H-21 : Kalau hari ini, hari terakhirmu

10.3K 1.1K 57
                                    

Flashback Saat Haechan mengaku ke Chenle tentang penyakitnya.

(Bagi yang lupa, itu di chapter 17)


127 Days




Malam itu Jeno adalah yang paling terakhir masuk kedalam kamar.

Ia baru saja melewati kamar Chenle, namun sebuah suara menarik perhatiannya.

'Apa maksudmu?'

Jeno bukan orang yang terlalu penasaran urusan orang lain, hanya saja kali ini ia merasa ia harus menguping.

Dan siapa yang akan menduga ia mendengar sebuah lelucon besar yang sulit ia percaya.

'Haechan? Leukimia?' batin pemuda itu dengan badan yang mulai bergetar.

'Tidak, ini mungkin sebuah candaan'

Jeno kembali menguping namun bukannya suara merajuk atau tawa, ia malah mendengar suara tangisan.

'Ini tidak benar, apa jangan-jangan mereka sadar kalau aku lagi nguping, mereka pasti bekerja sama'

Jeno tampak menahan marah jika benar ini hanya lelucon, ini sama sekali tidak lucu, pemuda itu hendak masuk kekamar Chenle

Namun lagi-lagi ia terdiam mendengar kata-kata Haechan di sela tangisnya.

'Tolong.. hiks... rahasiakan ini, Chenle. Kumohon'

Nadanya terdengar lirih dan putus asa.

Sungguh itu terdengar sangat menyakinkan dan tidak mungkin sedang bercanda.

Akhirnya Jeno kembali ke kamarnya. Ia merebahkan tubuhnya ke atas tempat tidur, matanya memandang langit-langit kamar.

Pikirannya melayang kemana-mana.

'Apakah mimisan Haechan ada kaitannya?'

'Tapi Haechan terlihat sehat.'

'ah, sudahlah. Itu pasti hanya lelucon tidak perlu diambil pusing, lebih baik aku tidur'

Dan benar saja, selama satu bulan lebih memperhatikan Haechan, pemuda itu tampak baik-baik saja.

Bahkan Jeno mulai melupakan tentang itu.

Namun, saat ia berbicara dengan Renjun. Seketika ia teringat tentang malam itu.


Flashback off



"Kau sedang memikirkan apa, Jeno-ya?"

Jeno menatap kearah Haechan yang baru saja memasuki dapur. Pemuda Tan itu mengambil gelas lalu menuangkan air ke dalamnya.

"Apa yang kau makan?" Tanya Jeno pada Haechan yang baru saja memakan beberapa pil yang ada ditangannya.

"Obat" jawab Haechan.

"Obat? Kau sakit?" Tanya Jeno

"Iya, aku sakit parah--

Jeno melotot kaget, ia hendak mengucapkan sesuatu namun Haechan lebih dulu menyela.





















--tapi bo'ong, hahahahaha..."

Jeno memandang datar Haechan, anak ini benar-benar bikin ia hampir jantungan.

"Itu tidak lucu, Chan" ujar Jeno kesal.

Haechan masih tertawa namun tak lama, pemuda itu kembali terdiam.

127 Days | HaechanWhere stories live. Discover now