ANGELS FROM THE DEEP BLUE

Start from the beginning
                                    

James yang melihat pemberontakan kecil William, segera memerintahkan anak-anak buahnya untuk menuruti apa yang William mau.

Pria-pria itu pun melepaskan William dan membiarkannya terkapar di lantai dengan keadaan yang masih telanjang. Keadaan di mana semakin jelas memperlihatkan bekas-bekas suntikan, memar, dan luka-luka lain bahkan di area intim William. Luka yang seperti tanda kalau mereka pernah melakukan hal-hal buruk terhadap tubuh itu.

William dengan gemetaran lalu menekan permukaan lantai menggunakan kedua tangannya untuk menopang tubuhnya bangkit. Ia tahu ia tak mungkin bisa berjalan dan melawan mereka semua dengan kondisi seperti itu. Namun, ia juga tak ingin terus diposisikan seperti, binatang. Ia manusia, James, persetan dengan pria itu.

William ambruk ke permukaan lantai ketika tangannya yang nyeri karena terlalu lama diikat ternyata tak begitu kuat. Ia benar-benar berada di titik terbawah ketidak berdayaannya terutama saat mengingat faktor lain seperti beberapa tulangnya yang patah, atau efek samping dari obat-obatan yang James dan anak-anak buahnya berikan. Kini pemberontakannya itu justru menjadi seperti hiburan kecil untuk orang-orang di sana yang membuat mereka tertawa.

James berseru kepada pria-pria itu untuk diam. William dapat melihat sesaat kekesalan yang mendadak terpancar dari pria jenius itu. Sepertinya keadaan William yang semakin lemah dan lemah membuatnya sedikit cemas.

Tanpa berkata apa-apa lagi James lalu melangkah mendekatinya, membuat William seketika berusaha menjauh. Namun langkah James yang cepat, membuat ia seperti kijang yang terjerat perangkap. Ia hanya bisa menggeser tubuhnya, itu pun dengan susah payah. William tak bisa sedikit pun menghindar terutama saat pria itu dengan cekatan mencengkram kuat rambutnya.

William mencoba melepaskan cengkraman James. Namun James justru menariknya. Menyeret tubuh William ke arah tabung raksasa itu dengan kasar.

Ia baru melepaskannya ketika mereka sudah berada di sana. Tepat di bawah benda besar tersebut. Ia melempar genggamannya terhadap kepala William hingga membuat pemuda itu terbentur dengan keras. Di sana, ia kemudian menunjukkan apa saja yang terjadi jika William bersikeras tak ingin masuk ke wadah tersebut. Seperti rasa sakit yang akan menjadi berkali-kali lipat saat ekor itu mulai muncul. Atau hal-hal lain yang dapat membuat William makin menderita.

Dan benar, belum sampai semenit ketika James berbicara, William mendadak merasakan pergolakan menyakitkan yang terjadi pada, kedua kakinya. Rasa sakit yang teramat sangat ketika ia juga mendengar sesuatu yang mengalun memenuhi suasana di tempat itu. Sebuah senandung?

'Meree?'

William tiba-tiba kembali pada kenyataan. Tersadar ketika senandung Meree menembus alam bawah sadarnya.

Meree, ia melihat betina itu jelas di hadapannya. Menghapus bayang-bayang James dan semua hal mengenai lab. Ia bahkan tak merasakan lagi sakit di tubuhnya atau ketakutan bercampur amarah yang tadi begitu menguasainya.

'Meree!'

Pemuda itu memeluk Meree cukup erat. Dan meree seketika mencium aroma William perlahan mulai membaik dibanding beberapa detik lalu. Aroma tadi yang biasanya ia dapati dari siren-siren yang tertekan karena mengalami sesuatu, seperti trauma karena kalah dalam pertarungan, atau mungkin mendapat kecelakaan yang membuat mereka kehilangan anggota tubuh.

Betina itu tak berhenti menenangkan William. Ia tak tahu apa yang terjadi dengan pejantan itu, apakah masuk ke lautan membuatnya buruk? Entahlah, ia pun memaklumi kalau William memang bukan berasal dari lautan. Berbeda dengan putranya yang memang telah berubah seluruhnya. Bagaimana pun William masih manusia, dan Meree tak ingin memaksanya.

Meree berhenti bersenandung ketika William akhirnya melepaskan pelukannya. Sesekali betina itu meraung, seolah menghapus pekat dan dinginnya lautan di antaranya dan William.

'...William aku tahu kau merasa buruk. Apa traumamu muncul karena kau masih begitu mencemaskan putramu?...' Tanya Meree ketika sesuatu tiba-tiba melintas cepat di dekat mereka dan menghilang hingga membuat William terkejut.

'...William lihat aku...' Meree memalingkan wajah William ke arahnya.

Sebenarnya, ya. William mengingat segala yang terjadi dengannya karena ia begitu memikirkan Sean. Ia tak ingin hal buruk menimpa Sean jika anak itu tertangkap. Alexa dan teman-temanya begitu menakutkan. Sean pasti mengalami hal yang jauh lebih sulit mengingat ia bukan lagi manusia.

William mencoba melepaskan ekornya yang masih dibelit oleh ekor Meree. Memberi tatapan yang membenarkan semua perkataan betina itu, ia berniat segera kembali ke permukaan untuk Sean. Apapun yang terjadi, putra satu-satunya itu tak boleh sampai tertangkap. Ia tak bisa terus melarikan diri seperti yang Sean ucapkan. Memang apalagi yang harus diperjuangkan untuk hidupnya. Ia telah kehilangan segalanya, ia tak bisa mengembalikan masa-masanya karena ulah busuk Alexa dan temannya James. Ia bahkan tak mendengar berita apapun mengenai neneknya. Maka untuk kali ini, ia tak ingin lagi mereka merusak satu-satunya yang masih ia miliki, yakni seorang putra. William, bagaimana pun Sean tak boleh tertimpa kejadian buruk sama seperti dirinya.

Meree menahan lebih kuat tubuh William yang kini terus mencoba membebaskan diri. Ia tahu William tak mungkin bisa mengalahkannya. Namun, ia juga tahu ini pasti tak menyenangkan untuk pejantan yang ekornya kembali mulai berkilau itu.

' ...William kau ingin pergi membantu putramu? Tapi dia menyuruh kita agar menyelamatkan diri...'

Tak menggubris perkataan Meree yang sepertinya menentangnya. William semakin giat melepaskan sedikit demi sedikit belitan ekor betina itu dengan tangannya yang dihiasi ruam-ruam kemerahan.

'...Baiklah-baiklah, tenanglah. Aku akan melepaskanmu...' Perlahan Meree lalu melonggarkan belitan ekornya. '...Tak apa jika kau ingin kembali untuk putramu. Tapi kumohon, jangan lakukan sendirian. Kau takkan mampu...'

'Apa?'

'...Tadinya aku ingin memberitahumu sesuatu. Tapi aku khawatir kau akan jadi panik dan ketakutan...'

William tak mengerti dengan perkataan betina itu. Dan sekali lagi, sesuatu yang bergerak cepat mendadak melintas lagi di sekitar mereka sebelum menghilang tanpa William sempat melihat jelas sosok apa itu.

'...William...' Meree mencoba mengembalikan fokus lelaki itu. '...Hanya tinggal sedikit lagi sebenarnya kita telah sampai di palung di mana banyak dari kaumku, BERKUMPUL...' Ujar Meree yang pasti merujuk pada sesuatu yang mulai berdatangan itu.

Mahkluk-mahkluk seperti dirinya, yang bermunculan dan mengepung mereka dengan ukuran dan warna ekor berbeda-beda. Bahkan beberapa pejantan mengeluarkan kilau bercahaya di tengah kegelapan.

'...Jangan terlalu terkejut William. Biasanya sebagian dari kami memang berkumpul dahulu di palung-palung sebelum melakukan perjalanan ke igir tengah samudera. Sebagian yang terlambat mendapat pasangan bahkan setelah Purnama ketiga muncul...' Kata Meree. '...Dan sayangnya, mendadak kami mencium sesuatu yang mengancam dari permukaan. Dari tempat.. Alexa? Betinamu...'

Meree mencondongkan diri lebih dekat, sedikit berbisik. '...Jika kau bersikeras ingin membantu putra kita, aku bisa meminta bantuan dari ratusan ekor siren ini untuk menyerang Alexa. Ya, memang betinamu itu memiliki senjata berbahaya seperti sebelumnya, tapi aku yakin bagaimana pun dia tak akan mampu jika kita menyerangnya sekaligus. Kita akan dengan mudah menenggelamkan tumpangannya, menghancurkan perlindungannya, dan bahkan.. Kau bisa memakan habis dagingnya. Bagaimana?...'[]

THEIR MERMAN [COMPLETE]Where stories live. Discover now