I'M HERE FOR YOU

3.6K 309 10
                                    

"BINGGO!" Alexa tersenyum, matanya tak henti memandangi hasil pantauan cctv yang terpasang di bangunan itu. "Gadis itu memakan umpan yang kita berikan. Sepertinya, dia begitu menyukai putraku." Ujarnya.

"Anda beruntung Nyonya." Sahut Jason berdiri beberapa langkah di belakang Alexa. Hampir lima belas menit ia juga ikut memandangi pantauan cctv tersebut terutama ketika Anna menjelajah ke setiap selasar utama gedung itu.

"Mungkin tidak hanya beruntung, tapi Dewi Fortuna benar-benar berpihak pada kita." Alexa berbalik. "Kau tahu Jason? Ini mengingatkanku pada kejadian-kejadian sembilan belas tahun lalu, saat Nathalie Miller, ibunya, juga begitu menyukai William, ayah Sean. Wanita itu begitu gigih mendapatkan hati William. Astaga, tak kusangka ia dan putrinya memiliki selera yang sama."

"Setidaknya selera mereka memudahkan kita Nyonya." Kata Jason.

"Ya, kau benar. Coba pikirkan andai saja gadis ini tidak menaksir berat pada anakku, kita pasti harus mencari cara lain untuk mendapatkannya." Alexa kembali ke monitor-monitor di depannya.

"Dan.. Aku tidak terlalu suka memakai kekerasan. Apalagi pada seorang gadis seperti dia."

"Kau takkan pernah berhasil jika tidak membuang naluri, pria-sejatimu itu Jason." Ledek Alexa. Ia menarik sebuah kursi beroda di dekatnya dan duduk di sana dengan santai.

Awalnya, ia memang sedikit terkejut melihat apa yang tertangkap matanya. Gadis itu, Anna, ya, Alexa ingat benar tentang gadis cilik yang begitu mengidolakannya tersebut. Anak kecil itu sudah tumbuh dengan baik sekarang. Ia cantik dan terlihat menyenangkan, ia memiliki mata dan warna rambut yang sama dengan Nathalie Miller. Dan juga gerak-geriknya itu, cara ia melirik, semuanya tak berbeda jauh dengan penerus tunggal keluarga Miller yang kini menjadi musuh utamanya tersebut.

"Kita akan memberitahu ibunya besok pagi." Ujar Alexa lagi. "Aku yakin wanita itu akan sangat terkejut mendengar kita telah mendapatkan putrinya."

"Nathalie Miller dan Anna sedang dalam hubungan yang buruk Nyonya. Mereka bahkan hidup secara terpisah."

"Anna yang meninggalkan ibunya." Alexa melirik lagi gadis itu. "Anak bodoh. Dia tak tahu seberapa besar Nathalie menyayanginya. Tak kusangka tindakan brutal James padaku saat itu benar-benar memisahkan ibu dan anak ini. Nathalie, ia pasti terguncang sekali saat Anna tak ingin lagi mengakuinya. Aku tahu seperti apa watak wanita serakah itu. Sejak ayahnya meninggal, dia menjadi cukup layak untuk dikatakan sebagai seorang, ibu." Alexa menyilangkan kaki lencirnya. "Yah.. Paling tidak, untuk itulah Nathalie Miller dan ilmuwan bodohnya James takkan berani bertindak melawan kita. Terutama setelah apa yang kita lakukan pada markas utama mereka, laboratorium mereka. Anna, dia adalah sandera yang paling tepat untuk menghadapi pengusaha gila itu." Ia tertawa puas seolah baru saja memenangkan lotre.

Jason hanya tersenyum. "Akan kupastikan semuanya berjalan lancar hingga proyek ini berlangsung besok Nyonya."

"Pastikan saja gadis itu tidak akan pernah meninggalkan gedung ini, maka semua akan beres."

"Baik Nyonya."

"Dan untuk pemuda yang datang bersamanya itu, Kyle Thompson?"

"Ya, Kyle Thompson."

"Oke, kuharap kau juga bisa menanganinya. Aku tak ingin dia mengacaukan apapun. Kau tahu apa yang sudah kita lakukan pada orang-orang James Brenner di laboratoriumnya kan? Kita bisa lakukan juga pada bocah itu. Buat dia, segera menghilang!"[]

******

Ruangan itu tak sebrapa terang, cukup redup terutama saat Anna melangkah lebih jauh ke dalam, mendekati kubus raksasa tersebut. Hanya cahaya hijau dari setiap pinggiran kacanya saja yang bersinar seakan menyoroti mahkluk itu lumayan terang. Mahkluk yang, kini sedikit lebih tenang saat menyadari kehadiran Anna.

"Ya Tuhan, ini benar-benar..-" Anna tertegun hingga tak bisa melanjutkan kata-katanya. Entahlah, ia tak bisa memungkiri perasaan takjub yang menyelimutinya. 'Siren nyata?!' Ia merasakan gejolak di alam sadarnya, wajahnya berbinar sementara matanya berkaca-kaca. Sialan! Ia menyadari ia tak seharusnya melakukan itu. Ia tak ingin menangis, haru, bahagia karena mahkluk yang harusnya bebas di lautan kini malah terkurung dalam aquarium persegi tersebut. Mahkluk yang ia duga-duga sebagai penghuni asli laut dalam. Sosok yang, sebenarnya tak pernah ia yakini ada.

Dengan seksama ia memperhatikan tubuh menyeramkan tersebut yang kini begitu dekat. Ia memperhatikan setiap detailnya, sirip-siripnya, guratan-guratan kasar di kulit binatang tersebut, insang yang terdapat di lehernya, dan wajah mengerikan yang terdapat banyak taring itu. Anna memperhatikan semuanya. Sangat jelas, sangat nyata.

Pikirannya menjelajah lebih jauh. Banyak sekali pertanyaan yang muncul mengenai apa yang dilihatnya tersebut. Oke, tempat ini memang benar markas pria itu, James Brenner, orang yang begitu terobsesi dengan duyung-duyung hingga melupakan sisi kemanusiannya tersebut. Dan, ia sudah mendapatkan apa yang ia mau. Duyungnya, siren yang ada di depan matanya ini. James sudah memilikinya, lihat? Jelas ini bukan hasil uji cobanya seperti yang dilakukannya pada Sean. Ini Siren nyata, mermaid atau merman nyata, mahkluk ini bukan hasil rekayasa dari ilmuwan tak waras seperti dia. Anna bisa merasakan kalau mahkluk itu, bukanlah manusia. James Brenner telah mendapat apa yang ia mau, apa yang menjadi impiannya seumur hidup. Lalu, di mana Sean? Di mana pria itu menyembunyikan Sean? Ponsel Kyle tak bisa lagi terlacak di mana posisi detailnya. Benda itu seolah lenyap saat ia memasuki gedung ini. Anna benci mengakuinya, tapi ia benar-benar kehilangan jejak Sean.

Mahkluk bersirip tersebut mengibaskan perlahan ekornya, berenang sedikit lebih tinggi. Sean, ia berhenti meronta dan meraung di dalam penjara kaca itu. Gadis itu seketika melenyapkan amarah dan rasa sakitnya. Ia merasa memiliki peluang untuk lolos dari semua ini, dari cengkraman ibunya, Alexa. Dan seakan tahu apa yang dipikirkan Anna, Sean akan memberi tanda apapun kalau mahkluk mengerikan di depan gadis itu adalah dirinya, Sean Alex, lalu berharap mereka memiliki sedikit keberuntungan untuk selamat dari tempat busuk ini.

Namun, damn it! Sean segera memungkiri pemikiran itu. Ia tahu ini tak mungkin. Anna bisa saja terluka, Alexa bukan tandingan gadis itu. Ibunya bisa saja berbuat lebih buruk padanya terutama saat teringat kalau Anna, adalah putri dari Nathalie Miller, musuh utama Alexa.

Ia tahu Anna tak seharusnya berada di sini. Apakah ini siasat lain dari ibunya? Sean ingat ketika Alexa merampas ponselnya di mobil saat perjalanan mereka kemari, saat wanita keji itu melarangnya untuk menghubungi siapapun, apakah ia sengaja memancing gadis itu untuk datang kemari? Setidaknya Sean bisa menebak kalau Alexa telah mengamatinya sejak lama, termasuk saat keluarga Thompson menolong dan merawatnya. Anna, Sean tak menyangka ibunya menjadikan gadis itu sebagai target kedua setelah dirinya untuk menghadapi Nathalie Miller.

'...PERGI!... '

Pemuda itu berbicara dengan suara keras. Ia ingin gadis itu cepat-cepat angkat kaki dari tempat ini selagi ia bisa. Namun hanya raungan menyeramkan yang keluar dari mulutnya. Raungan yang justru membuat Anna terkejut dan takut. Sean melihat wajah gadis itu seketika memucat. Astaga, dia tak ingin membuatnya ketakutan, tapi, shit! Ia tak bisa melakukan lebih dari ini. Ia tak bisa melakukan apa-apa bahkan sekedar berbicara sepatah kata pun.

"Ma-af, aku tidak ingin mengganggumu." Ujar Anna tampak menyesal. Ia mundur beberapa langkah. Jelas ia tak mengerti apa yang dimaksud oleh Sean, bahkan hanya untuk mengenali siapa sosok menyeramkan di balik aquarium raksasa tersebut. Sean sendiri tak tahu bagaimana ia harus menyampaikan ini, ia tak tahu bagaimana agar gadis itu tak terlibat dengan kegilaan ibunya, ia tak tahu bagaimana caranya ia bisa, menyelamatkan Anna.

Anna hampir beranjak meninggalkan ruangan, kembali ke tempat di mana Rachel dan Kyle berada ketika beberapa orang tiba-tiba memasuki ruangan itu. Jason, dan dua pria berbadan besar di belakangnya. Pria-pria yang sebelumnya, berhasil melumpuhkan Sean di hadapan William.

...


THEIR MERMAN [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang