{3} Senandika - Olivia

102 15 0
                                    

"Bagaimana keadaanmu? Apa baik-baik,saja?"

Setelah diam beberapa saat, Olivia mengangguk ringan sebagai jawabannya.

"Kak.. Seonghwa, ya?" Tanya Olivia pelan sembari sedikit memijat pelan kepalanya.

Seonghwa yang sedang mengambil air untuk Olivia mengangguk, "iya. Saya Seonghwa, dokter kamu."

"Ah.. iya"





Ceklek

"Sudah sadar?"

Mendengar suara Hongjoong, Olivia langsung menunduk dan memberanikan diri menjawab walau dirinya sudah ketakutan sekarang "i-iya"

Nafas Olivia langsung tercekat saat ia mendapati Hongjoong duduk di depannya. Walaupun menunduk, Olivia tahu bahwa kini Hongjoong sedang menatapnya.

"Apa kamu masih merasakan sakit?" Tanya Hongjoong. Olivia yang mendengar pertanyaan Hongjoong mengangguk pelan, "iya ada apa?"

"Apa kamu kuat kalau kita pindah dua hari lagi?"

Olivia perlahan mengangkat kepalanya. Memberanikan diri untuk menatap mata Hongjoong. Olivia menjawab, "Iya tidak apa-apa"

Mendengar itu Hongjoong terdiam sebentar sebelum mengangkat tangannya ke arah pipi Olivia untuk mengelusnya pelan.

"Kalau misalnya kamu tidak cukup kuat atau masih merasa lemas bilang pada Seonghwa. Karena kamu bilang kamu kuat kan kalau kita pindah dalam dua hari? Saya tidak mau kamu tiba-tiba pingsan atau terjadi sesuatu yang merepotkan saya di tengah jalan nantinya" ucap Hongjoong lalu meninggalkan Olivia dan Seonghwa.

"Dasar anak itu. Tidak bisa apa pindahnya ditunda.." keluh Seonghwa lalu memberikan segelas air pada Olivia.

"Kak Seonghwa, apa.. aku keterlaluan, ya?"

Mendengar pertanyaan dari Olivia, Seonghwa mengerutkan dahinya lalu duduk di kasur Olivia. "Kenapa bilang seperti itu?"

"Aku.. kabur lagi. Dan.. tuan Hongjoong menolongku lagi"

Seonghwa menghela nafas. Memang, jangankan Olivia yang bingung, dia saja sudah bingung hingga pusing sedari tadi pagi karena Hongjoong.

"Entahlah. Kau disini di siksa, kau ingin kabur yaa itu pantas. Tapi kau tau sesuatu?"

Olivia menggeleng, "ada apa?"

"Setelah pindah dari sini, kau akan sekolah lagi" jawab Seonghwa sembari tersenyum samar. Ah, Seonghwa sayang sekali pada Olivia. Dia anak tunggal, jadi dengan adanya Olivia dia bisa menganggapnya adik.

Melihat luka Olivia tadi juga melukai hatinya.

"Tuhkan.. aku keterlaluan.." perlahan air mata Olivia mulai menurun, "tapi Hyejoo gak bisa bohong kalau Hyejoo gak suka disini. Hyejoo kesiksa disini, kak.."

Kepala Olivia yang tadi menunduk perlahan menatap Seonghwa sendu, "kalau misalnya Hyejoo diberi pilihan.. tidak apa-apa kalau Hyejoo terus di siksa asalkan Hyejoo bisa pulang. Hanya 2 hari lalu kembali kesini pun tak apa. Sudah.. 4 tahun? Hyejoo pergi dari rumah. Hyejoo kangen ayah ibu.."

Tak bisa Seonghwa pungkiri bahwa kalau hatinya juga turut sedih mendengar ucapan Olivia. Dulu, awal-awal Seonghwa dengan berani memberi uang yang cukup banyak pada Olivia secara diam-diam agar gadis itu bisa kabur dari rumah sebelumnya. Tapi sayang, itu gagal.

Lalu, tanpa Seonghwa tahu, Olivia menjadi lebih sering berusaha kabur walaupun rencananya selalu gagal dan berakhir kekerasan yang ia dapat. Maka dari itu, Seonghwa cukup kaget dengan luka besi panas di punggung dan lengan Olivia.

"Maaf.. kakak gak bisa bantu kamu"











Olivia hanya menatap seutas tali berwarna hitam pekat yang Hongjoong berikan padanya. Dia tak mau menggunakannya lagi. Mata Olivia perlahan menatap Hongjoong yang masih sibuk dengan laptopnya.

"Ada apa?"

Pertanyaan Hongjoong tak lekas Olivia jawab. Beberapa detik terdiam, lalu menghela nafas, akhirnya tanpa menjawab pertanyaan Hongjoong, Olivia dengan sendirinya memakai tali yang digenggamnya.

"Tidak.." lirih Olivia lalu menyandarkan punggungnya pada kursi mobil.

Hari ini dia akan pindah untuk yang ke 3 kalinya. Dan setiap ia pindah, ia harus memakai tali yang menghalangi pandangannya untuk menatap jalanan.

"Apa perjalanannya jauh?"

"Tidak. Tapi kita akan beristirahat sehari di villa lalu melanjutkan perjalanan"

Mendengar itu Olivia mengangguk. Pun toh kalau mau berhenti sehari ataupun lebih itu tak berpengaruh padanya. Ia tetap tidak tahu dimana.

Ketimbang ia kabur dan berujung tersesat, lebih baik dia ikut Hongjoong saja.

Ah, kenapa pikirannya begitu pendek ketika ia merencanakan usaha kaburnya? Payah

"Kak Seonghwa?"

"Dia sudah sampai disana duluan untuk mengurus sesuatu"

Jika matanya tak tertutup kain, mungkin kini matanya sedikit melebar. Olivia sangat berharap kalau ucapan Seonghwa benar kalau ia akan sekolah lagi.

"Ah seperti itu.."

Setelah itu, sudah tak terdengar suara lagi. Sebenarnya Olivia sedikit bosan. Di hari biasa mungkin dia akan mengajak berbicara salah satu maid. Mendengarkan cerita mereka tentunya. Sejujurnya, Olivia juga ingin bercerita. Ingin merasakan kembali berbicara dengan panjang dan lebar. Tapi sayanganya, Olivia tidak memiliki sesuatu yang dapat ia ceritakan kalau kegiatan sehari-hari sama seperti itu.

"Disana kau akan memiliki teman"

Padahal, mata Olivia sudah terasa berat karena memgantuk. Tapi, karena ucapan Hongjoong, Olivia langsung menegakkan badannya, senyuman kini terukir jelas di bibirnya. Wajahnya ikut berseri.

"Sungguh?"

"Hm.."

Tak menghiraukan jawaban cuek dari Hongjoong, Olivia masih tetap tersenyum. Dia jadi semangat secara tiba-tiba.

Crescent - Loona Ateez Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang