Ujian Terakhir

25 6 0
                                    

Argi memacu motornya menuju kampus dengan sedikit santai hingga ia melihat sosok yang seperti ia kenal. Dan memang ia mengenalnya jelas wajahnya tampak panik seperti mendapat masalah. Ia menghampiri Zahra, namun orang itu masih sibuk dengan handphonenya dan sedikit berbicara dengan ojek online.

"Ada apa?" tanya Argi lembut, Zahra menoleh dan sepertinya cukup terkejut dengan kehadirannya.

"Ah, ini ban motor abangnya bocor tapi gue buru-buru ada tes pagi." Ini sesuatu yang sangat buruk jika itu ujian terakhirnya hari ini dan terlambat. Berbeda dengan Argi yang mendapat jadwal siang hari, namun ia sengaja berangkat pagi untuk meminjam catatan Aktsan.

"Ya udah ayo bareng gue." Kata Argi namun Zahra masih terlihat bingung, ia seperti enggan untuk menerima ajakan Argi namun ia juga akan terlambat. "Lo bilang telat, ayo bareng aja kalau order ojek lagi kelamaan." Kali ini Argi menarik tangan Zahra.

"Bentar." Katanya sambil melepaskan tarikan Argi. Argi sadar sikapnya selama ini sudah buruk kepadanya pasti Zahra membencinya sampai tak mau menerima bantuannya sedikitpun. Zahra berjalan menuju driver ojek online.

"Pak ini ongkosnya."

"Nggak usah neng kan saya nggak jadi nganterin eneng."

"Nggak apa-apa pak, buat nambal bannya."

"Ya Allah makasih neng, semoga neng nggak telat maaf ya neng gara-gara ban saya bocor..." belum selesai dia berucap Zahra sudah pamit pergi ia takut terlambat. Bapak itu merasa tak enak juga menerimanya namun bersyukur ia bisa menambal ban motornya.

Zahra naik ke motor Argi dan siap untuk berangkat namun Argi malah tersenyum dan bengong menatap Zahra. "Hei, ayo gue telat ini."

"Oh, iya." Katanya lalu mengendarai dengan kecepatan penuh. Hari ini adalah hari pertama Zahra duduk di motornya meskipun dengan alasan lain tapi entah kenapa Argi sedikit senang.

"Pegangan." Kata Argi, dan Zahra menarik jaket yang di kenakannya. Rasanya ia ingin tertawa karena tingkah orang di belakangnya yang takut di ajak ngebut tapi hanya pegangan pada ujung jaketnya. Tiba-tiba jantung Argi mulai berdebar, ia menepis ingatannya tentang malam tadi.

Semalam ia cukup kawatir hujan turun dan Zahra belum pulang, melihat Clara juga kawatir ia berinisiatif untuk menjemputnya. Namun sayang sampainya di depan mall ia sudah menunggu cukup lama tapi yang di tunggu justru berjalan dengan Danis sahabatnya. Mereka berboncengan menuju rumah Zahra. Dan saat sampai di rumah itu ia melihat Danis juga mengobrol asyik dengan Clara. Ia tak tahu kenapa hatinya sedikit kesal, entah karena Clara atau Zahra. Tapi merasakan kejadian pagi ini sepertinya ia tahu karena siapa.

Mereka sampai di parkiran dan Zahra turun hendak segera berlari namun ia ingat kalau harus mengucapkan terima kasih. "Argi makasih ya, nanti aku traktir deh." Katanya lalu pergi tanpa menunggu jawaban. Argi hanya tersenyum melihatnya berlari.

"ehem...Kesambet lo senyum-senyum sendiri di parkiran." Kata Aktsan yang baru datang.

"Kagak." Jawab Argi singkat, ia kembali seperti Argi yang biasanya.

***

Alina lega ujian kali ini bisa mengerjakan dengan baik dan ini adalah ujian terakhir mereka di semester ini. Zahra pamit ke perpustakaan untuk mengerjakan tugas dan Rizka masih ada ujian lagi karena mata kuliah yang mengulang semester kemarin. Kini Alina hanya menunggu Aktsan di taman dekat fakultas teknik.

Sementara Zahra sedang di perpustakaan begelut di depan laptop dan setumpuk buku dengan wajah kesal. Bagaimana tidak, Dedi teman satu kelompoknya itu malah izin pergi saat tugas kelompok dan kini dia hanya mengerjakan sendirian. Ia kesal memiliki teman satu kelompok yang sulit di ajak bekerjasama. Matanya lelah dan memilih menyandarkan kepalanya di meja.

Love Is Delicious [END]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant