33. Kepala Batu

1.3K 140 11
                                    

Seribu kebaikan akan terkalahkan hanya dengan satu kesalahan.

*****

Zahra telah sadar dari pingsannya. Ia melihat sekitarnya dan tersadar jika ia sedang berada di UKS.

"Eh, Ra, udah bangun.." ujar Amira, salah satu anak PMR yang berjaga di UKS.

"Iya. Kakak gue tadi yang bawa gue kesini kan? Kemana dia?" tanya Zahra celingukan.

"Iya tadi dia disini. Tapi tiba-tiba keluar, gak tau deh kemana," balas Amira.

"Lo minum ini dulu, Ra. Biar lebih enakan," Amira menyodorkan segelas teh hangat kepada Zahra.

"Thanks, Mir," Zahra segera meminum teh hangat.

"Gue keluar sebentar, Ra. Mau nemuin temen gue di perpustakaan," ujar Amira yang hanya dibalas anggukan oleh Zahra.

"Lo bisa gak sih, gak caper sehari aja," ucap Nadien yang tiba-tiba masuk ke UKS.

Zahra terkejut, "Nad..."

"Iya gue. Lo tau gak, gara-gara lo kaya gini, gue jadi dihujat sama anak sekelas karena bagi mereka ini semua gara-gara gue. Emang ya lo, CA-PER," ujar Nadien menekankan kata terakhirnya itu.

Zahra menunduk, ia kembali merasa bersalah kepada sahabatnya itu.

"Maaf," ujar Zahra lirih.

Nadien tersenyum sinis, "lo tuh bisanya nangis, minta maaf, pingsan. Basi!"

"Nad, lo kenapa sih benci banget sama gue? Gue salah apa sama lo sampe lo giniin gue?" tanya Zahra.

"Masih aja munafik," sindir Nadien, lalu ia melangkahkan kakinya keluar dari UKS dan meninggalkan Zahra sendirian disana.

*****

Raga melangkahkan kakinya masuk ke kelas dan menuju ke bangkunya. Muka nya sedikit babak belur karena pukulan keras dari Radit. Tetapi Raga hanya membiarkannya dan tak melawan sedikitpun, karena sebenernya Raga masih menghormati Radit.

"Muka lo kenapa woi?" tanya Fikri saat Raga telah duduk di bangkunya.

"Lo habis berantem lagi? Sama siapa?" tanya Reihan.

Sedangkan Ardan, ia hanya melirik sebentar ke arah Raga dan tak berniat untuk membuka suara meski hanya untuk menanyakan ada apa dengan Raga.

"Kak Radit," jawab Raga singkat.

"Lo berantem lagi sama kakaknya Zahra?" tanya Reihan yang sempat terkejut dengan jawaban Raga.

"Dia yang mukul gue,"

"Pasti gara-gara Zahra lagi kan? Lo emang keterlaluan sih, Ga," ujar Fikri.

"Gue apa dia yang keterlaluan?" ujar Raga sinis.

"Jangan percaya gosip kalo belum tau kepastiannya," sahut Ardan.

Fikri dan Reihan menoleh ke arah Ardan, sedangkan Raga? Tak minat sama sekali.

"Bener tuh kata Ardan. Lo harusnya minta penjelasan dari Ardan atau Zahra," balas Reihan.

"Semua udah jelas," ujar Raga.

"Percuma juga kalo gue jelasin," sahut Ardan.

ZAHRAGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang