15. Dua Surat dan Rahasia

69 16 4
                                    

Biarlah waktu yang menjawab siapa kamu sebenarnya, karena takdir pasti tahu kapan dia akan datang dalam persembunyian yang tak pasti.

•••

~Karya Rasa~

🌷🌷🌷




Perlahan Haura membuka amplop yang ia temukan dilacinya, dua buah amplop yang berwarna jingga dan kuning telah berada di genggamannya. Haura mencoba membuka amplop yang berwarna jingga terlebih dahulu. Perlahan amplop ia buka, memperlihatkan jejeran huruf yang ditulis rapi per kata, dan disusun menjadi kalimat yang membuatnya mengembangkan senyum di bibirnya sekaligus menitikan air mata di ujung matanya.

Jika sebuah tanggul tak lagi dapat membendung air sungai dan menumpahkan segala isinya keseluruh tempat di sekitarnya, maka kau pun dapat menumpahkan segala beban di hati yang mungkin tak dapat lagi kau bendung. Bukan di depan makhluk-Nya, menangislah di hadapan Rabb mu, karena Dia adalah tempat yang paling tepat untuk kau banjiri segala munajat.

Setelah membaca surat dari amplop berwarna jingga, Haura pun dengan perlahan membuka amplop kuning yang sangat membuat ia penasaran apa lagi isi di dalam amplop itu.

Hatimu kuat bak sebuah pondasi
Alangkah hebat kau dapat menghadapi
Ujian hidup selalu datang menghampiri
Rahasia-Nya selalu menjadi teka-teki
Asal kuat kau pasti dapat melewati

Kumpulkan rasa percaya diri
Hadiah-Nya pasti kau dapati
Apapun yang terjadi, kuatkan diri dan hati
Niscaya, pertolongan kan datang menghampiri
Selama kau mampu, cobalah tuk tetap berdiri
Aku akan membantu mendoakanmu di sini

Rentetan puisi yang dibuat dari nama Haura Khansa itu berhasil membuat Haura senang dan terharu, Haura begitu penasaran dengan si pengirim surat yang masih menjadi teka-teki. Haura belum menceritakan kepada siapapun soal surat yang beberapa hari yang lalu ia terima, Haura memang sangat jarang untuk menceritakan soal kehidupannya pada orang lain, ia lebih suka menuliskan isi hatinya lewat tulisan di buku diary nya, dan yang paling utama adalah lewat doa karena dengan berdoa dan mengadu pada Tuhan nya, maka hatinya akan merasa lebih tenang dan rileks, itulah yang membuatnya sampai saat ini tegar menghadapi segala cobaan.

Isi surat itu berhasil lebih menguatkan Haura. Kata-kata yang ditulis memang singkat, namun penuh makna baginya. Orang itu seperti tahu benar akan apa yang kini sedang dirasakannya. Haura sungguh penasaran dan akan mencari tahu siapa yang telah membuatkan untaian kata yang memotivasinya ini.

Tiba-tiba, Haura teringat dengan pertemuannya tadi dengan Guntoro di koridor. Apa orang itu adalah Guntoro? Orang yang sejak awal baik dengan Haura dan selalu terlihat perhatian dengannya, begitulah pikir Haura. Memang benar jika Haura berpikir seperti itu, karena Guntoro memang selalu baik padanya, dan bukti yang menguatkan pikirannya itu adalah pertemuannya dengan Guntoro di koridor. Untuk apa Guntoro sepagi ini sudah berada di sekolah? karena setiap Haura sampai di sekolah, biasanya belum ada atupun orang yang sudah berangkat. Pak satpam sekolah pun baru datang saat dirinya sampai.

Tetapi, Haura tidak bisa terlalu percaya diri begitu saja, ia harus mencari tahu kebenarannya.

Karena bosan di kelas, Haura mencoba keluar kelas untuk mendapatkan udara pagi yang segar. Haura dikagetkan karena melihat Guntoro yang duduk di teras depan kelasnya. Haura kaget karena pikirannya yang sejak tadi ia layangkan tentang tebakannya jika Guntoro lah yang mengiriminya surat.

 Karya Rasa (END✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang