Bagian. 66

7.6K 554 73
                                    

_HAPPY READING_

Suara lantang dari arah pintu utama terdengar.
Seorang pria muda dengan pakaian jas Formal berdiri di ambang pintu dengan muka merah padam menatap murka kearah valen yang sekarang sedang meniup ujung pistol sehabis menembak astrid.

"APAAA YANG KAMUU LAKUKANN HAH!!" Bentak lelaki itu. Valen menatap Amarillo bengis lalu dengan entengnya Valen tersenyum sinis.

Tak lama Valen menjawab.
"Aku ingin membunuhnya!" Jawab Valen dingin. Amarillo menatap murka Valen dengan sekali tamparan di pipi Valen membuat Valen tersungkur.

Amarillo menelpon seseorang.
Dan ketika ia selesai menelopon ia segera menghampiri Valen lalu mengambil sebuah rotan yang tergeletak di lantai lalu memukuli Valen menggunakan rotan tersebut.

Valen hanya terdiam dan menatap Amarillo tajam. Tanpa ada sedikitpun ringisan yang keluar dari mulutnya.

Dengan kasar Amarillo mendorong tubuh kecil Valen hingga menabrak tembok..

"DASAR ANAK GAK TAU DIRI!! KAMU APAKAN ASTRID HAAHH!!" Bentak Amarillo murka sambil menjambak rambut Valen.

Valen berdecak kesal. "Tentu saja membuat dia merasakan apa yang Mamah rasakan! Tapi itu belum seberapa! Sampai aku melenyapkanya!" Desis Valen Tanpa rasa takut sedikitpun.

"BOHONG!! MANA MUNGKIN ASTRID MELAKUKAN ITU DASAR ANAK BODOH!! DIA KESINI KARENA INGIN MEMINTA  MAAF KEPADA IBUMU!!" Bentak nya lagi..

Tak lama terdengar suara Astrid yang terbatuk lemah membuat fokus Amarillo teralihkan. Amarillo menghampiri astrid.

Sedangkan Valen tersenyum pedih karena papahnya lebih peduli kepada wanita ular ketimbang mamahnya.

Valen berjalan menghampiri tubuh mamahnya yang sudah tergeletak kaku.
Tanpa Tangis, Tanpa teriakan,tanpa bicara sepatah kata pun Valen mengangkat kepala mamahnya dan di bawanya ke pangkuanya.

"Amarillo di-a akkh.. Ga-dis ib-lisshh.. Di-a de-nga-n k-eja-m huhuk.. Men-embak aakhhh..ibu nya sen-diri! Da-n se-telah huhuk..itu di-a men-embakku akhhh!" Ucap Astrid dengan nafas yang terputus putus. Terbatuk dan menjerit kesakitan merasa sakit dan sesak di bagian Dada yang tadi sempat tertembak oleh Valen.

Amarillo menatap Astrid terkejut.. Lalu mengarahkan tatapanya kepada Valen yang menatap wajah mamahnya yang terbaring kaku dipangkuanya.

Barkkk...

Amarillo melemparkan guci ke arah kepala Valen.. Valen hanya diam walaupun sekarang darah sudah bercucuran di kepalanya.

Amarillo menarik valen lalu menyeretnya kearah tangga.
Tanpa memberontak Valen mengikuti Amarillo. Di wajah gadis tersebut tak menunjukan raut ketakutan,bahkan kesakitan.

VALEN IS THE QUEEN AND THE SECRET [#BOOK 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang