mahatma)
Teen Fiction(Sudah di terbitkan oleh penerbit Loveable.redaksi) FOLLOW DULU SEBELUM BACA || TERSEDIA DI SELURUH TOKO BUKU INDONESIA (offline maupun online) (SETELAH TAMAT AKAN DI HAPUS) -Bukan cerita thriller- - PRE ORDER DI MULAI TANGGAL 29 DESEMBER- Awal mula...
•Silentkiller 12•
Mulai dari awal