[2] Arunika / Wooyoung

104 30 3
                                    

"Lo habis ngapain di kelas lama banget?"

Wooyoung langsung memberhentikan langkahnya ketika melihat Mina yang disampingnya ada terdapat Mark. Sepertinya tadi mereka sedang mengobrol.

Wooyoung hanya mendengus mendengar ucapan Mina, "ga ngapa-ngapain" setelah itu Wooyoung langsung berjalan ke motornya. Tapi gerakannya kembali terhenti ketika mendengar ucapan Mina.

"Stop ngebully dia lagi Wooyoung. Bukannya udah selesai? Sekarang gue malah kasihan lihat dia yang lo bully terus-terusan. Lo-"

"Mending lo diam dari pada buang-buang tenaga bicara sama gue karena gue gak bakal peduli" potong Wooyoung lalu melesatkan motornya keluar dari area sekolah.

"Wooyoung kenapa, sih? Beda banget.." keluh Mina yang membuat Mark sedikit ragu untuk menjawabnya. Tapi.. sepertinya ia akan mengucapkan ini pada Mina.

"Kayaknya.. Wooyoung suka Gowon. Dia gak suka kalau ada orang yang bicarain Gowon.."

"H-ha?"

"Lo inget park chaewon?"

"Enggak.."

"Dia Gowon. Nama asli Gowon itu park Chaewon. Park chaewon, orang yang dulu satu-satunya mau temanan sama Wooyoung"

















"Saya minta kamu berhenti bully Gowon"

Wooyoung yang sedang memainkan gamenya langsung menoleh ke pintu kamarnya. Kini ada Jongho yang berdiri di ambang pintu.

"Lo? Minta? Ck. Lo sama ibu lo tuh sama-sama ga tau diri apa gimana? Udah numpang disini, banyak maunya pula" ucap Wooyoung lalu kembali bermain game.

"Saya tahu kamu akan suka dia"

Entah kenapa, Wooyoung langsung keluar dari game dan memejamkan matanya erat sebelum menatap Jongho tajam.

"Lo jangan sok tau jadi orang"

"Bukan sok tau. Tapi saya cuma kasih tau kamu. Kalau kamu kayak gini.. kamu bisa menyesal"

"Lo bisa keluar dari kamar gue sekarang"

"Kalau hegitu beri dia alasan yang masuk akal kenapa kamu ngebully dia"

"Jongho-"

"Jongho tau Wooyoung bukan tipikal orang yang suka melakukan sesuatu tanpa alasan yang tidak jelas"

Wooyoung terdiam sebentar. Apa Jongho berusaha mempengaruhinya dengan menggunakan bahasa Jongho yang dulu sangat Wooyoung suka?

Jauh sebelum ayahnya dan ibu Jongho menikah.

"Jangan menyesal kalau kamu tetap keukeh keras kepala seperti ini, Wooyoung" ucapan Jongho menjadi penutup pembicaraan mereka, sebab Jongho yang langsung menutup pintu kamar tersebut tanpa mau menunggu balasan dari Wooyoung.








Pagi ini Wooyoung memutuskan untuk berangkat lebih awal. Dia tak mau semeja dengan ibu angkatnya dan Jongho. Ia bisa saja langsung tersulut emosi nantinya jika mengingat peembicarannya kemarin dengan Jongho.

Tapi sayangnya, Wooyoung yang berpikir menjadi orang yang pertama datang di kelasnya salah. Sebelumnya sudah ada Gowon yang menggunakan baju bebas sembari membereskan seluruh bagian kelas.

Ceritanya, tadi ketika Wooyoung baru selangkah memasuki kelas, ia langsung mendapati Gowon yang terlihat susah menjangkau jendela kelas mereka untuk dibersihkan.

"Rajin sekali.." lirihWooyoung. Padahal ini baru jam 6.20. Sudah hampir 10 menit Wooyiung diluar tanpa Gowon ketahui.

Karena menurut Wooyoung dia sudah menunggu terlalu lama, Wooyoung akhirnya memutuskan untuk masuk ke kelas, sekaligus berniat menjaili Gowon.

Tapi sayang, niatnya sudah gagal duluan karena Gowon lebih cepat keluar kelas. Entah untuk apa, tapi Wooyoung cukup kesal karena niatnya gagal.


"Tumben cepet, Young?"

Wooyoung yang sedang memainkan hpnya menoleh ke bangku di depannya. Ternyata Changbin sudah sampai. "Lo juga tumben cepet?"

"Piket hari ini. Tapi kelas udah bersih. Lo yang bersihin?" Pertanyaan Changbin langsung menghentikan kegiatan Wooyoung, dia langsung menurunkan kakinya dari meja dan menatap seisi kelas. Baru dia dan Changbin saja disini.

Bukannya Gowon harusnya sudah kembali? Sudah hampir 10 menit dia tak kesini juga.

Apa semua perempuan lambat? Pikirnya

"Kenapa?"

"Bentar deh, gue titip tas" setelah itu, Wooyoung langsung meninggalkan kelas. Entah apa yang ia pikirkan hingga ia mau mencari perempuan yang kemarin ia bully.

Langkah kaki Wooyoung membawanya ke toilet perempuan. Mm, sebenarnya Wooyoung akui dia sedikit malu. Tapi sungguh, kenapa Gowon lama sekali?

Menunggi sekitar 5 menit di dekat toilet perempuan, Wooyoung akhirnya melangkah ke sana hendak mengetuk pintu toiletnya karena sedari tadi tidak terbuka.

"E-eh?"

Tapi langkah Wooyoung langsung memundur ketika tiba-tiba saja Gowon keluar.

"Ma-maaf"

Begitu saja Gowon langsung meninggalkannya dengan sebuah gitar yang ia peluk. Tunggu sebentar, kenapa Wooyoung sepertinya tau gitar itu?





"Sst, itu Gowon rambutnya di kepang kok jadinya kayak cupu, ya? Padahal gue lebih suka rambutnya diiket jadi satu atau gak digerai"

"Tapi tetep cantik tuh"

"Iyasih.."

Wooyoung langsung menoleh ke sekumpulan kakak kelas yang membicarakan Wooyoung. Dengan sedikit sinis, Wooyoung menatap mereka lalu menatap Gowon yang sedang memesan jus.

Setelah pesanannya sudah siap, Wooyoung langsung ikut berkumpul duduk dengan teman-temannya. Namun, matanya secara diam-diam tak luput untuk mengawasi Gowon.

Sampai akhirnya ia menghela nafas jengkel ketika Jongho duduk di depan Gowon yang semulanya duduk sendiri. Ada sedikit rasa jengkel ketika Gowon tersenyum bahkan tertawa ringan. Ditambah lagi, ketika Wooyoung secara tiba-tiba menjadi begitu peka mendengar orang-orang disekitarnya membicarakan Gowon yang terlihat cantik.

Sedikit penasaran juga, biasanya, jika ia sudah ikut membully salah satu murid disini, maka semuanya tak akan berani membiacarakkan..

Kecuali Gowon.

Wooyoung pikir, mereka semua akan berhenti membicarakan Gowon.tapi tidak, bahkan kini Changbin, Lucas, dan Mark ikut membicarakan Gowon. Ah, disaat seperti ini baru Wooyoung merasa keberadaan Yoonjung, Mina, dan Jooe perlu. Dia sedikit muak ketika banyak orang mmebicarakan Gowon.

Setelah menghabiskan makanannya, dengan cepat Wooyoung menghampiri Gowon lalu menariknya kasar keluar kantin.

"Lepas!"

Sedikit terkejut, Wooyoung sedikit tersenyum remeh mendengar suara Gowon.



"Lo tadi masih sempet-sempet senyum bahkan ketawa?" Tanya Wooyoung. Ia gunakan nada sinis andalannya ketika menyindir Gowon. Mengabaikan apakah Gowon sakit hati atau tidak, ia tidak peduli.

"Lo mau tau apa yang orang lain bicarain dari awal lo masuk?" Lanjut Wooyoung, ia sedikit tersenyum ketika melihat Gowon dengan ragu mengangguk

"Mereka bilang rasa-rasanya lo gak pantes senyum bahkan ketawa. Keberadaan lo dikantin bikin yang lainnya gak nyaman" kata Wooyoung yang berhasil membuat Gowon menatapnya terkejut.

Wooyoung tersenyum. Tak bohong, ia suka pandangan Gowon, apalagi ketika mata itu menatapnya.

Ah, ya, jangan bingung kenapa Wooyoung tak mengatakan hal yang sebenarnya dikantin dan malah mengatakan 180° berbeda. Ia masih mau melanjutkan yang sore kemarin ia lakukan pada Gowon.

Ia mau membuat Gowon bingung, ia ingin Gowon berubah.

Ia tak suka ketika orang-orang sadar akan keberadaan Gowon.

"Bahkan.. mereka bicara dibelakang lo. Mereka bilang, lebih baik lo gak usah nampakin diri sekalian. Sama kayak ucapan gue kemaren ke lo"



Jadi.. kau mempengaruhi Gowon, Wooyoung?

Crescent - Loona Ateez Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu