•Silentkiller 08•

Start from the beginning
                                    

Tiiinnn

Tiiinnn

Tiiinnn

"Heh! Woy awas, gue mau lewat, ngalangin jalan aja sih lo!" dan Naya tersadar saat seseorang yang keluar dari mobil membentaknya, Naya langsung menoleh ke belakang. Naja yang tadinya tidak melihat keberadaan Naya jadi melihat Naya sedang berhadapan dengan siapa karna suara keras yang di keluarkan seseorang.

Namanya Alberto, biasa di panggil Al, seangkatan dengan Naja, tapi bisa di bilang Alberto lebih ke pedas dan menyebalkan, buktinya seperti saat ini, Al membentak Naya, adik kelas hanya karna masalah sepele.

"Ma-maaf," ucap Naya.

"Idiot!" tandas Al kesal lalu kembali memasuki mobilnya dan Naya dengan segera bergeser untuk memberi jalan pada mobil Al. Naya menghela napasnya lalu segera melangkahkan kakinya menuju kelas, sedangkan Naja menatap Naya yang sudah berlalu.

"Lo bengong aja sih?" tanya Erick.

"Jalan, Ja."

"Ayo," jawab Naja akhirnya lalu ke limanya kembali melangkahkan kakinya menuju kelas.

Lain dengan Naya yang sudah sampai kelas langsung menangis membuat Stella menghela napasnya pelan menghadapi Naya.

"Udah-udah, lo tau nggak nama cowoknya siapa yang bentak lo biar gue samperin!" ucap Stella namun dengan cepat Naya menggeleng.

"Enggak, Stella. Naya sih yang salah gara-gara bengong di tengah jalan liatin kegantengan kak Naja."

"Ya udah gausah nangis. Bikin gue kepikiran aja lo," ujar Stella.

"Idiot!" tukas Naya membuat Stella refleks menoleh dengan tatapan tidak percaya.

"Eh lo ngatain gue idiot?!"

"Enggak, itu kata-kata yang cowok itu keluarin buat Naya, astaga Naya nggak idiot. Belum aja Naya serang pake jurus Rasenshuriken Mail."

"Apaan anjir Rasenshuriken punya Naruto goblok."

"Tapi Naya sukanya Mail."

"Au ah, meninggal sono lo."

"STELLA JAHAT!!!"

Adam melihat Naya tengah berdebat dengan Stella hanya menggelengkan kepalanya memaklumi. Sudah biasa kok dari pertama Stella, Naya dan Adam memutuskan untuk berteman.

***

Saat di kantin, Naya ingin sekali memandangi Naja yang letak kursinya tak jauh darinya, hanya saja Naja dapat menangkap Naya basah karna posisinya saling menghadap, Naya berusaha untuk menahan dirinya dan fokus pada makanannya.

"Lo gelisah sendiri sih? Kenapa?" tanya Adam.

"Hm, enggak. Naya nggak gelisah kok," alibinya seraya terus memakan makanannya. Adam teringat sesuatu yang sangat ingin ditanyakan olehnya.

"Oh iya, kok Naja bisa ngajak lo balik? Lo gatau sepeninggalan lo sama tuh cowok langsung heboh," tutur Adam seraya memakan makanannya. Naya melotot.

"Se-serius?"

"Iye, masa gue boong, emang kayak lo tukang boong." Naya menghela napasnya pelan.

"Kak Naja tiba-tiba aja ngajak Naya balik bareng. Naya juga gatau."

"Boong, bahaya bege, Dam si Naya tuh. Polos-polos menghanyutkan, bisa jadi mereka tuh ada something," ujar Stella bisik-bisik namun sengaja dibesarkan volumenya agar Naya dengar.

SILENTKILLER (Naja Mahatma)Where stories live. Discover now