Hujan

89 13 0
                                    


Hujan yang sejak tadi mengguyur kota tak kunjung reda, bahkan semakin deras, suara gemuruh petir saling menyambar seakan-akan saling bersahutan.

Sore tadi hujan sedikit reda, hanya turun gerimis dan langit nampak lebih cerah, namun ketika mahgrib menjelang gemuruh tak henti-hentinya mengeluarkan suara dahsyatnya yang dapat memekikkan telinga serta menggetarkan tanah dibawahnya.

Tak berselang lama hujan disertai angin kencang melanda wilayah kota dan sekitarnya. Seakan-akan sang kuasa sedang mengamuk, dan tak mengijinkan satu seorangpun meninggalkan gubuk tempatnya berlindung.

Masjid telah mengumandangkan suara adzan Isya' yang sangat merdu, mengajak orang-orang untuk segera mengambil air wudhu dan melaksanakan ibadah sholat. Namun, melihat keadaan yang tak memungkinkan untuk keluar rumah. Malam ini banyak orang yang tak datang ke masjid, kecuali tetangga yang memang hanya berjarak rumah tak sampai 500 meter.

Dan begitupun, dengan Keluarga Jeon ini. mereka memutuskan untuk berjamaah di rumah saja, dengan sang kepala keluarga sebagai imamnya.

"yah hujannya masih deras kaya gini, kita tetap pergi ke masjid atau dirumah aja?"

"hem gimana ya, hujannya angin juga Hyuk. kalo kita nrobos hujan walaupun pake payung kayanya tetap basah kuyup deh"

"cuacanya lagi kaya gini mending kita jamaahan di rumah aja yah."

"bisa juga sih ma"

"yaudah ayah yang jadi imamnya, hari ini kita sholat Isya' sama taraweh di rumah"

"hem oke"

"udah sekarang pada ambil air wudhu"

"iya ma"

Hingga 1 jam kedepan, mereka selesai bersembahyang. Setelah membereskan alat sholat seperti melipat mukena, sajadah, dan mengganti sarung mereka berkumpul sebentar di ruang keluarga. Sekedar berbincang pelan dan mengemil snack.

"mah ngga jadi goreng kacang nya?"

"sebentar"

"hem okede"

"ma aku mau susu"

"bikin sendiri kan bisa Won"

"buatin ma, aku temenin deh"

"kamu yang buat mama temenin"

"yaudah iya"

"sekalian ya Won, gue yang rasa coklat"

"bikin sendiri dong"

"elah sekalian"

"udah Won kamu buat berdua aja sama Seulgi. Bohyuk sana sekalian kalau mau"

"he-mm"

"ayo mbak"

"bentar, Hyuk mau susu juga ngga?"

"kopi susu aja"

"mama sama ayah sekalian?"

"boleh?"

"iya"

"ayah kopi aja deh"

"hm?"

"mama teh anget aja"

"oke bentar"

Lalu kedua Jeon bersaudara itu berjalan ke arah dapur, menyiapkan 5 gelas Mug dengan berbagai warna. Mengeluarkan 2 kardus susu dari lemari pendingin dengan varian rasa berbeda coklat dan vanila serta 2 sashet neskafe dari dalam lemari bipet tak lupa 1 kantung teh hijau.

Seulgi memasak air terlebih dahulu, sambil menunggu mendidih ia memasukkan bubuk susu, neskafe, dan kantung teh ke dalam gelas masing-masing, dan menambahkan sedikit gula.

Seventeen in Ramadhan [TAMAT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang