SATU (Harapan!)

Mulai dari awal
                                    

Setelah menyiapkan makanan, dan menunggu adik-adik serta papanya, keluarga mereka akhirnya lengkap berkumpul di meja makan.

Seperti biasa, kegiatan mereka di ruang makan adalah sarapan pagi dengan roti dan susu serta kopi untuk satu-satunya pria paru baya di rumah itu.

Suasananya cukup menegangkan, hanya suara sendok dan suara piring yang meramaikan.

Keluargaa mereka jauh dari kata harmonis sejak kepergian sosok mama yang mereka sayangi. Ditambah pula kesalahpahaman yang kerap kali terjadi.

"Pa, aku berangkat sekolah dulu." ujar Lintang sembari meraih tasnya di kursi, lalu berjalan keluar.

"Iya, Wulan berangkat sama papa kan?."

"Nggak deh pa, aku ke sekolah bareng kak Lintang aja."

"Kalau Bagas, gak ngampus nak?" tatap Permadi ke Bagas.

"Masuk siang, pa." balas Bagas tanpa basa basi.

"Pa, aku berangkat ya." lirih Wulan sambil meraih tangan papanya dan menciumnya.

Wulan berjalan keluar mengejar abangnya yang terlihat sedang mendorong vespa merahnya keluar dari pagar rumah bercat coklat.

Helem bogo tanpa kaca penutup wajah, sudah terpasang di kepala Lintang, lengkap dengan setelan sweater abu-abu kesayangannya.

Pagar yang tadinya sudah tertutup rapat oleh Lintang, tiba-tiba dibuka lagi oleh Wulan, adiknya yang sudah siap untuk mendapatkan tumpangan darinya.

"Kak nebeng dong." ucap Wulan dengan cepat.

"Yakin, mau nebeng?" balas Lintang di atas vespanya.

"Iyalah, kanapa?"

"Ntar di gosip lagi, gak papa?" melirik ke Wulan.

"Yaelah bilang aja gak mau ngasih nebeng." muka jutek.

"Nggak gitu hahaha." balas Lintang sambil mengacak-ngacak rambut adiknya.

Wulan sudah tidak tahan menunggu izin kakanya, baginya Lintang terlalu bertele-tele.

Ia langsung menaiki vespa merah di depannya itu, sampai membuat Lintang agak kurang keseimbangan.

"Buru-buru amat neng?!." menoleh ke belakang.

"Cepat, aku nggak mau telat yaa." menepuk-nepuk tas Lintang.

"Iya bawel, mana tasnya?" balas lintang sambil menyalakan motornya.

"Nih kakak sayang hehehe." Memberikan tasnya ke Lintang sambil nyengir.

"Pegangan!".

"Iya iya."

Lintang memakai tas Wulan di bagian depan, agar adiknya itu bisa merasa nyaman. Lintang tau betul cara menyenagkan hati seorang adik.

Baginya, Wulan adalah adik cerewet yang manja tapi sangat ia sayangi, apalagi Wulan adalah satu-satunya perempuan dikeluarganya.

Vespa merah itu melaju meninggalkan jln. Mangga menuju jln. Elang, kemudian belok ke kanan memasuki pagar sekolah yang bertuliskan selamat datang di SMAN 1 Elang Baru.

Setelah memarkir vespasnya, Lintang berjalan bersama Wulan dan memasangkan tas yang sejak tadi ia pakai di depan dadanya itu ke lengan adik perempuannya.

"Nih, tasnya dipakai."

Tersenyum, "Makasih kakak ku sayang." medipkan satu matanya.

"Kamu genit ya sama abng sendiri!." raut muka lintang keheranan.

"Hahaha." tertawa bersama, kemudian Lintang merangkul pundak adiknya.

Bentuk kasih sayang Lintang ke adiknya, seringkali disalah artikan oleh beberapa siswa-siswa yang tidak tau kalau mereka berdua adalah saudara.

Bahkan sampai digosip kalau mereka adalah pasangan yang setiap pagi mengumbar kemesraanya.

Jika dilihat sekilas wajah Lintang dan Wulan memang tidak mirip, berbeda dengan Bagas abang mereka yang wajahnya sangat mirip dengan Wulan.

Di sisi lain tepatnya dikoridor kecil depan kelas Wulan, terlihat seorang perempuan yang sedang memperhatikan gerak-gerik Lintang dan Wulan.

Rambutnya sebahu, bulu matanya lentik, bibirnya merah terpoles liptint. Cantik.

Matanya sedang memandangi dua bersaudara yang berjalan lurus kemudian berpisah di depan kelas yang bertuliskan XII B.

Perempuan itu duduk bersama beberapa perempuan lainnya, pandangannya hanya terfokus pada Lintang yang sedang memasuki ruang kelasnya.

"Kapan ya, gue bisa deket sama lu Lin," Ujar salah satu diantara mereka.





⚠️JANGAN LUPA VOTE!!

Haloo readers sayangku❤
Maaf ya kalau ada typo, atau kata-kata yang kurang enak di baca. Tolong dukungannya.

Kalian pasti tau dong gimana cara hargai penulis, love u...❤


Cast Lintang

Cast Lintang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cast Bagas

Cast Wulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cast Wulan

©mitsusuki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©mitsusuki

To be continued...

CANDALA [Lebih Dari Sekadar Minder]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang