corat coret 9

72 45 13
                                    


Assalamualaikum readers

Author baru up part baru...

Maklumin Author yang terlalu moody ini...

Silahkan kritik dimana aja dan vote kalo suka

Typo bertebaran...di mana-mana

Yang kangen Malik, tahan dulu ya

Happy reading...

Sudah beberapa hari ini orang-orang yang ingin dijauhi Alice jadi bertambah. Pertama adalah Malik, cowok yang tidak henti menebarkan pesona nya. Si anak baru yang mulai di taksir diam-diam bahkan sampai ada yang terang-terangan cari perhatian di depannya. Dia memang keren sih batin Alice saat tak sengaja berpapasan, tapi segera membuang muka saat Malik balas menatapnya lekat. Alice merasa harus membangun tembok pertahanan yang kokoh untuk hatinya, karena untuk tidak goyah tidaklah mudah.

Orang kedua yang Alice hindari adalah Raditya. Cowok nya yang gencar meminta pengampun dari nya. Minggu lalu dia sudah mengetahui kesalahannya. Alice tau pasti tak ada dusta di mata pacarnya, kalau dia bilang tidak suka ya berarti tidak suka.

"Aku tidak memaksa kamu akan suka apa yang aku suka, tapi aku tak tau kamu sebenci itu." Suara Alice terdengar kecewa sambil menatap kearah Radit yang tersungkur ke sofa ruang tamu.

"Rasanya menyakitkan. Saat aku melihatmu. Aku mengingat ucapanmu. Aku lelah. Sebaiknya kamu pulang," usir Alice hendak melangkah meninggalkannya tapi secepat kilat Radit telah menggenggam tangannya kini sudah sejajar dengannya.

"Jangan dekat-dekat lagi dengannya. Aku akan melupakan dan memaafkanmu. Kamu juga tolong maafkan aku. Kita mulai lagi...." ucapannya terpotong oleh Alice yang sudah tak tahan.

"Cukup," potong Alice. Dia menghembuskan nafasnya kasar.Rasa kecewa memenuhi rongga dada nya. Radit tetaplah sama. Tidak fokus dengan kesalahannya. Pasti dalam isi kepalanya Alice selingkuh seperti yang diucapkan bisik-bisik temannya.

"Al" Suara Karin yang juga ngos-ngosan membuyarkan lamunan Alice. Dia langsung menutup buku dan berniat segera pergi dari pojok ruang perpustakaan tempat dia bersembunyi.

Karin adalah orang ketiga yang Alice hindari. Sahabatnya yang selalu dengannya kini harus dia hindari. Dua minggu lalu Alice seolah memberi harapan, dia terlalu bersemangat dan menjanjikan seseorang dengan kisah baru di kehidupan sahabatnya. Nyatanya setelah menulis kisah Karin dengan pencil yang di klaimnya ajaib, ternyatai tak ada perubahan dalam kehidupan Karin. Satu dua hari Karin masih menunggu, hari-hari setelah itu dia terus menagih keajaiban yang dijanjikan. Alice mulai lelah dan malu untuk menjawab, terkadang juga Karin masih mengumpat saat mengingat mantannya.

"Al...kamu mau kemana? Aku mau cerita." Karin membuat sahabatnya duduk lagi. Beberapa yang asyik membaca melirik sinis ke arah Karin yang menimbulkan suara brisik. Ini memang jam Kosong, tapi untuk anak-anak yang gila belajar mereka sungguh membaca buku pelajaran.

"Maaf membuat kamu berharap." Alice memulai pembicaraan jari jemarinya saling meremas, ada rasa enggak enak terhadap sahabatnya. "Aku memang konyol. Kamu pasti berpikir aku halu kan?"

"Dengerin dulu, aku mau cerita." Bisik Karin, Alice mulai menebak pasti tentang mantannya dan pacarnya yang kecentilan itu. Alice terlalu sering mendengar cerita berulang. Sudah bosan jika harus mendengarnya lagi.

Eh tapi kok kayanya dia bahagia yak? Alice membatin. Dia mulai menyadari ekspresi ceria Karin setelah hilang beberapa minggu lalu.

"Tapi sebelumnya aku mau terima kasih dulu."

"Terima kasih untuk apa?" Alice tak mengerti tapi sekelebat dia teringat. Seolah video rekaman percakapannya dan Karin berputar lagi di kepalanya.

"Mari bertaruh," ucap Alice. "Aku akan menjadikanmu inspirasiku. Bila beruntung dan jadi kenyataan kamu akan berterima kasih padaku, bila tidak beruntung...." Alice menggantungkan kalimatnya. "Bila tidak beruntung aku akan berterimakasih karena telah menjadi inspirasiku."

"Deal! Kita lihat siapa yang akan mengucapkan terima kasih." Karin menyodorkan telapak tangan kanannya dan Alice dengan cepat menyambut jabatan tangan itu.

"Deal." Jawab Alice dengan ceria.

"Jangan bilang....?" Alice menebak tulisan ceritanya menjadi kenyataan. Debar jantungnya kian berlomba.
Tenyata pensil ini memang berguna, batin Alice.

Karin mengangguk berkali-kali dengan cepat dengan mata berkedip-kedip seperti lampu kelap-kelip.

"Aaaaahhhh sungguh?" Alice memekik reflek dan memeluk sahabatnya, gugur sudah rasa bersalahnya. Namun lagi-lagi mata para kutu buku menatap kompak kearah Alice yang memecah keheningan, mengganggu pendengaran.

"Ayo pindah ke taman." Alice berbisik lalu mengembalikan buku bacaannya. Karin mengekor di belakangnya saat Karin keluar menuju taman.

Ada bangku-bangku panjang di bawah pohon besar yang melindungi para siswa dari panas matahari ketika duduk di bangku sana.

"Apa yang kamu tulis?" tanya Karin.

"Apa yang terjadi?" Alice balik tanya.

"Kamu dulu yang cerita." Karin bertanya lagi. Alice memang tak menceritakan detail ceritanya, dia merahasiakannya dari si pemain utama.

Alice sangat ingin tahu apa yang terjadi. Apakah terjadi sama persis atau hanya pada intinya saja. Tapi yang terpenting baginya kini sahabatnya bahagia.

"Baca saja di 'Dunia Orange' di kumpulan cerpen ku. Aku juga menulisnya di sana" Jawab Alice.

Karin segera membuka aplikasi di phonselnya. Tapi Alice lalu menghentikannya. "Biar aku tebak," ucap Alice.

"Apa kau bertemu di lapangan basket?" Alice tak tau karena memang dia menghindari banyak orang termasuk Radit yang sering berada di lapangan Basket.

Karin mengangguk.

"Apa itu dari sekolah lain saat pertandingan antar sekolah?" tanya Alice lagi.

Karin mengangguk. "Apa kau peramal?"

Alice menggeleng cepat.

"Tapi kenapa aku harus tertimpuk bola basket?" protes Karin sambil menjewer sahabatnya.

"Kau sungguh tertimpuk bola basket?" tanya Alice tak kuat menahan tawa.

"Kau benar-benar cenayang? Kau menulisnya?" Karin menutup mulut dengan kedua tangannya tak percaya.

"Memalukan aku pingsan karenanya."

"Iya itu cerita klasik. Kena timpuk bola oleh pemain basket yang tampan." Alice tertawa.

"Kamu memang harus menderita dulu untuk bahagia." Ucapan itu membuat Alice dijewer yang kedua kalinya. Selanjutnya hanya ada pelukan dan cerita Karin tentang kisah cinta barunya.

Sampah memang harus di buang. Mantan adalah sampah yang mencemari kebahagiaan. Hempaskan dan bersiap untuk kisahmu yang baru.

Setuju nggak readers?
Ah kalian pasti bilang "tidak semudah itu ferguso"

"susah move on"

"boro2 langsung dapat ganti, kisah begitu cuma di wattpadd"

Dan lain lain lain lain lainnya
Hehehe

Kalo bisa menulis sendiri kisah mu..

Kamu ingin menulis jadi seperti apa?


Alice And Magic Pencils [On Going]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon