corat coret 5

62 50 6
                                    


Malik tengah memotret sembarang, pada suasana mall yang disulap dengan indah mirip nuansa dunia Harry Potter. Pertama dia berjalan kearah instalasi yang dibuat mirip dengan Hogsmeade Village, sensasi rasa dingin dan kota yang tampak indah dengan atap-atap bersalju. Konyol, bukannya selfi seperti kebanyakan orang dia hanya memotret setiap pameran yang ada. Memotret orang yang berlalu lalang dan selfi. Malik masih terus mengarahkan kameranya mencari angel yang indah. Beberapa menit kemudian dia menemukan angel yang lebih indah dari dugaannya. Tepatnya karena ada seseorang yang disukainya berdiri disana. Malik berhenti membidik dengan kamera sejenak. Dia ingin memastikan dengan mata kepalanya sendiri ini bukan sekedar kehaluannya. Mengingat dia pergi sendiri, dia ingin mengajak Karin dan juga cewek yang disukainya. tapi dia khawatir akan jadi masalah, mengingat cewek yang di sukainya sudah punya pacar.

Salju buatan turun, Malik menatap arlojinya yang menunjukan jam 16:00, kabarnya memang akan turun salju pada jam 16:00 sampai jam 19:00. Malik membidik dengan kameranya lagi. Memfoto di mana Alice tetap terlihat cantik bahkan saat candid. Salju turun sebagian menempel pada rambutnya, lalu ternyata dia mengambil phonsel nya. Dia ber selfi berganti posisi mengarahkan kameranya, kedua jarinya yang lain membentuk huruf V.

Setelah beberapa jepretan dia mulai menyadari ada orang lain yang juga mengambil gambarnya. Tepat lurus di hadapannya seseorang masih terus memfotonya. Seperti adegan de javu, Alice berjalan mendekati cowok itu dan ingin mendampratnya.

Melihat Alice mendekat, bukannya berhenti Malik malah terus memfoto wajah murka Alice.
"dia marah pun tetap cantik." Gumamnya.

Setelah tepat di depan cowok yang terus mencuri fotonya Alice merebut lagi kamera itu tapi tak berhasil, kali ini Malik memegang erat kameranya.

"kamu? Ngapain di sini?" bentak Alice.

"sama seperti kamu, ingin merasakan nuansa di film Harry Potter." jawab Malik.

"maksudku. Kenapa kamu terus memfotoku? Kamu menguntit?"

"menguntit?" tanya Malik setengah tak terima, walaupun dia sadar telah memfoto dengan banyak tanpa persetujuan, tapi pertemuannya selalu kebetulan. "omong-omong kamu kesini sendiri?" tanya Malik. "kenapa tadi kita tidak bareng?" lanjutnya sebelum Alice sempat menjawab.

"ya benar. Kenapa tadi kita nggak bareng?" jawab Karin. Dia datang langsung menjewer telinga Malik. Dia kesal kenapa harus naik transportasi umum kalo ternyata anggota keluarga serumah juga dateng kesini membawa mobil.

Alice And Magic Pencils [On Going]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum