|2| Renjana | hyunjin

116 18 3
                                    

"Ciee, Hyunjin di deketin sama anak arsitektur."

Hyunjin yang barusan masuk ke kelas langsung menatap bingung Lia. Anak arsitektur? Siapa?

"Kamu bicara sama.. aku?" Tanya Hyunjin lalu menunjuk dirinya sendiri. Pasalnya, walaupun mereka sering mendapat kelas yang sama, Hyunjin dan Lia tidak begitu akrab.

"Iya lah, masa sama Hyunjin yang cowo?" Jawab Lia lalu berdiri, menghampiri Hyunjin dan menariknya untuk duduk disebelahnya.

"Anak arsitektur siapa, Lia?"

"Hm? Masa kamu gak tau? Itu Yunho, yang kemarin nganter kamu pulang"

Sontak mata Hyunjin membulat. Tunggu, bagaimana bisa Lia tau?

"Kamu gak usah bingung gitu dong, hehe. Aku lihat kok kemarin.."

"O-oh.. kamu kenal dia?"

Lia mengangguk, "kenal. Dulu pas SD kakak kelas aku"

"Lagi bicarain apa, nih?"

Hyunjin langsung menoleh ke depan, di hadapannya kini ada Heejin yang menatap mereka berdua penasaran.

"Lagi gak bahas apa-apa. Oh, ya, Heejin.. Hyunjin hari ini duduk disini gak papa, kan? Atau kamu juga mau duduk disini" tanya Lia.

"Er.. ga papa sih kalau kalian berdua duduk bareng. Aku bisa sama Soyeon. Tapi.. Hyunjin kita bisa bicara bentar, gak? Aku mau cerita.."

Mendengar itu, Hyunjin mengangguk lalu berdiri. "Nitip tasku bentar ya, Lia"

"Okk"





"Kamu.. kenal dia, gak?"

Kini, Hyunjin sama Lia berada di taman kampus. Untung saja jam kelas mereka akan dimulai sekitar 20 menit lagi.

Hyunjin sedikit mencondongkan badannya, menatap foto laki-laki dengan tangan merangkul bahu Heejin. "Enggak.. kenapa?"

Mendengar jawaban Hyunjin, Heejin langsung menghela nafas lega. "Menurut kamu dia cocok gak sama aku?"

Mendengar itu, Hyunjin mengerutkan dahinya. Sekali lagi, Hyunjin menatap foto laki-laki tersebut.

"Siapa, sih?"

"Jaemin, na Jaemin, hehe"

Hyunjin mengangguk, "cocok cocok aja sih. Udah ah, sebentar lagi mau masuk nih," selepas itu, Hyunjin langsung menarik tangan Heejin untuk masuk ke kelasnya.






"Nah itu, orangnya dateng"

Hyunjin langsung menghentikan langkahnya mendadak, untung saja Heejin tidak menabrak dirinya.

"Yunho?"

Yang namanya disebut, tertawa canggung lalu menghampiri Htunjin.

"Pa-pagi Hyunjin.."

Merasa aneh, Hyunjin ikut tertawa canggung lalu membalas sapaan Hyunjin, "pagi juga Yunho. Ada apa?"

Yunho terdiam sebentar. Sebenarnya.. dia sangat malu untuk menjawab lertanyaan Hyunjin. Sungguh, alasannya atau jawaban sebenarnya sungguh tak masuk akal. Tapi sayangnya, itu kenyataanya.

Karena tak kunjung menjawab, Hyunjin menatap Lia yang sedari tadi menahan tawanya dengan pandangan bertanya.

"Dia cuma mau ketemu sama nyapa kamu, hehe"

Mendengar ucapan Lia, Hyunjin sedikit kaget lalu menatap Yunho. Berharap mendapat jawaban yang lebih dapat ia terima, sayangnya Yunho malah mengangguk.

"Maaf kalau ganggu.. tapi.. gue cuma mau ketemu sama nyapa lo. Hehe"

Merasa lucu, Hyunjin pun tertawa ringan.. "astagaa, repot-repot banget? Kan bisa chat- ah.."

Seketika Hyunjin tersadar dengan ucapannya. Mereka belum bertukar nomer sampai sekarang, bahkan akun media sosial mereka pun saling tak tahu.

"Maaf-maaf.."

Mendengar ucapan maaf dari Hyunjin, sontak Yunho menggeleng cepat

"Enggak-enggak. Yaudah.. gue pamit dulu, ya? Bentar lagi kelas lo mulai jadi..."

Hyunjin masih menatap Yunho, sekarang, dia menunggu lanjutan ucapan Yunho yang terhenti

"...semangat"















"Lia.."

"Iya.."

"Aku ga fokus.."

Mendengar bisikan Hyunjin, Lia berusaha menahan tawanya. Astaga, Hyunjin..

"Kamu kenapa gak fokus?" Selepas dosen mereka keluar, dapat Lia lihat bahwa Hyunjin langsung menyenderkan punggungnya pada kursi lalu menatap lagit-langit kelas.

"Kepikiran kak Yunho, ya?"

Dengan pelan Hyunjin mengangguk, "aku gak pernah dideketin sama cowo serandom dia, serius" balasnya.

"Wkwk, kamu tau gak kenapa tiba-tiba aku narik kamu buat duduk sama aku?"

Hyunjin menggeleng, kini ia sudah duduk tegap sembari menatap Lia. "Enggak, kenapa?"

"Kak Yunho yang minta"

"Tuh kan! Pasti kamu ada hubungannya sama kak Yunho, ngakuuu" dengan sedikit rengekan, akhirnya lia mengaku."iya-iya, kita sepupuan jauh kok. Aku juga gak deket banget sama kak Yunho. Tapi gara-gara dia kenal kamu.. dia nempelin aku mulu, nyuruh aku ada di dekat kamu terus." Jawab lia lalu terkekeh. "Bener ya kata kamu, dia random"

Hyunjin mneghela nafasnya.. dia jadi merasa tak enak dengan Lia sekarang, "maaf deh. Kan bisa ke Heejin aja.. jadinya kamu repot gini, kan"

Lia menggeleng, "enggak sama sekali kok. Lagian..

Heejin kan mantannya kak Yunho"



"Hah??"

Hyunjin langsung menatap lia kaget, "serius? Kok aku gak tau?"

"Yaa mana aku tau? Dulu pas SMA kelas 1 kak Yunho pernah ngenalin pas acara makan malam. Yaa, cuma ada keluargaku sama keluarganya kak Yunho aja sih. Tapi ternyata Heejin putusin, gak tau alasannya apa. Tapi aku yakin banget sih kak Yunho masalahnya. Makanya tadi pas ada kak Yunho, Heejin di belakang kamu cuma diem aja. Malah terkesan bodo amat"

Mendengar penjelasan Lia, hyunjin terdiam. Ah, siapa sih yang gak bakal suka sama perempuan secantik heejin seramah Heejin dan seasik heejin?
Dibandingkan Hyunjin.. Hyunjin jadi insecure sekarang

"Gak usah sedih gitu dong. Mereka kan dah putus. Lihat gak tadi, bahkan pas kak Yunho lihat Heejin dia biasa aja?"

"Tapi-"

"Kak Yunho bukan laki-laki yang pernah nyanyi 'i want to be a fucekboy'. Jadi dia buka fu*kboy, kok"

Crescent - Loona Ateez Where stories live. Discover now